part 20 (revisi)

434 26 4
                                    

Gavin dan Winda berjalan beriringan menuju kelas X IPS 1, suara para siswa yang membicarakan kejadian Winda dibully Lisa beberapa hari yang lslu masih terdengar hingga sekarang.

Gavin memberikan tatapan tajam kepada para siswa yang masih membicarakan Winda, lantas mereka pun langsung terdiam dan menunduk takut.

Gavin membisikkan sesuatu ditelinga Winda yang membuat Winda tersenyum tipis,

"Gapapa ada aku, semuanya akan baik baik saja"

Kalau Winda boleh jujur menjadi pacar dari seorang Gavin Alfaro Pradiba yang notabene seorang most wanted tidaklah mudah.

Bahkan belum genap mereka jadian selama satu minggu, namun banyak hal yang membuat Winda takut dan merasa terancam.

Sebagian teman-teman sekelas yang juga menyukai Gavin tiba-tiba mereka menjauhi Winda, bukan apa, kalian tahu sendiri kan Gavin adalah salah satu most wanted dan anak paling berpengaruh di SMA Angkasa jadi wajar jika banyak yang mengaguminya.

Ia jadi berfikir 'apakah dulu Daffa dan Angel juga mengalami hal yang sama?'

"Buruan masuk gih, bentar lagi bel" ucap Gavin yang membuat Winda tersadar dari lamunannya, Winda menanggapi ucapan Gavin dengan senyuman singkat lalu masuk kedalam kelasnya.

Winda duduk disebelah Angel yang sedang asik memainkan ponselnya, Angel yang menyadari Winda yang duduk dengan lesu pun menaruh ponselnya diatas meja.

"Lo kenapa Win? semuanya baik baik aja kan?" tanya Angel yang dibalas gelengan oleh Winda

"Ada apa? sini cerita sama gue" ucap Angel

"Lo dulu pertama sama kak Daffa kaya gini juga ga sih?" tanya Winda pada akhirnya

"kaya gini giman--oh gue paham arah pembicaraan lo"

"Win dengerin gue, kak Gavin udah milih lo jadi pacarnya dan lo harus bisa pertahanin itu, jangan biarin omongan mereka yang menjadi perusak hubungan lo" kata Angel, belum sempat Winda menjawab perkataan Angel namun bel sudah berbunyi dan guru memasuki kelas.
Winda masih mencoba untuk mencerna ucapan Angel.

~~~

Gavin dkk dan Winda dkk sekarang berada di kantin, mereka makan bakso dengan menyaksikan sedikit keributan yang dibuat oleh Gilang dan Daffa.

"heh, lu yang makan bakso gue kan lang?" tuduh Daffa kearah Gilang yang asik mengunyah bakso.

"hehe gue cuma ambil satu Daf, lu jadi orang jangan pelit nanti kuburannya sempit" kata Gilang cengegesan

"bodo amat, balikin lang!" pinta Daffa berusaha mengambil satu bakso dari mangkok Gilang, sedangkan Gilang memperlihatkan bakso yang sudah ia kunyah di dalam mulutnya.

"jijik lo!" kata Daffa memukul kepala Gilang dengan garpu yang ia pegang.

tawa Gilang pecah begitu juga dengan Winda, Angel dan juga Gita. kalian bertanya bagaimana dengan ekspresi Gavin? ia hanya tersenyum tipis sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

Gavin menatap Winda yang masih tertawa, menurutnya Winda menjadi semakin cantik disaat tertawa lepas.

Winda langsung terdiam saat ia menyadari bahwa dirinya di perhatikan oleh Gavin.

"Vin, kamu kenapa natap aku kaya gitu?" tanya Winda yang membuat teman-temannya memperhatikan mereka berdua, Gavin hanya menggeleng lalu melanjutkan acara makannya.

tak lama ponsel Winda yang berada di meja berdering, menandakan ada yang menelfonnya, tertera nama 'Gara' disana, Gavin yang sempat melirik kearah ponsel Winda hanya mengerutkan dahinya bingung kenapa Gara menelfon Winda.

Dear Gavin || Bright Vachirawit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang