Bab 23.

1.5K 71 0
                                    

Aku mengecup leher Hansel dan semakin mengeratkan pelukanku. Aku sungguh mencintai pria yang saat ini tengah mengendarai mobil dengan aku duduk di pangkuannya. Tanganku mengambil tangan kanan Hansel yang tersemat cincin di jari manisnya. Persis seperti yang aku kenakan, tetapi miliknya lebih terlihat manly. Aku bahagia, sangat bahagia.

Mataku beralih menatap kalung yang melingkar dengan manis di leherku, aku mendongakkan kepala untuk menatap Hansel, "Hansel.."

"Hm?" Gumamnya sambil mengusap punggungku.

"Darimana kau mendapatkan kalung ini?" Aku sangat heran mengapa kalung pemberiannya yang selalu aku simpan dengan baik di dalam laci bisa ada bersamanya. Apa jangan-jangan? Astaga!

"Lala?"

Hansel menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, "Jangan pikir sahabatmu itu tidak mengetahui apa-apa, sayang."

"Menyebalkan sekali!" Dia yang selalu mengatakan padaku bahwa aku harus meminta kejelasan pada Hansel, tetapi dia yang lebih dahulu mengetahui rencana Hansel. Dan mereka berdua bersekongkol! Aku memukul dada Hansel dan menggigit bahunya melampiaskan rasa kesal ku.

Hansel meringis kecil tetapi tangannya tetap mengelus punggungku. Inilah yang selalu membuatku tanpa sadar tertidur dalam pelukannya. Kehangatan tubuhnya dan tangannya yang terus menerus mengelus punggungku menghantarkan rasa aman dan nyaman.

"Tidurlah. Aku akan menggendong mu nanti, sayang." Hansel mengecup pelipis ku dengan lembut. Malam ini memang aku memutuskan untuk bermalam di apartement nya, dan tentu saja sudah mendapatkan izin dari sahabat cerewet ku, Lala.

Aku menggelengkan kepala. Aku tidak ingin tertidur lagi, aku ingin menikmati kehangatan Hansel.

"Hansel.."

"Ya, sayang?"

Aku berpikir sejenak, "Mm, bagaimana dengan orang yang mengemudikan mobil yang saat itu menabrakku?" Persoalan ini memang sudah sangat lama tidak kami bicarakan kembali. Hansel tidak ingin aku terlalu memikirkan hal ini, dia berjanji akan memberitahu ku jika sang pelaku sudah di temukan.

"Masih belum di ketahui. Mobil yang ia gunakan memang di temukan, tetapi pelakunya sampai saat ini sangat mahir menyembunyikan diri." Jelas Hansel.

Aku mengernyitkan dahi, "Dimana mobilnya ditemukan?"

"Longs Peak. Salah satu gunung di Colorado. Berbatasan dengan Pikes Peak."

Aku menegakkan tubuh dengan cepat. Hansel tersentak dan menahan tubuhku yang hampir membentur setir kemudi, "Sayang, pelan-pelan." Tegurnya.

"Maafkan aku." Aku mengelus rahangnya, "Pikes Peak yang berada di dalam scene Fast and Furious?" Aku tidak terlalu tahu mengenai hal seperti itu, hanya saja aku pernah menonton filmnya bersama Darren saat aku masih menetap di Alaska. Darren yang memang menggemari film tersebut menjelaskan secara detail kepadaku dimana saja rute balapan yang mereka lakukan.

Hansel tertawa dan mengecup pipiku, "Ya, sayang. Pikes Peak yang berada dalam scene Fast and Furious."

Aku menganggukkan kepala mengerti, "Mengapa mobilnya bisa berada disana, Hansel?"

"Entahlah. Kecelakaan yang kau alami bukan murni kecelakaan, Bella. Sudah sangat jelas itu di sengaja. Maka dari itu segala kemungkinan bisa terjadi disini. Untuk masalah mobil yang berada di Longs Peak bisa saja itu hanya akal-akalan sang pelaku untuk mengelabui tetapi bisa juga memang sang pelaku sangat tidak pandai dalam menutupi kebusukannya hingga meninggalkan bukti yang bisa menjadi jawaban dari semua pertanyaan."

Back To You [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang