Bab 3.

2.2K 154 0
                                    

Aku bangun tepat pukul 5.00, setelah membasuh wajah dan menggosok gigi aku berkutat di dapur. Aku sangat ingin membuatkan makanan kesukaan Lala, Ayam Fajitas. Aku terkadang geleng-geleng kepala sendiri, Lala tidak bisa memasak makanan kesukaannya tetapi untuk membuat makanan kesukaanku ia bersusah payah belajar dan menekuninya sehingga pada akhirnya ia bisa membuat Apple pie. Sahabatku satu itu memang langka.

Setelah menumis daging ayam beserta bumbu perendamnya, aku menyiapkan bahan-bahan lainya. Mengiris bawang Bombay dan Paprika kemudian kembali menumis nya dengan tambahan garam dan merica. Setelah menunggu paprika nya layu aku menambahkan tumisan ayam sebelumnya.

Setelah beberapa menit akhirnya masakan ku jadi, aku menghidangkan Ayam Fajitas beserta nasi dengan Tortila. Hem, dari wanginya saja aku yakin perut Lala pasti berdemo meminta diisi.

Jam masih menunjukkan pukul 5.36, Lala pasti masih bersiap-siap di dalam kamarnya. Sembari menunggu Lala keluar dari kamarnya aku memutuskan untuk membuat Apple pie, terakhir aku memakan makanan kesukaanku itu sepertiny satu minggu yang lalu.

Baru saja aku memanaskan butter aku di kejutkan oleh tepukan kuat di pundak ku, oh Tuhan.

Aku membalikkan tubuh dan menemukan Lala tersenyum tanpa rasa bersalah sama sekali, ingin rasanya aku menumis wajahnya dan di jadikan penghias Ayam Fajitas nya. Tetapi aku masih terlalu menyayangi sahabatku ini.

"Selamat pagi, ms Winston. Senang melihat anda kembali berkutat di dapur." aku memutar bola mataku jengah dengan perkataan sok formalnya.

Kembali membalikkan tubuhku menghadap butter yang sudah meleleh, aku memasukan apel, gula palem, kayu manis, air jeruk lemon dan garam. Mulai mengaduk bahan-bahan yang sudah mulai tercampur menjadi satu itu.

"Oh Tuhan, Ara. Kau membuatkan makanan kesukaanku?" teriak Lala dengan keras. Antusiasnya justru membuatku jengkel, tidak harus berteriak seperti itu bisa kan?

Aku hanya bergumam menjawab pertanyaannya, aku bisa mendengar Lala mulai memakan makanan yang sudah aku buat.

Aku menuangkan larutan maizena kemudian kembali mengaduknya selama beberapa saat dan mengangkatnya. Beralih membuat kulit pie, aku menuangkan tepung terigu, garam dan gula pasir. Kemudian memasukkan butter dan mulai mengaduknya kembali.

"Ini lezat sekali, Ara. Kau tidak makan?" tanya Lala dengan mulut penuhnya.

Aku menoleh sebentar untuk menatap wajahnya, "Tidak, makan saja. Aku akan makan nanti, lagipula aku berangkat ke kantor sedikit terlambat hari ini."

Aku memasukkan air dan mengaduknya menggunakan tangan.

"Kenapa seperti itu? Ada masalah?"

"Tidak ada masalah apapun, Lala. Semuanya berjalan dengan baik, aku sudah menyelesaikan beberapa naskah yang ada kemarin. Oleh karena itu tidak masalah jika hari ini aku sedikit terlambat, hanya perlu merevisi beberapa bagian saja." jelas ku panjang lebar.

"Baiklah kalau begitu."

Adonan yang aku tekuni menggunakan tangan sudah membentuk gumpalan, kemudian aku membungkusnya menggunakan plastik wrap. Meletakkannya di dalam kulkas dan tinggal menunggu waktu selama 30 menit saja.

"Apa yang sedang kau buat? Apple pie?" Lala bertanya tanpa menatapku, matanya hanya fokus pada makanan yang sudah habis setengahnya. Walaupun tubuh Lala ramping, tetapi soal makanan nomor satu baginya. Aku juga tidak mengerti kemana perginya makanan-makanan itu?

"Yes." jawabku seraya melangkahkan kaki setelah sebelumnya mengambil segelas air putih untuk Lala. Meletakkannya di samping makanan Ayam Fajitas miliknya.

Back To You [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang