Bab 14.

1.2K 92 0
                                    

"Oh My God! Holiday, I'm coming!"

Aku hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah Lala yang sudah kebakaran jenggot sejak aku memberitahu bahwa kita akan liburan. Lihatlah wanita dewasa itu, sekarang justru terlihat seperti anak di bawah umur yang sedang merasakan euforia.

"Biar aku bantu membawakan koper mu, Ara."

Aku menoleh dan mendapati Raf tersenyum ramah di sampingku sambil berusaha mengambil alih koper yang aku bawa. Aku tersenyum dan menggelengkan kepala, melangkah mendahului Raf dan berusaha menyusul Lala yang sudah berlari menuruni anak tangga pesawat dengan begitu lincah.

Aku menatap ke belakang dan melihat Raf dan Darren berbincang serius, hubungan mereka tidak terlihat seperti orang yang baru saja mengenal. Mereka lebih terlihat seperti dua orang yang bertemu kembali setelah sekian lama.

Oh astaga, aku pusing sendiri melihat kehadiran dua pria itu disini. Ini semua karena ulah dan ide Lala. Ketika aku memberitahukan tentang liburan kami, sahabat sekaligus calon kakak ipar ku itu langsung menghubungi Darren dan mengemis-ngemis agar kakakku ikut berlibur bersama kami. Dan jangan lupakan juga ia terus-menerus meneror Raf melalui panggilan maupun pesan agar pria itu juga mau ikut berlibur bersama kami. Double date seperti yang Lala katakan. Astaga, aku sama sekali tidak menginginkan hal ini terjadi. Aku masih bisa menerima kehadiran Darren tetapi Raf? Dan double date yang Lala katakan? Oh Tuhan, aku tidak tahu harus berkata apa lagi.

Setelah kami melakukan check out, para petugas hotel tempat kami menetap disini selama seminggu datang dan membantu memasukkan koper kami kedalam mobil.

Mobil mulai melaju dengan kecepatan rata-rata, Lala tidak berhenti mengomentari segala hal yang ia lihat sejak tadi, tentu saja di temani oleh Darren yang dengan setia menanggapi semua ocehannya. Sedangkan Raf duduk di sebelah kemudi dengan tenang.

Aku dan Lala menjatuhkan pilihan destinasi liburan kami kali ini pada Woodstock, sebuah kota shire dari Windsor County, Vermont, Amerika Serikat. Aku memang sudah jatuh cinta dengan kota ini, wangi pinus dan butiran salju yang mulai turun menutupi permukaan tanah menjadi ciri khas tersendiri untuk kota asri ini. Musim salju telah tiba. Ini yang aku nantikan.

Setelah 25 menit menempuh perjalanan, kami sampai di penginapan The Shire Woodstock, sebuah hotel bintang 3 yang di kelilingi dengan pemandangan sungai serta perbukitan yang membentang indah menambahkan kesan asri yang begitu kentara. Untuk hotel ini adalah pilihanku, karena memang aku sangat ingin merasakan keindahan pedesaan seperti ini. Lala memilih hotel berbintang 5 dengan fasilitas yang mewah, tentu saja aku menolak. Saat ini yang aku butuhkan adalah ketenangan.

Mataku tidak berhenti menatap hotel sederhana ini dengan binar kagum, hanya terlihat seperti rumah salah satu penduduk desa. Hotel ini hanya terdiri dari dua tingkat. Di sekitar halaman hotel di penuhi dengan taman dengan bunga yang bermekaran indah, serta tempat duduk outdoor.

Aku dan Lala memilih untuk tidur bersama, karena memang kami ingin menghabiskan waktu liburan ini dengan banyak bercerita dan melakukan berbagai macam kesenangan.

"Thank you." Aku tersenyum kepada para petugas hotel ketika mereka meletakkan koperku dan koper Lala di sudut kamar.

"You're welcome, Miss. Enjoy your holiday." Balasnya kemudian pergi meninggalkan kami.

"Kita belum bertemu dengan pelayan lainnya, Lala. Jangan tidur terlebih dahulu." Aku menegur Lala ketika wanita itu sudah merebahkan diri dan mulai menutup matanya. Sepertinya kelelahan karena tingkah aktifnya sejak tadi.

"Bolehkah nanti saja? Aku lelah sekali, Ara."

"Tidak boleh! Harus sekarang!" Aku menarik lengannya dan dengan malas Lala bangkit dari tidurnya dengan mata terpejam. Aku menepuk pipinya cukup keras sehingga ia mengaduh kesakitan.

Back To You [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang