Part 17 (revisi)

661 42 4
                                    

Mencintaimu itu mudah, membuatmu mencintaiku itu yang sulit
-Winda

~~~

Winda berjalan sendirian dibawah rintik hujan, jalanan sepi karena memang sudah larut malam.

Setelah Gavin dan Fisya menyadari kehadirannya tadi, Winda langsung berlari pergi dari rumah Angel.

Padahal ia tak tahu jalan pulang, dan lihatlah sekarang; ia berjalan tanpa tahu arah, dengan keadaan kaki yang sedikit lecet karena ia tak terbiasa memakai highlees.

Dan sepertinya semesta juga ikut menangis bersamanya saat ini. Jujur saja ia lebih suka menangis dibawah hujan seperti ini, karena tidak akan ada orang yang melihat air matanya.

Winda berhenti disebuah ruko yang sudah tutup, ia berjongkok menenggelamkan kepalanya diantara lutut. Suara gerimis dan isak tangisnya menemani Winda malam itu.

Tiba-tiba ia merasakan sebuah tangan yang menyentuh pundaknya, Winda mengangkat kepalanya dan melihat orang yang ada di depannya.

Ternyata Dia...Gavin
Orang yang tak ingin Winda temui.
Orang yang ia cintai namun tak pernah menganggapnya ada.

Winda langsung berdiri tegak dan hendak pergi dari ruko itu namun tangannya dicekal Gavin.

"Lo nangis?" Tanya Gavin

"Apa perlu gue jawab pertanyaan lo yang bahkan lo sendiri tau jawabannya" sarkas Winda

"Gue minta maaf kalo gue buat lo nangis" gumam Gavin.

"Segampang itu lo minta maaf sama gue? Gue benci lo kak!!"

"Win gue minta maaf"

"Sebenarnya mau lo apa sih kak? Kadang lo ngasih gue harapan, ngasih gue peluang buat milikin lo, tapi lo sendiri yang ngehancurin semua itu!!"

"Dan sekarang gue sadar, cinta sama lo itu mudah, membuat lo cinta sama gue itu yang sulit!"

"Win dengerin gue dulu"

"Gak ada yang perlu dijelasin kak, gue udah cape jadi orang bodoh yang terus mengemis cinta dari seorang Gavin Alfaro Pradiba. Dan dengan naifnya gue selalu percaya kalau suatu hari lo bakal balas perasaan gue"

"Mari kita akhiri hubungan yang tidak pernah dimulai ini" Winda sudah lelah; sungguh.

Sakit, teramat sakit kala Winda mengakhiri hubungan yang bahkan tak pernah dimulai.

"Win?"

"Terimakasih untuk rasa yang pernah ada, meskipun itu hanya gue yang ngerasain sendiri" Winda meninggalkan Gavin yang masih berdiri mencerna setiao ucapan Winda

"GUE MAU LO JADI PACAR GUE!!" teriak Gavin yang membuat Winda mematung.

"Lo tadi tanya kan mau gue apa? Dan gue mau lo jadi pacar gue" kata Gavin lagi.

Gavin berjalan menghampiri Winda yang masih membelakangi dirinya, ia memutar badan Winda agar berhadapan dengannya.

"Gue mau lo--" belum sempat Gavin melanjutkan ucapannya namun Winda sudah memotongnya.

Dear Gavin || Bright Vachirawit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang