Bab 20.

2K 99 0
                                    

"Sejak kapan kau menjadi ketua Golden Sirkuit, Hansel?" Aku bertanya sambil memainkan dada bidangnya. Setelah Hansel mengajakku berkeliling di dalam markas dan menjelaskan berbagai macam hal, kami memutuskan untuk kembali ke apartement Hansel. Maka disinilah kami berada, aku yang berbaring di atas tubuh telanjangnya yang hanya terbalut celana training berwarna abu-abu. Aku sangat menyukai aroma tubuhnya.

"Sejak usiaku 22 tahun, sekitar 6 tahun yang lalu." Aku terkejut mendengar jawabannya. 6 tahun yang lalu?

"Hansel.." Aku mendongak untuk menatap matanya.

Hansel mengelus punggungku dan menganggukkan kepala, "Ya. 6 tahun yang lalu, sayang. Saat pertemuan pertama kita aku memang sudah menjadi ketua Golden Sirkuit, kira-kira 3 bulan sebelum pertemuan kita." Dan aku tidak tahu apapun, "Maafkan aku, Bella." Hansel memelukku dengan erat, "Aku sangat tidak siap, saat itu aku benar-benar di lingkupi ketakutan. Aku takut jika kau terluka. Aku tidak menginginkan hal itu terjadi. Kau sangat berharga untukku, sayang. Maafkan aku."

Aku menghembuskan nafas, mencoba menetralisir rasa kecewa yang masuk ke dalam relung hatiku. Aku akan mencoba mengerti, apa yang Hansel lakukan itu semua untuk menjaga ku tetap aman. Dan aku bersyukur di cintai oleh pria seperti Hansel, pria yang memprioritaskan keselamatan ku di atas kebahagiannya.

Aku menangkup wajahnya dan mengelusnya, "Aku mengerti, Hansel. Semua yang kau lakukan untuk melindungi ku. Aku bangga padamu. Tetapi, jangan seperti ini lagi. Kepercayaan dan keterbukaan sangat penting dalam sebuah hubungan. Aku ingin kau membagikan semuanya kepadaku, kita hadapi bersama."

Hansel tersenyum dan membalikkan tubuh kami sehingga aku berada di bawah kungkungan nya, "Terima kasih banyak. Kau memang wanita luar biasa, Bella. Aku beruntung mendapatkan mu. Aku berjanji mulai sekarang aku akan selalu ada untukmu, kita hadapi semuanya bersama-sama." Aku menganggukkan kepala dan menerima ciuman memabukkannya di bibirku. Oh, aku merindukannya. Sangat merindukannya.

Aku terengah-engah ketika Hansel melumat tulang selangka ku kemudian beralih ke dagu, leherku dan terakhir kembali ke bibir. Aku meremas rambutnya, Hansel menatapku dengan pandangan sayu nya. Aku tahu apa yang ia inginkan.

"I want you, baby." Lirihnya seraya mengecup dahi ku. Ya, aku juga menginginkannya. Aku merindukan dia berada di dalam ku.

"Yes. Touch me wherever you want, Hansel."

Hansel tersenyum dan kembali memagut bibirku, bibirnya dengan nakal mengekplorasi seluruh rongga mulutku. He's a good kisser.

Aku mendesah ketika tangannya mengusap paha dalam ku, bibirnya menggigit leherku dengan lembut. Oh, aku tidak tahu itu meninggalkan jejak atau tidak. Dengan apa harus aku tutupi esok?

"Hansel..." Dengan cekatan tangannya membuka baju yang aku kenakan, mengecup sebentar belahan dadaku sebelum membuka kaitan bra yang aku kenakan.

"Aku sangat merindukan tubuhmu, Bella." Aku meremas rambutnya menyalurkan rasa nikmat yang sangat terasa. Astaga, Hansel. Mulutnya dengan telaten membelai seluruh permukaan belahan dadaku, tidak ada yang tertinggal barang se-inchi pun. Aku terbuai, sangat terbuai.

"Hansel...."

"Ya, sayang?" Bibirnya kembali mengecup bibirku, "Katakan padaku tidak ada yang menyentuhmu selama ini selain aku, Bella."

Aku menatapnya dengan terengah-engah, menggelengkan kepala sebagai jawaban.

"Awh!" Aku terpekik kaget ketika Hansel menggigit puting ku dengan keras, "Hansel!"

"Katakan, Bella."

"Tidak ada yang menyentuhku selain kau, sayang. Tidak ada!" Dengan susah payah aku mengatakan itu. Aku di buat frustasi dengan gairahku yang menggebu-gebu karena rangsangan nya.

Back To You [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang