Bab 10.

1.5K 106 0
                                    

Seminggu telah terlewati. Tentu saja dengan segala rutinitas dan keseharian ku yang monoton, berpusat pada kantor dan apartment. Terus menerus berulang-ulang seperti itu, entah sampai kapan. Tetapi aku sangat menikmatinya. Hidup memang harus di nikmati bukan?

Oleh karena itu, aku mencoba untuk menikmatinya malam ini. Walaupun aku tidak suka berada di tengah keramaian, aku mencoba untuk menepis hal tersebut untuk malam ini. Aku membutuhkan pengalihan dan sedikit refreshing dari rasa lelah yang mendera tubuhku akibat bekerja terlalu keras seminggu terakhir ini, otak dan pikiranku terus aku paksakan dengan memupuk hal-hal yang berbau pekerjaan. Lebih baik aku lelah karena pekerjaan daripada hal yang lain, karena itulah aku berusaha untuk menyibukkan diri agar tidak terlintas sedikitpun tentang keretakan hatiku yang tiada ujungnya.

Aku mengedarkan pandangan meneliti ballroom hotel mewah nan besar yang sudah diisi puluhan atau bahkan ratusan manusia, yang aku dengar dari Jasmine dan Kate, Mr. Jovial juga mengundang beberapa penulis yang sering terlibat dengan Jovial Publishing. Tidak heran jika ballroom hotel ini ramai, pria paruh baya itu memang totalitas dalam setiap hal yang di kerjakan nya.

Aku berjalan menelusuri ballroom untuk mencari Jasmine dan Kate, aku menatap jam yang melingkar di pergelangan tanganku. Pukul 7.40, 20 menit yang lalu mereka menelpon ku dan mengatakan bahwa mereka sudah menunggu.

"Hei, Ara."

Aku membalikkan tubuh ketika mendengar seseorang memanggil namaku, "Oh hei, Dylan."

"You look so beautiful tonight, Ara." pujinya. Di dalam hati aku memuji Lala, perbuatan tangannya memang tidak perlu di ragukan lagi. Aku sudah mengatakan bahwa aku tidak memerlukan dandanan yang terlalu berlebihan, namun setiap aku menghadiri acara apapun selalu ada campur tangan Lala untuk penampilanku dari ujung kaki sampai ujung kepala.

Aku tersenyum, "Thank you. Kau juga sangat menawan malam ini, Dylan."

Dylan terkekeh seraya menganggukkan kepalanya, "Ya, aku sudah tahu itu," ucapnya sambil melambaikan tangan di depan wajah. Aku mengernyit sambil menutup wajahku dengan kedua tangan, menanggapi perkataannya dengan wajah masam.

"Kenapa kau sendiri? Mau bergabung denganku dan yang lainnya?"

Aku menggelengkan kepala sambil tersenyum, "Tidak usah. Terimakasih, Dylan. Aku sedang mencari Jasmine dan Kate, apa kau melihat mereka?"

"Kebetulan sekali tadi aku sempat berpapasan dengan mereka. Disudut ballroom, sepertinya mereka menunggumu." jawab Dylan.

Aku menganggukkan kepala pelan, "Baiklah. Aku akan menemui mereka, Dylan."

"Ya. Nikmati malam ini, Ara." aku tersenyum membalas perkataan Dylan kemudian berjalan meninggalkannya untuk mencari keberadaan Jasmine dan Kate.

Indera penglihatan ku menangkap 2 orang wanita yang terlihat begitu cantik malam ini tengah tertawa sambil sesekali menyesap wine ditangan mereka, aku berjalan menghampiri mereka, "Hei, girls."

Jasmine dan Kate tersenyum kemudian memelukku secara bergantian, "Kau terlihat sangat cantik malam ini, Ara." puji Kate.

Aku tersenyum, "Terimakasih. Kalian berdua juga terlihat sangat bersinar, cantik sekali." aku mengerlingkan mata kepada mereka berdua yang di sambut dengan kekehan kecil.

"Kenapa kau baru sampai?" tanya Jasmine.

"Jalanan malam ini cukup ramai, taxi yang aku tumpangi harus bermacet-macetan terlebih dahulu." jawabku.

Jasmine menganggukkan kepalanya dengan mulut yang membentuk huruf 'O' besar. Kami larut dalam percakapan seputar wanita, tentu saja aku hanya menjadi pendengar yang baik bagi gosip yang mereka bicarakan. Aku terkekeh kecil melihat dan mendengar mereka yang menggebu-gebu saat berbicara, apakah setiap perempuan seperti itu jika sedang bergosip ria?

Back To You [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang