BAB 24 Who is she?

973 95 0
                                    

"Who are you?"

Aika memutar bola matanya malas melihat wanita ini, Ia hanya tersenyum "Devano's little sister" ujar Aika

Kemudian diseberang krasa krusuk, Aika menyadari ruangan wnaita itu berada adalah ruangan milik suaminya. Mendadak Ia kesal dengan lelaki itu, kalau dihitung wanita itu betah sekali berada diruangan Andrew, sejam sudah dan tak ada tanda-tanda wanita itu keluar membuat gossip semakin menyerbak dan membuat Aika makin kesal.

"dia siapa kak?" tanya Aika tanpa suara

Melihat wajah kesal adiknya Devano malah tertawa "tenang saja, dia teman kakak dan Andrew dulu saat masih kulih di London" ujar Devano

Aika menyengitkan dahinya, Ia tak pernah tahu bahwa kakaknya dan Andrew bersahabat. Devano tak pernah cerita bahkan Andrew juga. Padahal saat lamaran Andrew bertemu dengan Devano, mereka malah seperti seorang yang tak saling mengenal "Kakak temenan sama Andrew?"

"Sahabatan malah, satu geng" ujar Devano dengan mulut sedikit penuh karena memakan spagettinya.

Aika hanya mengangguk kemudian kembali menatap layar ponsel Devano "Kakak ada perlu apa? Kak Dev lagi makan di cafeteria" ujar Aika

"suruh Devano tunggu disana, aku dan Andrew akan turun untuk makan siang" ujar wanita itu sedikit bossy. Aika memutar bola matanya malas. Ia mematikan sambungan dan mengembalikan ponsel ke kakaknya. Selera menontonya hilang karena wanita itu.

"sudah jangan cemberut , jelek" ujar Devano semari mecubit pipi Aika yang makin cubby

"Hmm" sebuah deheman membuat kemesraan kakak adik itu terinstrupsi. Aika menatap lelaki didepannya dengan pandangan menyelidik.

"ada apa Bram?" tanya Aika bingung, untuk apa Bram datang menemuinya. Bukannya masalah antara Bram dan Jasmine sudah clear bahkan menurut cerita Jasmine mereka sudah resmi berpacaran.

"Bisa bicara sebentar?" tanya Bram yang dibalas anggukan oleh Aika. Ia meminta izin pada kakaknya terlebih dahulu, setelah Devano mengangguk Aika kemudian meninggalkan kakaknya dan mengikuti Bram untuk berbicara di cafeteria sebelah yang sedikit kosong, hanya berbatas dinding kaca sehingga Devano bisa mengawasi mereka berdua.

Bukan apa-apa, Ia hanya waspada karena Ia tahu Jasmine menjalin hubungan dengan Bram. Ia tak mau kedua adiknya disakiti oleh lelaki manapun itulah sebabnya sebisa mungkin Devano bersikap agar tak menyakiti wanita manapun. Ia percaya karma, what goes around , that comes around.

***

Aika terdiam didepan Bram, rasanya awkward, biasanya dulu Ia selalu mengaharapkan hal ini namun sekarang terasa biasa saja padahal dia duduk didepan Bramastya Alexander, lelaki yang pernah ia sukai.

"What just happened Bram?" Tanya Aika santai karena baginya Bram adalah kakaknya sekarang, Bram adalah calon suami dari Jasmine kakak kandungnya jadi secara tak langsung Bram adalah kakaknya juga bukan?

Bram menatap Aika dalam, ada sedikit penyelasan kenapa Ia dulu bodoh lebih melirik Jasmine yang bersinar daripada Aika yang diam-diam memiliki cahayanya sendiri. Ia akui, Aika sekarang semakin cantik ditambah pipinya yang semakin cubby membuat Bram sadar tak sadar ingin mendaratkan tangannya disana.

"emangnya saya gak boleh berbincang dengan kamu sejenak" ujar Bram membuat Aika menatapnya aneh

Aika kemudian terkekeh, "pasti lagi galau ya, berantem sama kak Jasmine bukan?" tanya Aika dengan nada menggoda

Bram ikut terkekeh, padahal apa yang Aika ucapkan tak terlalu lucu namun melihat tawa Aika spontan saja Bram ikut tertawa. "kamu ternyata lucu kalau enggak canggung"

"baru nyadar, nyesel kan?" Tanya Aika sembari menyanyikan salah satu lirik lagu yang sempat viral.

Bram malah tertawa mendengar suara sumbang Aika, "Kalau boleh jujur, suara kamu kurang enak didengar" ujar Bram

Aika malah berenggut "udah-udah, mau ngapain kamu kesini?" Tanya Aika galak, Ia kesal pada Bram yang sama seperti Andrew, lelaki memang sama saja!

Tawa Bram seketika berheti, Ia menatap Aika "Saya menyesal" ujar Bram

Aika tak mengerti apa yang lelaki itu ucapkan "menyesal kenapa? Jangan bilang kamu menyesal datang kesini dan ngomong sama saya" cerocos Aika

"Bukan" ujar Bram

"Lalu?"

"Kenapa saya buta dan lebih memilih Jasmine dari pada kamu" ujar Bram membuat Aika tertegun.

Aika menudian tersenyum menatap Bram, Ia tahu lelaki itu pasti tak sungguh dengan ucapannya, Ia tahu Bram dan Jasmine pasti sedang ada masalah sehingga lelaki itu sampai segalau ini "

"Saya yakin kamu gak serius dengan ucapnmu" ujar Aika

Bram menatap Aika lagu "sejak awal Jasmine adalah pilihanmu, Saya bisa melihat pandangan cinta dan binar matamu saat membicarakan Jasmine, saat menatap Jasmine. Kamu tak bisa membongi saya" ujar Aika

Bram termenung "benarkan?" gumamnya

"terkadang, kita memang kita bimbang terhadap suatu hal yang kita jalani dan membandingkannya dengan masa lalu kita, contohnya kamu membandingkan saya masa lalumu dan Jasmine orang yang saat ini bersamu. Tentu saja, kamu merasa saya lebih baik saat kamu bertengkar dengan Jasmine karena kamu tak tahu betapa menyebalkannya saya, kamu tak tahu betapam cerobohnya saja, berapa keras kepanya saya" ujar AIka

Bram menyengitkan dahi, Aika keras kepala? Bahkan selama mereka pendekatan Aika begitu penurut dan tak banyak protes berbeda dengan Jasmine, terkadang Ia merasa tak dihargai oleh wanita itu.

"Bram, saya tahu kamu saat ini kalut karena mungkin Jasmine melukai harga dirimu sebagai lelaki, hal yang mungkin tak pernah saya lakukan selama ini namun ada baiknya kamu bicarakan dengan Jasmine, coba berbicara dengan terbuka, saling menghormati dan menghargai, saya yakin kekuatan cinta kalian lebih besar dari kekecewaan karena tak dihargai" ujar Aika

Bram termenung, benar yang Aika ucapkan. Ia terlalu egois dan Jasmine pun begitu. Ia terlalu tak bisa menerima kekurang Jasmine. Seharusnya Ia paham dan mengerti, tiba-tiba Ia merasa malu dengan apa yang sempat Ia pikirkan dan ucapkan.

"maaf, tolong lupakan apa yang sudah tadi saya katakan" ujar Bram membuat Aika tersenyum mengangguk

"apapun untuk calon kakak ipar" Ia terdiam sejenak "Btw, kalau Jasmine ngambek sogok pakai makanan enak, beuh dijamin luluh" ujar Aika

"benarkan? Saya pikir Jasmine lebih tertarik pada perhiasan atau baju malah, pantas saja saya belikan dia berlian dia tetap marah kepada saya" ujar Bram terkekeh

"nanti dari sini belikan dia soto didepan SMA Bhakti Husada, itu Favoritnya Jasmine. Ditambah kata-kata lembut minta maaf" ujar AIka

"Thanyou infonya, tidak salah saya mendatangi kamu" ujar Bram

Aika tersenyum bangga "Aika gitu loh, tos dulu kalau gitu" ujar Aika mengajak Bram bertos ria, lelaki kaku macam Bram malah tersenyum bodoh melihat aksi heboh Aika

"Hmm" ujar seseorang membuat Aika menoleh

"sepertinya obrolan kalian seru sekali" sindirnya sinis

Aika menelan ludahnya, Ia sampai lupa. Tadi Ia bermaksud untuk buat teh bukan ngobrol, Ia menatap  jam tangannya bahkan Ia sudah sejam meningglakan ruangannya. Habis dia dimarahin bos besar

"hehehe, Maaf bos" ujar Aika

US (Story between you and me)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang