Aku menuruni setiap undakan anak tangga dengan hati-hati, mengantisipasi agar tidak jatuh mengenaskan akibat heels berwarna biru yang aku kenakan. Aku memang tidak terbiasa memakai sepatu jenis apapun yang memiliki hak tinggi, kakiku sangat tidak bersahabat dengan hal seperti itu. Tetapi untuk malam ini, aku mencoba berdamai dengan heels.
Aku menghampiri Lala yang sedang menonton di ruang tengah, Lala menatapku dengan mata melotot dan tergesa-gesa menghampiriku, "Astaga! Kau cantik sekali, Ara." Hebohnya dengan berputar-putar mengelilingi tubuhku. Aku tertawa kecil melihat tanggapannya terhadap penampilanku.
"Terima kasih, Lala."
"Kemana kau akan pergi? Tidak biasanya kau berhias seperti ini."
Aku tersenyum menatapnya, "Hansel mengajakku pergi."
Lala menganggukkan kepalanya, "Baiklah. Jaga dirimu baik-baik, Ara." Lala memeluk tubuhku dengan erat, "Dan jangan lupa untuk meminta kejelasan padanya, kau tentu ingat apa yang aku katakan saat itu." Bisik Lala di telingaku. Aku membalas pelukannya dengan erat.
"Aku mengerti, Lala. Terima kasih untuk nasihat mu."
Lala melepaskan pelukannya, "Darren tadi mengirim ku pesan, dia menanyakan kabarmu."
"Katakan aku baik-baik saja. Dia sangat sibuk bukan akhir-akhir ini?"
"Ya, dia memang sangat sibuk jadi tidak bisa menghubungi secara langsung. Darren akan menghubungi mu jika ia sudah ada waktu luang." Jelas Lala. Aku mengerti Darren memang sangat sibuk dengan pekerjaannya, jadi aku memaklumi jarang mendapat kabar darinya.
"Baiklah." Aku tersenyum dan mengecup pipi Lala, "Aku pergi, Lala. Nikmati acara menontonnya."
Aku berlari kecil meninggalkan Lala, "Hati-hati, Ara. Jangan lupa kenakan mantel, udara malam tidak bagus untuk tubuhmu." Teriak Lala memperingati.
"Aku mengerti, Miss Kester."
Aku menutup pintu apartement dan menguncinya, melangkahkan kaki menuju lift. Setelah menunggu beberapa saat lift berdenting di lantai dasar. Aku tidak melihat keberadaan Mikha malam ini, menggelengkan kepala dan terus melangkah menuju lobby. Aku tersenyum ketika melihat siluet tubuh priaku yang begitu gagah dan tampan dengan balutan jasnya. Hansel sangat memukau malam ini walaupun aku melihatnya dari kejauhan.
Matanya tidak pernah lepas dariku ketika aku berjalan menghampirinya, aku seperti terbakar di tatap begitu intens olehnya. Sekujur tubuhku terasa panas. Astaga, Hansel.
"Hi." Sapa ku sambil tersenyum padanya.
Aku terkejut ketika Hansel menarik pinggangku begitu kuat sehingga tubuhku menempel dengan tubuhnya, bibirnya melumat bibirku dan lidahnya bergelut dengan lidahku di dalam sana. Aku mendesah ketika tangannya meremas pinggulku begitu erat.
Aku terengah-engah ketika Hansel melepaskan ciumannya. Tanganku memukul dadanya karena kesal dengan ulahnya. Kening kami bertaut dengan Hansel yang menatapku begitu lekat, "Kau sangat cantik dengan rambut barumu, sayang." Tangannya mengelus pipiku dan mengecupnya, "And you are mine. Only mine, Bella!" Bisik nya di telingaku.
Aku menatap sekitar dan aku bersyukur tidak ada yang memperhatikan keintiman kami. Aku menatap Hansel dan menggigit bibir bawahnya cukup kuat hingga ia meringis kesakitan, "I'm yours, Mr Dayton." Ucapku dengan kesal. Hansel selalu tidak melihat tempat jika ingin menyerang ku.
Hansel tertawa dan memeluk tubuhku dengan erat, "Aku menyayangimu, Bella."
Aku menganggukkan kepala membalas ucapannya. Hansel melepaskan pelukannya dan membukakan pintu mobil untukku, "Silahkan masuk, My Queen." Bisik nya kemudian mengecup pelipis ku dengan gerakan kilat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To You [End]
RomansaAku, Arabella Agatha Winston, hanya wanita sederhana yang bekerja di salah satu perusahaan penerbit menjadi seorang editor. Mencoba beradaptasi dengan lingkungan baruku di Colorado, Amerika Serikat. Insiden pada satu malam membawaku berkelana dalam...