Bab 5.

1.9K 124 1
                                    

Sontak aku mengerjapkan mata dan beringsut menjauh dari lingkaran tangannya di sekitar pinggangku, tersenyum dengan canggung ke arah pria asing di hadapanku, "Ya, aku baik-baik saja. Maaf, tadi aku terlalu buru-buru jadi tidak memperhatikan jalan dengan baik."

Kepalanya menggeleng pelan dan tersenyum ke arahku, "Tidak apa-apa, aku juga salah disini."

Aku hanya tersenyum dan menganggukkan kepala, "Permisi." pamit ku.

Baru saja kakiku berjalan satu langkah, aku di kaget kan dengan tarikan lembut di pergelangan tanganku. Sebuah suara mengalun di indera pendengaran ku, "Hei, bisakah aku mengantarmu?" tanyanya seraya menatapku dengan lekat, "Sebagai permintaan maaf." lanjutnya.

Oke, aku pikir ini terlalu berlebihan. Lagipula aku tidak luka atau apapun itu dan jelas saja aku salah karena berjalan tanpa melihat sekeliling.

"Aku rasa---"

"Please. Ini juga sudah malam, tidak baik seorang wanita berjalan sendirian seperti kau saat ini." perkataan ku terpotong begitu saja oleh ucapannya.

Aku mengumpat dalam hati. Menganggukkan kepalaku dengan enggan, aku hanya ingin segera berbaring di atas tempat tidurku. Jadi tidak ada salahnya mengiyakan ajakannya, hanya untuk mempercepat waktu. Sekaligus aku juga mendapatkan tumpangan gratis.

Aku melihat tangannya terulur padaku, aku mengernyitkan dahi bingung dengan sikapnya. Seolah mengerti dengan responku, ia terkekeh dan berkata, "Perkenalkan namaku Radolf Philbert Quantavius."

Aku buru-buru mengubah eksepsi, menyambut uluran tangannya dan berujar, "Arabella Agatha Winston." balasku.

Radolf mengangguk dengan senyum yang terus menerus bertengger di wajah tampannya, "Nama yang indah, seperti pemiliknya."

Oh astaga!

Aku hanya bisa tertawa hambar mendengar perkataannya. Jujur aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan ketika orang asing berusaha untuk mengeluarkan bualan nya mengenai gombalan. Errr.

"Baiklah, mari."

Aku mengangguk dan mengikuti langkah Radolf menuju mobilnya yang terparkir tak jauh dari gedung kantorku. Ia membukakan pintu untukku, aku tersenyum dan mengucapkan terimakasih. Radolf mengitari mobil dan masuk di kursi pengemudi. Mobilnya meluncur dengan kecepatan rata-rata membelah jalanan Colorado yang masih di isi oleh segelintir kendaraan dan pejalan kaki.

Hanya keheningan yang mengisi atmosfer di dalam mobil ini, aku bergerak tak nyaman dengan keadaan yang ada. Aku sedikit was-was dengan orang yang baru aku kenal beberapa menit yang lalu ini.

"Jadi," aku menoleh menatap Radolf ketika suaranya memecah keheningan, "Dimana kau tinggal, Arabella?" tanyanya.

Aku menggelengkan kepala, "Just, Ara. Not, Arabella." jelas ku.

"Oh, okay. Dimana kau tinggal, Ara?" Radolf mengulang pertanyaannya.

"1600 Glenarm Apartements, aku akan menunjukkan jalannya padamu." jawabku.

Radolf mengangguk kemudian tidak ada yang berbicara lagi di dalam mobil, hanya ada keheningan sampai mobil milik Radolf berhenti tepat di kawasan apartemenku.

"Terimakasih banyak, Radolf. Maaf jika aku harus merepotkan mu."

Radolf tersenyum, "Tidak masalah, aku tidak merasa di repot kan sama sekali."

Aku mengangguk kemudian membuka sabuk pengaman, "Kalau begitu aku akan masuk, berhati-hatilah." ucap ku.

"Pasti. Senang bertemu denganmu, Ara."

Back To You [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang