Bab 24.

1.3K 71 0
                                    

Aku menatap Hansel dengan ragu ketika tangannya terulur padaku. Aku bisa merasakan banyak pasang mata yang menatap kami, aku tidak suka menjadi perhatian seperti ini.

"Tidak apa-apa, sayang." Hansel berbisik di telingaku kemudian mengecup bibirku sekilas. Aku menyambut uluran tangannya dan beranjak keluar dari dalam mobil.

Suara riuh tepuk tangan dan sorakan begitu keras mendominasi arena sirkuit ini, aku mencengkram tangan Hansel dengan erat. Seolah tahu dengan ketidaknyamanan ku, Hansel menarik pinggangku dan mengecup pucuk kepalaku.

"Ara." Aku bisa melihat Kenneth yang berlari ke arah kami dan mengambil tubuhku dari pelukan Hansel kemudian memelukku dengan erat sambil memutar-mutar tubuhku di udara. Aku terkekeh pelan ketika ia menurunkan ku, "Aku merindukanmu, sangat merindukanmu." Kenneth kembali memeluk tubuhku tetapi tangan Hansel dengan cepat menggamit pinggangku.

"Sudah cukup, dude. She's mine!" Gertak Hansel dengan tajam. Aku menatapnya dengan mulut terbuka.

"Aku tahu itu. Aku tahu, man. Santai saja." Kenneth berbicara sambil mengangkat kedua tangannya dan memutar bola mata.
Aku sangat merindukan masa-masa dimana aku bisa melihat Kenneth yang sangat suka menggoda Hansel dan bagaimana Hansel yang sangat posesif terhadap ku seperti ini. Aku senang semuanya sudah kembali seperti dulu.

"Bagaimana kabarmu, Ara?"

Aku tersenyum, "Puji Tuhan, selalu baik. Bagaimana denganmu Kenneth?"

Kenneth bergidik ngeri sambil menatap Hansel yang terus menerus mengecup pelipis ku. Aku terkekeh kecil, mungkin tingkah Hansel tidak sesuai dengan penampilannya yang terlihat berbahaya namun juga sexy secara bersamaan. Priaku ini memang sangat manja.

"Aku juga baik, Ara. Senang bertemu denganmu lagi." Jawab Kenneth, "Bagaimana pemulihan mu? Sudah sepenuhnya sembuh?"

Aku menganggukkan kepala, "Aku sudah sembuh, Kenneth. Terima kasih."

Kenneth hanya tersenyum tanpa berniat membalas. Aku melihat 2 orang yang ku kenal berjalan menghampiri, itu Bart dan Dion.

"Welcome home, Queen of Golden Circuit." Teriak Bart dan disusul dengan tepukan tangan Dion. Aku tertawa melihat tingkah konyol mereka.

"Hi. Senang bertemu dengan kalian lagi." Aku melambaikan tangan dan menatap sekitar, ada satu orang yang tidak ku lihat keberadaannya, "Dimana Hugo?"

Aku tersentak ketika merasakan tangan Hansel meremas pinggulku, nafasnya berhembus di telingaku, "Untuk apa kau menanyakan pria lain?"

Astaga. Aku menatap manik matanya yang terlihat gelisah, tanganku mengelus rahangnya dan tersenyum menenangkan. Hansel hanya terlalu paranoid. Aku menggelengkan kepala dan mengecup pipinya.

"Oh astaga!" Aku terlonjak kaget dengan suara teriakan itu. Bart yang berteriak dan langsung mendapatkan tatapan tajam dari Hansel, "Maafkan aku." Kekeh nya, "Aku hanya tidak bisa melihat pemandangan seperti ini lagi."

Aku mengerutkan dahi bingung.

"Sebentar lagi Hugo akan datang, Queen." Tambah Dion.

Aku menatap Hansel dan kembali menatap Dion, "Jangan panggil seperti itu. Ara saja." Aku tahu aku memang kekasih Hansel, pria yang sangat di agung-agungkan dalam arena sirkuit. Dan raja bagi Golden Circuit, tetapi aku bukan ratu. Aku hanya Ara, wanita yang begitu mencintainya. Tidak pantas mereka memanggilku dengan sebutan seperti itu.

Mereka menatap Hansel seolah bertanya bagaimana pendapatnya. Aku juga ikut menatap Hansel dan priaku membalas tatapanku, "Turuti saja. Karena memang dia buka ratu kalian, dia hanya ratuku. Hanya ratuku!" Pipiku memanas mendengar perkataannya, matanya tegas menatapku seolah meneguhkan apa yang keluar dari bibirnya.

Back To You [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang