Bab 21.

1.5K 81 0
                                    

Aku merapatkan mantel yang aku kenakan seraya tersenyum merespon gurauan Jasmine. Menatap jam di pergelangan tangan yang sudah menunjukkan pukul 8.02. Hari ini aku benar-benar harus lembur untuk menyicil naskah-naskah yang bertumpuk.

"Selamat malam, Amanda." Sapa Kate.

"Selamat malam, semuanya. Berhati-hatilah di perjalanan." Balas Amanda.

Kami tersenyum dan menganggukkan kepala seraya melambaikan tangan kepadanya. Kate, Jasmine dan Dylan memang bersikeras menemani aku lembur dengan alasan bahwa mereka juga memiliki pekerjaan tambahan. Kenyataannya aku tahu bahwa mereka terlalu khawatir dengan keadaanku. Sekali lagi, aku sangat bersyukur memiliki mereka.

"Kalian ingin makan malam terlebih dahulu?" Tanya Dylan.

Aku tersenyum kecil ketika melihat sosok pria tampan yang tengah bersandar di mobilnya sambil menatapku dengan lekat, oh priaku.

"Ara?" Aku terkejut ketika Jasmine menyentuh lenganku.

"Ya?"

"Kau ingin makan malam terlebih dahulu?"

"Oh, maafkan aku. Aku tidak bisa ikut malam ini. Mungkin lain kali."

"Ah, aku tahu karena apa." Aku mengerutkan dahi mendengar perkataan Kate, "Pasti karena pria tampan disana, bukan?"

"Kau mengenalnya?"

Mereka tertawa pelan tidak menjawab perkataan ku. Ketika sudah sampai di hadapan Hansel, dia menarik pinggangku dan mengecup pucuk kepalaku lembut.

"Senang bertemu dengan kalian lagi." Ucap Hansel.

"Hai, Hansel. Senang bertemu denganmu juga. Bagaimana kabarmu?" Dylan tersenyum dan menjabat tangan Hansel. Aku hanya bisa menatap Hansel bingung.

"Puji Tuhan sangat baik."

"Hai, tampan."

"Kate!" Aku tidak suka dengan panggilannya. Hansel memang tampan, tetapi menyapanya tidak harus dengan kerlingan manja seperti itu bukan?

Mereka tertawa sedangkan Hansel meremas pinggangku dengan lembut.

"Hai, pria sexy." Apa-apaan mereka itu? Aku memukul dada Hansel ketika aku melihatnya mengerlingkan mata pada Jasmine. Menyebalkan sekali!

"Kau mempunyai kekasih yang pencemburu, Hansel." Ejek Jasmine sambil menjulurkan lidahnya padaku. Aku memicingkan mata tidak suka.

"Ya, dia memang sangat pencemburu."

"Hansel!"

Lagi-lagi mereka tertawa di atas kekesalanku.

Setelah bertegur sapa dan menanyakan kabar satu sama lain, aku dan Hansel pamit meninggalkan area kantor. Mobil Hansel melaju dengan kecepatan rata-rata menembus jalan Colorado yang begitu ramai malam ini. Aku menatap Hansel dan meraih tangannya untuk aku genggam, "Jadi, apa yang kau kerjakan hari ini?"

Hansel menatapku sekilas dan membalas genggaman tanganku tak kalah erat, "Hanya melakukan beberapa pertemuan kecil dan menandatangani berkas-berkas yang menumpuk." Jawabnya. Hansel memang sudah menceritakan semuanya padaku, termasuk mengenai pekerjaannya. Pria tampan yang sangat aku cintai ini memiliki sebuah perusahaan yang bergerak di bidang otomotif. Kecintaannya terhadap hal itu memang sudah tidak bisa di ragukan lagi.

Aku menganggukkan kepala mengerti.

"Bagaimana harimu di kantor? Menyenangkan?" Hansel bertanya sambil membawa jemariku menuju pahanya.

"Selalu baik walaupun pekerjaanku begitu menumpuk, tetapi aku menikmatinya."

"Jangan terlalu memforsir tubuhmu, sayang. Aku tidak ingin kau kelelahan dan sakit."

Back To You [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang