Gavin menatap sekitarnya, namun yang ia lihat hanyalah padang rumput yang begitu luas yang seakan tidak memiliki ujung.
Gavin duduk dibawah sebuah pohon besar yang berada ditengah tengah padang rumput itu. Entah sudah berapa lama ia berada disana tapi yang pasti tak menemukan siapapun disana selain dirinya sendiri.
"Haloo, apa ada orang disini?" teriak Gavin berharap ada seseorang yang mendengarnya atau mungkin ia menemukan seseorang disana, namun rasanya percuma saja karena hanya ada Gavin sendiri disana.
Gavin tak mengetahui tempat apa itu, ia menghela nafasnya lalu menyenderkan tubuhnya dipohon sambil menutup matanya.
"Gavin...nak" tiba tiba Gavin mendengar suara seseorang yang memanggilnya, Gavin langsung membuka matanya dan mendapati ibunya yang tersenyum didepannya.
"Ibu" kaget Gavin, didepannya berdiri seseorang yang sudah lama tak ia temui dan sangat Gavin rindukan.
"Ayo ikut ibu pulang" ibunya mengulurkan tangannya kearah Gavin. Gavin menerima uluran tangan itu
"Pulang kemana bu?" tanya Gavin
"Pulang ke tempat yang seharusnya, tugas kamu sudah selesai sayang" Gavin tak paham maksud ucapan ibunya itu, ia terus mengikuti jalan ibunya sambil menggandeng tangannya.
Tiba tiba ia mendengar sebuah suara tangisan yang berhasil memberhentikan langkah keduanya.
"Apa kau penasaran dengan suara itu?" tanya Ibunya, Gavin terdiam
"Itu orang orang yang menyayangimu didunia, mereka mengharapkanmu untuk segera membuka mata, dan kamu sekarang berada dibawah alam sadar kamu nak" ucap Ibunya
"Tapi kenapa aku ada disini? aku ingin menemui mereka"
"Kembalilah, teruslah berjalan kearah suara itu maka kamu akan menemukan sebuah cahaya, itu adalah pintu untuk kamu kembali" kata ibu Gavin
"Bagaimana dengan ibu? ayo kita pergi kesana bersama sama" ucap Gavin yang dibalas gelengan oleh ibunya
"Tempat ibu disini nak, nanti jika sudah saatnya kita pasti akan bertemu lagi, kembalilah nak masih ada kesempatan" ucap ibu Gavin sambil tersenyum lalu perlahan ia menghilang
"Ibu"
"Buu"
Gavin terus memanggil nama ibunya namun percuma saja karena ibunya sudah pergi.
Ia mendengar suara tangisan itu lagi, Gavin mengikuti suara itu ia terus berjalan dan suara itu semakin dekat. Sampai ia tak menyadari bahwa didepannya ada sebuah cahaya.
Gavin kembali mengedarkan pandangannya kesekitar dan menoleh kembali kecahaya itu. Namun cahaya itu semakin lama semakin redup dan seperti akan hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Gavin || Bright Vachirawit
Teen Fiction[COMPLETED] SUDAH DIREVISI!! sebelum baca follow dulu authornya! Bahasa random . . . Siapa sih yang gak kenal sama Gavin Alfaro Pradiba? Seorang Most Wanted di SMA Angkasa yang terkenal dengan sifatnya yang dingin dan badboy tapi juga goodboy. Hin...