Aku meringis pelan saat rasa pening itu menghantam kuat kepalaku. Aku berusaha mengerjapkan mata, penglihatan ku yang samar-samar dapat menangkap bahwa saat ini aku berada di kamar dengan nuansa yang gelap.
Rasa takut menjalar ke seluruh pembuluh darahku saat aku mengingat apa yang terjadi terakhir kalinya sebelum aku jatuh tidak sadarkan diri. Ya Tuhan, aku berada dimana saat ini?
Aku tersentak kaget saat tanganku sama sekali tidak bisa bergerak, ketika aku meneliti keadaan sekitar. Betapa terkejutnya aku melihat tangan dan kakiku di ikat pada sudut ranjang sehingga tubuhku membentuk huruf X secara sempurna. Tubuhku benar-benar terbuka.
"Please, no..."
Mantel yang aku kenakan sudah tidak melekat pada tubuhku, 3 kancing kemeja teratas ku terbuka menampakkan payudara ku yang terbalut bra berwarna hitam. Aku semakin takut saat melihat kancing jeans ku sudah terbuka. Siapa yang melakukan perbuatan brengsek seperti ini?
Hansel, aku takut sekali.
Aku menggerakkan tanganku mencoba untuk menarik ikatan itu agar terlepas. Tanganku rasanya sakit sekali. Tidak ada perubahan sama sekali, ikatan ini begitu kencang.
Aku memejamkan mata saat rasa mual itu menyerang. Perutku juga rasanya sakit. Aku lapar sekali.
Mataku bergerak mencari jam di ruangan ini. Tetapi aku sama sekali tidak menemukannya.
Ruangan ini benar-benar usang. Entah berpenghuni atau tidak. Aku terbelalak saat melihat siluet seseorang sedang duduk di sofa tepat di sudut ruangan. Aku tidak bisa melihat wajahnya karena orang itu membelakangi cahaya rembulan yang menjadi satu-satunya penerang dari tempat ini.
"Who are you?!" Aku berteriak dan memberontak dari ikatan ini. Aku sungguh tidak perduli dengan rasa sakit di pergelangan tangan dan kakiku, aku merasa marah dan juga takut dengan keadaan saat ini.
Suara tawa memenuhi ruangan ini. Aku bisa melihat siluet orang itu bergetar, kakinya terangkat dan menumpu pada kakinya yang lain. Apa sebenarnya yang orang itu pikirkan? Melihatku terikat setengah telanjang seperti ini apakah itu terlihat sebagai lelucon?
"Lepaskan aku!"
Siluet tersebut mendekat hingga tubuhnya perlahan-lahan terlihat karena ia berjalan menghampiri ku.
"Jace?" Ya Tuhan. Apalagi ini?
Aku memang tidak terlalu mengenalnya tetapi Jace adalah pria yang membuatku bertemu dengan Hansel saat itu di rumah sakit, secara tidak langsung. Dan aku masih ingat saat kami kembali bertemu di sirkuit beberapa bulan yang lalu. Dan apa yang pria itu lakukan saat ini?
"Hi, sayang." Aku memberontak saat tangannya menyentuh pipiku.
"Apa yang kau lakukan, Jace?"
"Sshhh. Tidak perlu berteriak seperti itu, sayang."
"Jangan pernah menyentuhku!"
Aku memejamkan mata sambil terisak pelan saat tangan Jace dengan brengsek nya mengelus perutku, aku mencoba memberontak tetapi tangannya memegang pinggangku dengan kuat.
"Kau sangat cantik sekali, Ara." Aku menggelengkan kepala. "Diam!" Jace membawa hidungnya menelusuri pipi hingga rahang ku. Aku hanya bisa menggeram dan mengepalkan tangan.
"Kau tidak tahu bahwa aku begitu memujamu sejak saat pertemuan pertama kita." Aku membuka mata dan menatap matanya. Apa maksudnya?
"Ya, saat tidak sengaja aku menabrak mu. Kau begitu cantik dan sexy dalam balutan kemeja berwarna biru yang kau kenakan. Aku bahkan sangat ingin membuatmu berteriak di atas ranjang."
![](https://img.wattpad.com/cover/235051083-288-k547864.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To You [End]
RomanceAku, Arabella Agatha Winston, hanya wanita sederhana yang bekerja di salah satu perusahaan penerbit menjadi seorang editor. Mencoba beradaptasi dengan lingkungan baruku di Colorado, Amerika Serikat. Insiden pada satu malam membawaku berkelana dalam...