Part 18 (revisi)

558 32 12
                                    

Gavin menuruni tangga dengan langkah cepat menuju meja makan, ia langsung mengambil roti yang sudah diolesi selai kacang oleh Denis,

Lalu Gavin menyalimi tangan kedua orangtuanya dan langsung pergi begitu saja menghiraukan Dennis yang menyumpah serapahinya karena mengambil Roti miliknya.

Gavin mennjalankan mobilnya menuju rumah Winda, semalam ia sudah mengabari Winda bahwa ia akan menjemputnya hari ini begitu juga seterusnya.

Sepanjang jalan bibirnya terus mengembangkan senyuman, senyum tulus yang sudah lama tak terlihat diwajah Gavin.

"Assalamualaikum" salam Gavin mengetuk pintu rumah Winda

"Waalaikumsalam" jawab Sarah membuka pintu dengan celemek yang masih ia kenakan.

"Eh nak Gavin, mau jemput Winda yah?" Tanya Sarah yang dibalas anggukan, saat Sarah hendak memanggil Winda tiba-tiba Winda sudah ada dibelakangnya dengan membawa beberapa buku paket.

"Ma, aku sama kak Gavin berangkat dulu yah" pamit Winda menyalimi tangan Sarah diikuti Gavin setelahnya.

"Hati-hati dijalan, Gavin kamu tolong jagain anak saya yah" pinta Sarah yang dibalas anggukan mantap oleh Gavin.

Saat Gavin dan Winda baru saja akan memasuki mobil, Reza berteriak kearah mereka berdua.

"SEKOLAH YANG BENER, JANGAN PACARAN MULU!!" Kata Reza dari balkon kamarnya di lantai dua

"IYE BANG IYE" jawab Winda lalu masuk kedalam mobil diikuti Gavin.

~~~

"Gausah takut, ada aku" kata Gavin meyakinkan Winda.

Mereka baru saja sampai di sekolah, namun Winda terlihat sangat resah saat akan turun dari mobil Gavin.

Ini bukan kali pertamanya ia berangkat bersama Gavin namun kali ini statusnya sudah menjadi pacar resmi seorang Gavin Alfaro Pradiba.

Ia takut cewek-cewek yang menyukai Gavin malah menyerangnya sama seperti Angel dan Daffa saat awal pacaran.

"Ayo" kata Gavin mengulurkan tangannya kepada Winda, entah kapan Gavin membukakan pintu untuknya.

Winda menggenggam tangan Gavin ragu namun pasti, Gavin menariknya keluar dan menggenggam tangan Winda erat.

"Itu Gavin sama Winda gandengan?"

"Engga, itu mereka lagi bacok-bacok an"

"Pls condition your congor!"

"Mereka ada hubungan apa?"

"Kayaknya mereka pacaran"

"Gavin, aku tidak mau di madu"

"Gavin sold out dongg"

"Potek hatiku bang"

"Dudu klambi anyar sing ning jero lemariku nanging bojo anyar sing mbok pamerke nang aku"

"Sobat ambyar, mari kita berpelukan huhu"

"Gausah alay tolong, cowo didunia ini ga cuma satu"

Dear Gavin || Bright Vachirawit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang