Jangan lupa Vote!
~~~
Gavin duduk diatas kursi roda dengan satu perawat yang menemaninya. Ia kini berada ditaman rumah sakit sekedar untuk menghilangkan rasa jenuhnya didalam kamar pasien.
"Sus boleh tinggalkan saya sendiri?" tanya Gavin pada suster
"Tapi--"
"Hanya sebentar" Gavin menyela dengan menekan setiap kata.
"Jika butuh bantuan panggil saya, saya duduk dibangku koridor" ucap suster itu lalu berjalan menjauh dari Gavin.
Gavin memperhatikan pasien lain yang juga berada ditaman, mereka tampak tersenyum dan tertawa meskipun sedang sakit.
"Kak apinn" seorang anak kecil dengan baju biru khas pasien dan kepala plontosnya berlari menghampiri Gavin.
Gavin tersenyum simpul saat mengetahui siapa yang memanggilnya; Meira, anak berusia 8 tahun penderita leukimia yang dulu ia temui di ruang kemoterapi khusus Anak yang kebetulan bersebelahan dengan ruang kemoterapinya.
"Jangan lari Mei" peringat Gavin namun dihiraukan oleh Meira.
Meira duduk dipangkuan Gavin, Gavin sedikit kuwalahan menanggapi Meira yang terus bergerak diatas pangkuannya.
"Meira sama siapa?" tanya Gavin
"Sama nenek, tapi nenek masih ambil obat" jawab Meira, ia memainkan jemari Gavin
Gavin memperhatikan Meira, kepala yang 2 bulan lalu masih ditumbuhi rambut, kini sudah tidak lagi. Badan Meira yang dulunya terlihat berisi kini berubah menjadi kurus.
Gavin teringat ucapan Meira diruang kemo waktu itu yang berhasil membuatnya tertegun;
"Meira gak mau diobatin lagi, Meira mau ke surga aja nemuin bunda" Meira menangis saat mengucapkan itu, ia kesakitan karena proses kemoterapi yang ia jalani.
Nenek dan Papa Meira yang waktu itu mendampingi Meira hanya bisa menyemangati Meira.
Entah bagaimana caranya Gavin dan Meira menjadi sangat dekat, yang jelas Gavin beruntung bisa bertemu anak kuat seperti Meira.
"Kak Apin masih sakit?" tanya Meira, Gavinhanya mengangguk mengiyakan.
"Meira gimana?" tanya Gavin
Meira turun dari pangkuan Gavin lalu memandangi Gavin dengan senyum lebarnya.
"Kata dokter meira udah sembuh, terus lusa Meira udah boleh pulang" kata Meira girang
"Wah kakak ikut seneng dengernya"
"Kak apin juga udah mau sembuh kan?" tanya Meira yang membuat Gavin terdiam
"Doain kakak ya" Gavin mengelus pipi Meira yang berwarna putih pucat.
"Meira selalu minta sama tuhan biar kakak bisa cepet sembuh juga kaya Meira."
Gavin tersenyum menanggapi ucapan Meira. Tak lama seorang suster menghampiri Meira.
"Ayo Meira, kamu harus ketemu dokter sekarang" ucap suster itu
"Kak apinn, Meira pergi dulu ya. Nanti kita ketemu lagi kan?" Gavin mengangguk
Lalu Meira berjalan pergi bersama suster yang menggandeng tangannya. Sebelum benar benar hilang, Meira melambaikan tangan kearah Gavin yang dibalas lambaian tangan juga oleh Gavin.
"Gavin kok kamu disini sendiri sih?" Reina datang menghampiri Gavin
"Lo inget Meira? dia tadi kesini terus bilang kalau dia udah sembuh" Gavin tersenyum tipis mengingat bagaimana senangnya Meira saat bercerita padanya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Gavin || Bright Vachirawit
Teen Fiction[COMPLETED] SUDAH DIREVISI!! sebelum baca follow dulu authornya! Bahasa random . . . Siapa sih yang gak kenal sama Gavin Alfaro Pradiba? Seorang Most Wanted di SMA Angkasa yang terkenal dengan sifatnya yang dingin dan badboy tapi juga goodboy. Hin...