Part 26 (Revisi)

293 18 3
                                    

"Aku tidak pernah berhenti mencintainya, aku hanya berhenti menunjukkannya" -Gavin

~~~

Flashback

"Kamu apain Winda sampai dia nangis kaya gitu Vin?" tanya Reina duduk didepan Gavin

Gavin tak menjawab, ia keluar cafe dan masuk kedalam mobilnya. Reina mengikuti Gavin yang masuk kedalam mobil.

"Jawab aku vin!" Reina bertanya dengan nada membentak

"Gue putusin dia Rei, gue bilang lo itu tunangan gue, puas?!"

"Kamu gila?!"

"Ya! gue gila, gue brengsek udah nyakitin hati dia, gue udah kehilangan akal sehat karena terlalu mencintai dia. Tapi gue harus apa Rei?! gue harus apa jawab gue!?"

"Tapi caranya gak harus putus Vin"

"Percuma rei, putus atau enggak gue bakal tetep ninggalin dia"

"Kamu gak bakal pergi, gak akan ada yang pergi"

"Gue udah capek denger lo ngomong kaya gitu"

"Sekarang gue tanya, apa gue ada harapan buat bertahan? setidaknya satu tahun kedepan?"

"A-aku y-yakin---"

"Setiap gue tanya lo ga bisa jawab kan?"

"Udah cukup rei udah, gue tahu lo sebenernya juga udah capek"

"Aku gak capek vin" Reina memeluk Gavin, ia mengusap sayang punggung sepupu sekaligus pasiennya itu.

"Dokter udah menyerah rei, udahlah pasien lo bukan hanya gue"

"Aku belum menyerah, aku tahu kamu bisa sembuh" Reina memeluk erat Gavin.

Sekitar 8 bulan yang lalu Gavin dibuat tak percaya dengan diagnosis dokter. Gavin di diagnosis mengidap kanker darah; AML (Acute Myeloid Leukimia). Mendengar kata kanker saja, Gavin sudah tau bahwa peluang untuknya hidup tidak banyak.

Apalagi kanker yang sekarang berada didalam tubuhnya adalah salah satu kanker dengan peluang bertahan hanya sekitar 40%. Gavin putus asa dibuatnya namun Reina; sepupu serta dokternya itu datang dan memberi semangat bagi Gavin. Ia menjadi dokter pribadi Gavin, siang dan malam Reina berjuang untuk menyembuhkan Gavin. Namun sepertinya tuhan belum merestui. Kondisi Gavin semakin menurun walau ia bisa bertahan selama 8 bulan, 2 bulan lebih panjang dari yang dokter diagnosis.

Gavin tak menceritakan hal ini pada siapapun, keluarganya bahkan tak mengetahui jika Gavin mengidap kanker. Gavin harus menyembunyikan bermacam macam obat yang harus ia minum didalam laci, Membiayai pengobatan dan kemoterapi dengan tabungannya sendiri.

Luka memar yang tiba tiba muncul dibagian tubuhnya sudah menjadi hal yang wajar bagi Gavin, Ia bahkan sering mimisan atau gusinya berdarah. Reina bilang, itu semua adalah gejala yang sering terjadi pada penderita Leukimia.

Sekarang, Gavin sudah lelah dengan semua hal yang ia sembunyikan sendiri. Setelah pulang, Gavin akan mengatakan yang sejujurnya pada keluarganya. Ia siap jika ia harus dimarahi karena menyembunyikan hal sebesar ini.

Dear Gavin || Bright Vachirawit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang