Part 23 (revisi)

273 17 0
                                    

Waktu berjalan begitu cepat, tak terasa 6 Bulan berlalu begitu saja. Hubungan Winda dan Gavin baik baik saja, meskipun terkadang mereka bertengkar namun sejauh ini mereka bisa menyelesaikan masalah yang terkadang hadir dihubungan mereka.

Daffa dan Angel bahkan sudah merayakan Anniversary 1tahun mereka beberapa hari lalu. Dan tentang hubungan Gilang dan Gita masih belum ada perkembangan sampai saat ini. Jangankan untuk pacaran, berkumpul dengan teman temannya saja sudah jarang. Semenjak kelas 12 Gilang lebih banyak menghabiskan waktu ditempat les atau tempat belajar lainnya. Orangtuanya menuntut Gilang agar bisa lulus dengan nilai yang tinggi.

Dan tentu saja hal itu membuat Gilang stress seperti saat ini, ia berada dikamarnya dan ia mengeluh pada 2 temannya.

"Nilai UN gue harus 9 semua woe, Gila apa?! lo bayangin aja kemarin gue mtk aja cuma dapat 7, Gimana nanti kalau ujian" Gilang mengacak rambutnya frustasi

"Bisa kok bisa, lo harus belajar yang rajin, lagian lo kan ada les tambahan dirumah jadi lebih gampang" Ucap Daffa santai

"Gampang gundulmu, Otak gue mau meledak bgst" Gilang berucap dengan kesal

"Santai dong gausah ngegas"

"Gue gak ngegas, cuma lagi kesel aja"

"Sabar, orang sabar kuburannya lebar" Daffa mengelus pundak Gilang, sedangkan Gilang hanya menatap sekilas kearah Daffa

"Gue mau mengundurkan diri jadi kapten basket" Gavin yang sedari tadi diam tiba tiba berucap demikian yang membuat kedua temannya terkejut

"Ha? seriusan lo?" Gilang bertanya yang dibalas anggukan oleh Gavin

"Tapi lo masih ada di klub basket kan?" Daffa bertanya

"Gue juga keluar dari sana" jawab Gavin yang membuat kedua temannya semakin terkejut

"Kita sekarang udah kelas 12, jadi gak memungkinkan buat gue tetap ada diklub basket" kata Gavin

"Tapi gak harus keluar juga Vin" ucap Daffa

"Gue udah mikirin ini dari lama dan keputusan gue udah bulat" kawab Gavin

"Lo udah bilang sama pak Anton?(pelatih tim basket)" tanya Gilang yang dibalas anggukan oleh Gavin

"Semalam gue telfon pak Anton dan dia gak setuju"

"Nah berarti lo gak jadi keluar dari klub basket" girang Gilang

"Tapi setelah gue jelasin alasan gue keluar dari klub, pak Anton terima keputusan gue" jawab Gavin yang membuat raut wajah Gilang merenggut.

"Lo kok gitu banget sih Vin, tega lo ninggalin kita?" Gilang mengeluarkan kealay annya lagi

"Udahlah, Gavin udah mutusin ini. Kita sebagai teman harus dukung dan ikut nerima apa yang udah dia putuskan" ucap Daffa

"Gue harap lo gak salah ambil keputusan Vin" Gavin tersenyum menanggapi ucapan Daffa.

"Yaudah gue mau pulang udah malam" pamit Daffa diikuti Gavin yang ikut pamit pada Gilang

"Hati hati dijalan, maaf gue gak bisa anterin sampe depan, gue udah kebelet boker" setelah mengucapkan itu Gilang berlari kearah kamar mandi dikamarnya.

Gavin dan Daffa keluar dari rumah Gilang setelah berpamitan pada orangtua Gilang. Saat Gavin hendak membuka pintu mobilnya, Daffa mencegahnya.

"Ada apa?" tanya Gavin

"Gue tau lo nyembunyiin sesuatu dari gue dan Gilang" ucap Daffa, Gavin menunjukan ekspresi tak mengertinya dan bingung.

"Lo gak bisa bohong sama gue Vin, gue udah kenal lo lama, gue udah tau segala seluk beluk lo. Gue gak maksa lo buat cerita sekarang. Tapi gue yakin, cepat atau lambat lo pasti bakal cerita sama gue" Daffa menepuk pundak Gavin lalu memasuki mobilnya dan pergi meninggalkan rumah Gilang dan Gavin yang masih mematung didepan mobilnya.

Dear Gavin || Bright Vachirawit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang