Part 10 (revisi)

517 33 0
                                    

Happy reading gaes😊

~~~

"Gilang!! Bayar kas mana!!" Teriak Anis si bendahara kelas yang tengah berdiri didepan pintu kelas.

"Aelah nis masih pagi ini, jangan narikin uang kas dulu lah nanti juga gue bayar nis" rengek Gilang

"Gaada nanti-nantian!!,buruan bayar sekarang!!"

"Bayar 20 ribu" lanjut Anis dengan nada ketus

"Hah!? Bukannya cuma 5 ribu?"

"Iya tapi kan lo belum bayar 4 minggu ogeb, lo itung deh 5 ribu dikali 4 sama dengan 20 ribu, mana bayar!!"

"Bangkrut gue" gumam Gilang sambil menyerahkan uang 50 ribu

"Mana kembaliannya"

"Nih" kata Anis menyodorkan uang 30 ribu

"Sama-sama" lanjut Anis saat Gilang megambil uang kembaliannya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Makasih bundahara" jawab Gilang dengan tersenyum paksa lalu berjalan menuju bangkunya.

"Napa muka lo ditekuk gitu?" Tanya Daffa

"Si Anis tuh, masih pagi udah ditarikin uang kas aja, mana gue bayarnya harus 20 rebu lagi!"

"Haha, Makannya kalau suruh bayar kas itu cepet dibayar biar gak numpuk gitu"

"Ketawa aja teross"

Daffa menghentikan tawanya saat bu Ratna memasuki kelas.

"Selamat pagi" ucap bu Ratna

"Pagi bu" jawab satu kelas serentak

"Baik, hari ini kita akan membahas tentang Fluida Dinamis."

"Dinamika fluida adalah subdisiplin dari mekanika fluida yang mempelajari fluida bergerak bla...bla...bla" bu Ratna menjelaskan materi.

~~~

Bel istirahat sudah berbunyi dari 5 menit yang lalu, namun Gavin tidak beranjak dari tempat duduknya, sedangkan Daffa dan Gilang ke kantin terlebih dahulu karena Gavin tadi bilang akan menyusulnya.

Namun entah kenapa ia merasa malas untuk pergi ke kantin dan akhirnya ia memilih untuk pergi ke perpustakaan.

Sesampainya ia di perpustakaan ia menyusuri rak buku, ia tak luput dari tatapan memuja para siswi yang kebetulan berada di dalam perpustakaan.

Ia mengambil buku paket matematika, Gavin berniat untuk mempelajari materi-materi yang belum ia pahami karena ia nanti ulangan matematika.

Wajah Gavin terlihat sangat serius saat membaca materi, bahkan para siswi yang sedari tadi memperhatikan Gavin pun menahan jeritan kagumnya.

"Hai kak" sapa Winda yang duduk didepan Gavin.

Gavin hanya melirik Winda singkat lalu kembali fokus pada bukunya.

"Lagi baca apa kak?" Tanya Winda memanjangkan lehernya melihat buku yang dibaca Gavin.

"Matematika?" Lanjutnya

"Kak Gavin kok diem sih kak?"

"..."

"Kak"


"..."

"Punten!"

"Bisa diem?" ucap Gavin dengan nada dingin dan datar

Dear Gavin || Bright Vachirawit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang