BAB 2 Good News and Bad News

1.2K 111 0
                                    

Malam minggu Aika sudah menunggu untuk melewatkan malam minggunya bersama orang yang Ia sukai. Calon Tunangannya, meski mereka dijodohkan namun Aika menyukai Bram sejak kali pertama bertemu. Lelaki mapan dan tampan, CEO Alexander Corp itu, Kedua orang tua mereka sepakat untuk menjodohkan keduanya dn tak ada penolakan dari Bram maupun Aika.

Meski dingin namun Ia merasa Bram selalu berusaha untuk meluangkan waktunya untuk Aika, seperti saat ini Aika sedang menunggu Bram yang akan menjemputnya. Mereka berencana untuk berjalan-jalan sebentar.

Satu yang Ia syukuri menjadi bagain dari keluarganya adalah dipertemukan dengan Bram. "Cie malam mingguan" ucap Jasmine namun dibals dengan senyuman oleh Aika. Ia memang tak dekat dengan Jasmine meski ada yang bilang intuisi saudara kembar itu ada dan biasanya dekat. Aika bisa dikatakan iri dengan Jasmine yang memiliki segalanya, maka dari itu untuk mengurangi rasa irinya Aika memilih untuk menjauh.

Suara klakson mobil membuat Aika sadar bahwa Bram sudah datang seperti biasa Bram memang jarang masuk kerumahnya. "aku pergi dulu ya" Aika pamitan pada Mama dan Papanya

Ia berjalan dengan riang dan memasuki mobil Bram "Maaf lama" ucap Aika yang dibalas deheman saja oleh Bram. Aika tersenyum karena sudah biasa baginya. Diawal –awal bahkan Bram tak menanggapinya.

"kita mau kemana?" Tanya Aika membuka percakapan

"Mall" jawab lelaki itu singkat

Lagi-lagi hanya suara music yang mengalun membuat Aika ingin membuka mulutnya namun melihat ekpresi Bram yang seperti tak ingin berbicara dengannya membuat Aika memilih untuk menutup mulutnya rapat sebelum Bram membentaknya karena terlalu banyak bertanya.

Mereka berjalan dengan Aika mengekori Bram, lelaki itu mengajaknya ke sebuah restaurant susi, Lelaki itu memesan tanpa menghiraukan Aika bahkan tak berusaha membuka mulutnya. Ia sibuk dengan gadget dan beberapa kali menngangat telpon dari kantor. Padahal ini weekend. Jika saja mereka pacaran normal Aika pasti sudah protes sejak tadi.

Makanan datang, Aika hanya memesan minuman karena Ia alergi dengan seafood.

"Kamu tak makan?" tanya Bram

Aika tersenyum mendengar Bram bertanya kepadanya. "Aku alergi seafood"

Bram hanya mengangguk dan memakan susinya dalam diam. Lagi-lagi Aika tersenyum miris. Awalnya Ia banyak berharap perjodohan ini berhasil namun melihat Bram yang tak terlalu menanggapinya membuat Aika kembali berfikir. Aika lebih memilih untuk sakit sekarang daripada nanti ketika hubungan mereka sudah jauh, pernikahan misalnya.

Aika mengaduk-aduk minumannya tanpa minat.

Suara deringan ponsel membuat Aika terpejat. Ia menatap Bram yang nampak menatapnya "Aika saya harus kekantor ada urusan penting" lelaki itu meninggalkan beberapa lembar uang yang lebih dari pada cukup untuk membayar makanan mereka.

Bram meninggalkan Aika yang masih terbengong dan sedih. Jarak rumah dan mall lumayan jauh. Aika membuka dompetnya tinggal selembar sepuluh ribuan, Taxi tak akan cukup, ojek pun sama.

Ia turun dengan gontai, kemudian berjalan hingga menemukan anggot. Aika masuk kedalam Angkot.

Matanya menerawang, Apa yang harus Ia lakukan, Kenapa sepertinya semua tak berjalan dengan baik. Hidupnya, karirnya dan bahkan kisah cintanya. The more I try and the less is not working.

Matanya tanpa sengaja menatap mobil yang familiar di dipinggir jalan. Mobil milik Jasmine, namun perempuan itu tak sendiri. Deg! Ternyata urusan penting Bram adalah saudra perempuannya. Aika kamu seharusnya nyadar, mana mungkin Bram suka sama kamu sedangkan dihadapannya ada seorang wanita yang sempurna. Bahkan Bram tanpa khwatir meninggalkannya di mall demi Jasmine.

Air matanya menetes, dadanya terasa sesak. Ternyata semenyakitkan ini. Aika merasa luka di hatinya semakin menganga. Ada rasa pengah dan pedih disana bahkan nafas Aika rasanya sesak. Ia memukul mukul dada kirinya. "Bang berhenti" ucap Aika

Ia kemudian menyerahkan selembar sepulu ribuan pada sang kernet. Aika memutuskan untuk berjalan, matanya tanpa sengaja menatap taman yang cukup sepi karena memang masih siang.

Aika duduk sejenak, tetesan air matanya masih terus mengalir. Seorang anak kecil mendatangi nya dan memberikan Aika sebuah permen kapas.

"Kakak nangis? Kalau aku nangis biasanya mami kasih ini"

"Makasih anak cantik, nama kamu siapa?" Aika menerima permen kapas berwarna pink itu

"Aku Meisya ate" ucap gadis kecil itu

Gadis 24 tahun itu langsung mengunyel Meisya gemas "aduh Ate, jangan gituin sya dong" pekiknya kesal membuat Aika makin tertawa.

"Ayo makan mennya Ate" ajak Mesiya

Mereka duduk berdua sembari meninkmati permen kapas itu. Perasaan Aika seketika membaik, Ia kembali tersenyum.

"Yeiy berhasil, Ate udah gak sedih lagi. Kalau gitu Sya ke sana dulu ya" ucap gadis itu

Aika hanya mengangguk, Ia menatap punggung kecil Meisya.

Ting

Bunyi notifikasi di handphonennya. Mata Aika membulat kalam melihat sebuah email dari Custodian Corp masuk untuknya.

Dengan menghembuskan nafas, Aika kemudian pelan –pelan membuka dan "aku diterima" gumam Aika masih tak percaya. Perusahaan sekelas itu menerimanya dan Ia resmi menjadi salah satu bagian dari Cutodian Corp Marketing Staff.

Ia menatap layar handphone, berkali-kali Ia memastikan. Dan benar Ia diterima. Tapi tungu! Ini benar kan dari email resmi kantor tersebut. bukannya sekarang sabtu? Mungkin kantor besar memiliki sistem berbeda sehingga tetap bisa melakukan pelayanan di weekend.

Dengan semangat Aika berjalan menuju kerumahnya. Wajahnya berbinar. Ia bahkan melupakan pasal Bram dan Jasmine yang ternyata mengenal dan bahkan dekat dibelakangnya mereka biasanya didepan keluarga mereka bersikap sekan tak saling kenal.

Aika menaiki tangga rumahnya dengan bersemangat. Ia mengeluarkan beberapa setelah kerja yang lama Ia tak pernah Ia gunaka dan kali ini Ia akan menggunakannya. Aika menyusunya mempersiapkan hari pertamanya untuk bekerja.

Ia mengeluarkan notebook dan mencatata hal hal yang akan Ia kerjakan di hari pertama bekerja. Menjadi staff marketing bukanlah hal yang buruk ditambah saat PPL Ia memang memilih bagian marketing sehingga cukup fit untuk Aika ditambah Aika lumayan peka dengan trend untuk menarik minat orang-orang.

Aika merebahkan tubuhnya di kasur. Untuk pertama kalinya Aika Cantika menatikan senin tiba, Ia berharap ini awal yang baik untuknya. Tangannya kemudian meraih ponselnya untuk menghubungi Bram tentang pekerjaannya namun Ia urungkan mengingat lelaki itu akan acuh dan tak perduli, jadi Aika memilih untuk diam. Aika juga tak akan memberi tahu keluarganya sebab mungkin bagi mereka pekerjaanya hanya staff bawahan dengan gaji kecil.

Tidak, Lebih Baik Aika menyimpan untuk dirinya sendiri dulu. Aika sudah berencana untuk ngekos dekat dengan kantor krena rumahnya memang jauh degan kantor tempatnya bekerja.

Ia terpejat, Ia langsung memasuki pakaian dan beberapa hal yang Ia butuhkan. Ia sudah bertekad untuk hidup mndiri dengan ngekos meski akan ditentang habis-habisan oleh kedua orang tuanya namun tak ada slaahnya bahkan Jasmine dan Devano sudah memiliki apartment pribadi mereka sejak kuliah bukan.

Pss...Typo everywhere

sorry, Aku selalu malas ngedit :D

US (Story between you and me)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang