Part 6 (revisi)

875 51 0
                                    

"Kalau sebuah masalah bisa diselesaikan dengan baik-baik lalu kenapa harus ada kekerasan dalam menyelesaikan masalah? Bukankah itu semakin membuat masalah menjadi tambah runyam?"
-Winda larina Agatha

Happy Reading😊

~~~

Gavin dan kedua temannya sedang berada di cafe menunggu pesanan mereka sambil bercanda dan mengobrol biasa.

"Hahaha anjir, urat malunya putus" Gilang terbahak bahak sendiri melihat video di ponselnya. Sedangkan pengunjung cafe menatap kearah Gilang dengan tatapan aneh.

Gavin dan juga Daffa hanya menggeleng gelengkan kepalanya melihat kelakuan Gilang yang tertawa sendiri tanpa melihat keadaan sekelilingnya.

"Lo kali yang urat malunya putus!" Sindir Daffa

"Urat malu gue masih nyambung kali" jawab Gilang ketus

"Lo gak liat apa, tuh orang orang pada liatin lo ogeb" ucap Daffa sambil menunjuk kearah pengunjung cafe dengan dagunya.

Gilang pun ikut melihat ke sekelilingnya "kalo mereka liatin gue berarti gue ganteng dongg"

"Pede banget lo"

"Emang gue gan...." ucapan Gilang terpotong saat pelayan meletakkan pesanan mereka di meja.

"Makasih mba" ucap Gavin ke pelayan itu

"Udah, buruan dimakan, berantem mulu dari tadi" sindir Gavin kedua temannya itu hanya cengengesan.

Sedangkan di tempat lain Winda sedang makan malam bersama dengan kedua orang tuanya dan juga abangnya.

"Bibir lo kenapa dek?" Tanya Reza yang baru menyelesaikan makan-nya.

"Hah? Oh ini...anu kebentur meja dikelas tadi hehe" jawab Winda gugup

"Kebiasaan"

"Bukan kebiasaan tapi kecelakaan"

"Iya dah serah, cewek mah selalu benar, dan cowok yang selalu salah"

"Lah? hahaha"

Makan malam mereka pun dipenuhi dengan candaan dengan Reza yang selalu menjahili Winda.

"Abang, adek...udah malam buruan tidur besok sekolah" ujar Sarah mama Winda.

"Iya mah" jawab Reza dan Winda
Bareng

~~~

"Sekarang gimana keaadaan lo win?" Tanya Salsa
Kini Winda dkk sedang berada dikelas Winda lebih tepatnya di X ips 1.

"Udah baikan kok, lagian gue juga gak kenapa-napa"

"Lo sebaiknya hati-hati win sama kak Lisa" ujar Gita tiba-tiba membuat yang lainnya mengerutkan dahinya bingung

"Emang kenapa?" Tanya Winda

"Kalau kak Lisa udah bersikap kayak kemarin berarti itu sebuah peringatan dan ancaman buat lo win"

Winda hanya diam mencoba mencerna ucapan Gita tersebut, peringatan? Ancaman? Ia masih tidak paham apa maksud kata itu.

"Gita iss udah deh gausah bahas yang nggak enggak, jadi merinding nih gue, jadi berasa nonton film horor gue" celetuk Angel

Mereka pun serentak mengangguk menyetujui perkataan Angel, akhirnya mereka mengubah topik pembicaraan.

Hingga akhirnya bel masuk berbunyi, Salsa dan Gita pun memutuskan untuk kembali ke kelasnya.

Dear Gavin || Bright Vachirawit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang