BAB 17 Anak Ibu

1K 103 0
                                    

Andrew awalnya ingin menyeret Aika mengikutinya kekamar perempuan itu namun sepertinya Andrew tak tega mengingat kondisi Aika yang mengandung. Ia akhirnya memilih menggendong Aika dengan bridal style. Ia bahkan mengabaikan mertuanya yang kelihatan ingin tahu.

Sampai di kamar Andrew menurunkan Aika, "Ganti pakaian" ujarnya datar sambil memeberikan sebuah dress longgar pada Aika.

Mata Aika melotot melihat dress yang berada di tangan Andrew , Ia menggeleng seumur-umur Ia tak pernah memakai dress jika bukan hal-hal tertentu. "Gak mau"

"Pake sendiri atau saya yang pakein?!" ujar Andrew

Aika menenguk ludahnya sendiri, Ia menatap penampilannya yang cukup sopan. Ia memakai kemeja panjang dan boyfriend jean. Tidak ada yang aneh tapi kenapa Andrew seperti tak menyukai penampilanya.

"mulai besok, kamu pakai celana degan pinggang karet dan kalau dirumah mendingan pake dress atau daster" ujar Andrew membuat Aika bergidik ngeri membayangkan dirinya menjadi bagian ibu-ibu berdaster itu.

"Saya ga punya" ujar Aika mencari alasan

"saya belikan bahkan sampai tokonya" ujar Andrew membuat Aika mencibir.

Andrew kembali berujar "Jangan mengalihkan pembicaraan, pake atau saya yang pakein?"

Dengan kesal Aika mengambil dress yang Andrew serahkan, Ia memasuki kamar mandi dengan tak rela dan menggangti pakainnya. "sudah! Puas kamu" ketus Aika

"kamu cantik" ujar Andrew

Aika mendengar itu pipinya memerah, bukannya Aika sudah pernah bilang Ia akan memerah ketika dipuji cantik.

Melihat pipi Aika yang bersemu membuat Andrew kembali tersenyum, Ia mendekati Aika "Jangan marah please, saya melakukan itu untuk menjaga kalian. dua malaikat saya. Saya gak mau kalian kenapa-napa" ujar Andrew sembari memeluk Aika erat kemudian mengecup kening Aika berkali-kali.

Aika mematung merasakan detak jantung Andrew, mendengar ucapan lembut Andrew membuat Aika hanya bisa menganggukan kepalanya. Cih! Dia lemah sekali, bahkan kesal Aika pada Andrew lenyap entah kemana karena pelukan lelaki itu.

Andrew mengamit tangan Aika dan membawanya kembali keluar kamar. Ia tak enak karena mertuanya menunggu mereka di meja makan untuk makan siang.

"Ma.. Pa" sapa Andrew

Sang mertua tersenyum, Andrew sudah sering berkunjung kesini selalu saja sepi hanya ada kedua orang tua Aika karena Devano kakak sulung Aika memilih tinggal di apartment dan jarang pulang. Andrew bertemu lelaki itu hanya beberapa kali. Sedangkan Jasmine saudara kembar istrinya, Andrew belum pernah bertemu karena menurut info dari Aika Jasmine sedang berada di Milan dan sulit dihubungi.

"Ma, kak Jasmine kapan pulang sih?" tanya Aika, meski mereka hanya berjarak beberapa menit saja, Aika sejak kecil tetap memanggil Jasmine dengan embel-embel kakak.

"entahlah, sulit sekali dihubungi. Mungkin jadwalnya sibuk" ujar Maya

Aika hanya mengut-mangun nanti Aika akan meneror Jasmine. Aika kemudian mengambil piring dan makanan yang Andrew sukai dan menyajikannya untuk sang suami. Melihat reflek Aika tersebut membuat Maya tersenyum, Ia tak menyangka putrinya kecilnya sudah dewasa. Ada seorang yang menjaganya sekarang, Maya bisa melihat tatapan memuja Andrew untuk Aika bahkan saat Aika makan Andrew nampak tak bisa mengalihkan tatapannya dari Aika.

Mereka makan dengan hening sesekali suara dentingan sendok beradu. Aika hanya mengaduk-aduk makanannya, tiba-tiba selera makannya hilang, Ia menatap makanan Andrew yang tiba-tiba sangat nikmat. Menyaadari tatapan Aika, Andrew menoleh.

"Mau disuapin?" tanya Andrew

Aiak dengan semangat mengangguk, namun Maya menengur Aika, "Makan sendiri Aika, kamu udah besar masa masih disuapin sama suami lagi, malu nak" ujar Maya

Aika menatap Andrew berkaca-kaca, "kamu malu suapin saya?" tanya Aika

Andrew menatap Maya "Tidak apa-apa ma, saya senang menyuapi Aika"

Mendengar ucapan Andrew, mata Aika kembali berbinar dan memberikan tatapan mengejek pada mamanya. Melihat kelakuan Aika Andrew mengacak rambut sang istri.

"Ayo makan"

Dengan telaten Andrew menyuapi Aika makan, sesekali menyuap untuk dirinya. Melihat itu lagi-lagi Dermawan dan Maya tersenyum.

"Aku udah kenyang" ujar Aika kemudian meminum air putihnya

Andrew mengangguk kemudian melanjutkan makannya, Ia mengambil lauk yang berada di piring Aika yang tadi hanya diaduk oleh Aika. "eh Nak Andrew, ambil yang ini saja, itu udah bekas Aika" larang Maya

Andrew menggeleng "mubasir Ma, toh juga tadi Cuma diaduk-aduk sama Aika"

Fix! Maya sudah memutuskan bahwa Andrew adalah menantu favoritnya. Tunggu! Tentu sjaa. Ia baru hanya mempunyai satu menantu dan itu Andrew. Maya hampir tekikik dengan pemikiran bodohnya.

Mereka sudah menyelesaikan makannnya, Andrew dan Aika serta kedua orang tua Aika nampak sudah duduk bersantai disofa ruang tamu. Aika seperti biasa bersandar manja dengan Andrew, Ia mengantuk ditambah Andrew yang tak henti-henti mengelus kepalanya sayang.

"Ma. Pa" panggil Andrew membuat Aika yang tadi hampir memjamkan mata membuka matanya penasaran

"Saya Cuma mau bilang selamat buat kalian" ujar Andrew

"Hah?" Dermawan dan Maya bingung

"Selamat untuk?" Tanya Dermawan akhirnya

Andrew tersenyum kemudian mengelus perut Aika "Selamat karena akan segera menjadi Oma dan Opa" ujar Andrew

Untuk beberapa saat Dermawan dan Maya terbengong. Sampai akhirnya "Apa? Kamu serius?"

"Tunggu kalian menikah baru seminggu loh" ujar Dermawan was-was dan ingin mengajar Andrew jika benar Andrew sudah berinvestasi di rahim anaknya sebelum mereka menikah.

"aduh Pa, itu artinya Andrew tokcer" ujar Aika kemudian menjelaskan penjelasan yang dokter berikan. Dermawan hanya mengut-mangut mengerti hampir saja Ia baku hantam dengan menantu keayangan istrinya ini.

Andrew diam dan membiarkan Aika menjelaskan seperti yang dokter jelaskan, karena kemungkinan Aika hamil sebelum pernikahan itu memang benar adanya. Andrew merasakannya namun Ia memilih untuk tak menceritakannya pada siapun. Cukup dirinya dan mungkin nanti Aika yang tahu.

Mertua perempuannya tiba-tiba berpindah menuju kesamping istrinya, mata perempuan itu berkaca-kaca. "kok nangis sih ma, kayak Andrew aja" ujar Aika membuat Andrew malu karena sikap konyolnya di bongkar secara tak lagsung oleh istrinya.

"Andrew nangis?" Tanya Maya yang melupakan tangisannya dan tertarik pada cerita anaknya

Aika mengangguk dengan semangat tak perduli yang dibicarakan berada didepan matanya "Iya ma, masa waktu dari dokter suami aku nangisnya kejer banget terus sampai matanya merah" ujar Aika semangat.

Andrew awalnya sedikit kesal namun perasaanya menghangat saat mendengar Aika menyebut dirinya sebagai "suami aku" astaga. Aika mengakuinya sebagai suami dengan wajah berbinar , Aika bangga karena menjadi istrinya? Diam-diam Andrew tersenyum sembari mendengar setiap kata yang terujar dari mulut Aika terdenagar manis ditelinganya ditambah Aika yang selalu menyelipkan kata-kata diamana Ia bangga pada Andrew.

Maya mendengarkan itu dengan mata berbinar, rasa favoritnya pada Andrew bertambah berkali-kali mendengar ucapan anaknya.

Aika kemudian berbisik pada Andrew "gimana, Aku pinterkan promosiin kamu biar gak dicurigai oleh Papa lagi" ujar Aika

Senyum Andrew tiba-tiba memudar, ternyata Aika hanya mnegalihkan pemikiran ayahnya tentang kehamilan Aika yang mungkin terjadi sebelum pernikahan.

"tapi yang saya katakan benar adanya kok" ujar Aika kemudian membuat senyum Andrew kembali mengembang.

US (Story between you and me)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang