Bab 4.

1.9K 139 0
                                    

Mobil Darren berhenti di sebuah sirkuit luas dan berkelok-kelok, aku bahkan tidak pernah melihat sirkuit bentuk apapun baik di serial tv atau kehidupan nyata. Dan malam ini, pertama kalinya aku melihat sirkuit langsung dengan mata kepalaku.

Dan aku tidak percaya Darren pergi ke tempat seperti ini, untuk apa? Apakah pesan dari temannya yang bernama Taylor itu benar? Darren akan balapan dengan Anthony Anthony itu? Astaga, sejak kapan? Aku bahkan tidak pernah melihat Darren menekuni hal semacam ini.

Apakah Darren menyembunyikan semuanya dari aku, mom dan dad?

Aku menggelengkan kepalaku dengan cepat, menepis segala prasangka apapun. Aku percaya pada Darren, ya aku harus percaya padanya. Setidaknya aku harus membuktikan asumsi ku dulu benar atau tidaknya.

Taxi yang aku tumpangi berhenti cukup jauh dari arena balapan yang sudah di penuhi oleh orang-orang tidak waras itu, sepertinya para wanita di sana kekurangan bahan untuk baju mereka. Aku dengan senang hati akan memberikan bajuku yang lebih layak untuk menutup bokong dan belahan dada mereka yang hampir saja tumpah, aku bergidik sendiri melihatnya.

Setelah menyerahkan uang dan mengucapkan terimakasih aku keluar dari taxi dan berjalan mendekati arena sirkuit, aku kehilangan siluet Darren dari pandanganku.

Ketika aku sudah berhasil berjalan menerobos kerumunan itu, aku bisa melihat di arena start terdapat dua mobil balap - sepertinya - terparkir dengan apiknya. Riuh sorak penonton meneriakkan nama yang tidak asing di telingaku, Darren dan Anthony. Oh Tuhan, asumsi ku benar. Darren akan balapan dengan pria yang di sebutkan Taylor dalam pesannya. Apa sebenarnya yang terjadi dengan kakakku?

Tubuhku sepenuhnya melemas seolah tak bertulang ketika melihat Darren memasuki arena balapan dan berdiri di hadapan salah satu mobil berwarna hitam metalic, dihadapannya sudah ada seorang pria yang aku tebak adalah Anthony. Persetan dengan Anthony itu, aku bahkan tidak tahu sama sekali.

Darren bersiap memasuki mobilnya, namun aku terlebih dahulu berlari menghampirinya, "Darren." aku bahkan tidak tahu apa yang aku lakukan. Namun yang aku tahu suara sorakan penonton mendadak hilang dan semua pasang mata menatap ke arahku. Aku sudah seperti anak yang hilang dari pengawasan ibu di salah satu taman bermain, hell.

Aku dapat melihat bola mata Darren terbelalak kaget ketika melihatku. Dengan segera ia berlari menghampiriku, "Sedang apa kau disini, Ara?" tanyanya sambil berusaha menyeret tubuhku dengan cengkeraman kuat di pergelangan tangan.

Aku menahan tangannya, "Seharusnya aku yang bertanya seperti itu, apa maksud semua ini? Apa yang kau lakukan disini, Darren?" teriakku tepat di depan mukanya. Aku tidak peduli dengan orang-orang yang memperhatikan kita, yang aku butuhkan sekarang adalah sebuah penjelasan dari kakakku.

Darren memejamkan matanya sambil menggertakkan gigi, aku rasa ia tengah menahan emosi. Hei, seharusnya aku yang emosi disini!

"Aku akan jelaskan semuanya, tetapi tidak disini." ucapnya dengan nada yang lebih lembut. Pengendalian dirinya memang patut aku acungkan jempol.

"Lalu apa yang kau tunggu? Maka bawa aku pergi dari sini dan jelaskan semuanya," perintahku dengan tegas. Aku memang terkadang keras kepala.

Aku melihat Darren melirik Anthony, ah aku juga tidak tahu siapa pria yang akan menjadi teman balap Darren itu, "Kau lebih mementingkan balapan itu daripada menjelaskan semuanya pada adikmu sendiri, Darren?" tanyaku dengan tatapan menusuk padanya.

Darren menggeram, "Bukan begitu maksudku, Ara," Darren memijat pangkal hidungnya sambil memejamkan mata sebelum kembali menatapku, "Baiklah, ikut aku," tanganku di genggam dengan erat olehnya, kami berjalan menuju teman balap Darren, "Anthony, aku tidak bisa melakukan balapan malam ini. Aku akan menundanya hingga waktu yang tidak bisa aku pastikan, kuharap kau memakluminya." kata Darren. Aku benar ternyata, pria itu adalah Anthony yang akan menjadi teman balap Darren. Persis seperti pesan yang Taylor kirimkan, astaga aku bahkan tidak tahu menahu siapa itu Taylor.

Back To You [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang