Hari ini adalah hari yang begitu mendebarkan dalam hidupku. Hari dimana aku akan mengucapkan janji suci di hadapan Tuhan. Hari dimana aku akan membangun sebuah keluarga dalam ikatan suami istri. Hari dimana aku akan memiliki pria yang aku cintai seutuhnya.
Aku masih sulit mempercayai ini. Rasanya Hansel baru meminta ku menikah dengannya dua bulan yang lalu, tetapi disinilah aku, hari yang aku dan Hansel tunggu-tunggu telah tiba. Aku salut dengan kerja keras priaku, dia begitu senangnya mengatur acara pernikahan kita selama dua bulan lamanya. Hansel melarang keras untuk aku turut andil. Maka dari itu hanya dia yang menyiapkan, tentu saja dengan bantuan Lala, Kenneth, Mom, dan Mom Eliza. Masih terbayang dengan jelas wajah mereka yang terlihat antusias saat menyiapkan setiap detail untuk acara pernikahan ku dan Hansel.
Atas perundingan aku dan Hansel, kami memutuskan untuk melangsungkan acara pernikahan kami di Alaska. Karena setelah menikah kami pun memutuskan untuk menetap di Alaska, sama seperti dulu ketika aku dan dia masih berkuliah. Hansel juga memintaku agar aku berhenti bekerja dan fokus dengan kehamilanku, tanpa pikir panjang aku menyetujui ucapannya. Karena aku ingin sekali menikmati peranku sebagai ibu rumah tangga dan istri yang baik bagi Hansel.
Satu minggu setelah proposal marriage yang Hansel ajukan ia membawaku kembali ke Alaska, dan aku dibuat terperangah saat ia menunjukkan sebuah rumah mewah yang di sebuah mansion dan ia mengatakan bahwa hal itu sudah di persiapkan untukku sebagai hadiah pernikahan. Aku terkadang masih terkejut dengan semua hal yang ia berikan kepadaku. Aku tidak terbiasa dengan kekayaan dan kemegahan.
Aku menghembuskan nafas ketika jantungku berdebar begitu kencang, tanganku mengambil tissue dan menyeka sekitar telapak tanganku yang basah karena keringat dingin. Oh, ayo Ara. Kau bisa melalui ini.
Aku mengusap perutku sambil menatap pantulan diriku di balik cermin besar yang memantulkan keseluruhan tubuhku, dengan gaun pengantin berwarna putih yang menjuntai dengan indah dan ikut terseret ketika aku berjalan. Veil yang menghiasi rambutku yang di gelung dengan begitu apik menyisakan sedikit anak-anak rambut yang di curly. Semua yang berhubungan dengan make up dan gaun pengantin yang saat ini melekat di tubuhku memang menjadi tanggung jawab Lala. Kerja sama tim dan hasil dari Kester boutique sangat memuaskan. Aku begitu menyukai tangan cantiknya yang merubahku menjadi seperti ratu hari ini.
Aku menoleh ketika terdengar suara pintu yang di ketuk, tidak lama pintu tersebut terbuka dan menampakkan wajah Mom Eliza yang tersenyum begitu cerahnya.
Ketika melihat wajah Mom Eliza, ingatanku kembali pada dua bulan yang lalu. Dimana Mom Eliza dan Dad Dean terlihat sangat terkejut dengan kehamilanku. Dad sangat marah dan sempat memukul Hansel habis-habisan sedangkan Mom memelukku sambil menangis dan meminta maaf. Aku harus menjelaskan berkali-kali pada Mom bahwa bukan hanya Hansel yang bersalah, tetapi aku juga turut dalam kesalahan yang kami lakukan sehingga menumbuhkan benih di dalam rahimku.
Aku bersyukur Dad Dean bisa mengontrol emosinya sehingga saat itu pria paruh baya berusia 53 tahun itu menarik Hansel dan memeluknya dengan erat, dengan catatan tidak meninggalkan luka yang begitu fatal. Aku khawatir jika priaku terus menerus mendapatkan bogeman mentah saat memberitahukan tentang kehamilanku. Cukup Darren saja yang membuatku babak belur.
"Oh, sayang. Kau sangat cantik sekali." Aku terkekeh sambil menerima pelukan Mom Eliza. Wanita paruh baya ini sudah seperti ibu bagiku, dari dulu hingga sekarang perhatian dan kasih sayangnya tidak pernah berubah.
"Terima kasih, Mom." Aku melepaskan pelukan dan menatap Mom. "Mom juga terlihat sangat cantik."
Aku tertawa kecil saat Mom tersipu. "Terima kasih, sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To You [End]
RomanceAku, Arabella Agatha Winston, hanya wanita sederhana yang bekerja di salah satu perusahaan penerbit menjadi seorang editor. Mencoba beradaptasi dengan lingkungan baruku di Colorado, Amerika Serikat. Insiden pada satu malam membawaku berkelana dalam...