Gavin memukuli tembok rooftop, ia tak memperdulikan darah yang sedari tadi mengalir deras dari tangannya.
Hatinya sakit karena keputusannya sendiri, Gavin menyesal sudah meninggalkan Winda, Gavin menyalahkan semuanya.
Daffa datang dan langsung mendorong Gavin
"LO GILA VIN?!"
"Kenapa rasanya bisa sesakit ini Daf?" Gavin bersandar di tembok,
"Gue pikir dengan gue tinggalin dia, gue bakal baik baik aja. Tapi nyatanya?"
"Seharusnya gue seneng waktu liat dia udah nemuin pengganti gue"
Gavin terus bermonolog, ia terus menyalahkan dirinya sendiri.
"Buat sekarang jangan pikirin Winda vin, lo harus pikirin diri lo sendiri, lo harus fokus sama pengobatan dan penyembuhan lo sekarang" Daffa memegang pundak Gavin
"Lo jangan salahin diri lo sendiri----"
Gavin tak bisa mendengar dengan jelas ucapan Daffa, penglihatannya mendadak buram, ia merasakan sesuatu mengalir di hidungnya.
Gavin bisa mendengar Daffa yang berulang kali yang memanggil namanya sebelum akhirnya semuanya menjadi gelap.
~~~
Gavin terbangun diruangan serba putih, bau obat langsung menyeruak ke hidungnya. Tanpa diberitahu sekalipun ia sudah tahu berada dimana.
Ia melirik kedua tangannya yang terbungkus perban dan juga infus dilengannya.
Gavin sedikit terkejut saat mendapati disekelilingnya ada Winda dkk, Daffa, Gilang, Gara dan orang tuanya.
Ia melihat Winda yang berada tepat disebelahnya, Winda menunduk seolah tak mau melihat Gavin.
Ia menatap bundanya yang menatap khawatir, mata Gavin seolah bertanya "Apa kalian memberitahu Winda?" Bunda Gavin menggeleng seolah ia bisa membaca apa yang dipikirkan anaknya.
Satu persatu teman teman Gavin menepuk pundak Gavin dan mendoakan agar Gavin cepat sembuh lalu mereka keluar meninggalkan Gavin dan Winda.
Mereka hanya terdiam, suasana saat itu menjadi sangat canggung. Winda yang menahan tangisnya dan Gavin yang menahan dirinya sendiri untuk tak mengucapkan kebenaran.
"Lo kok bisa ada disini?" tanya Gavin pada akhirnya, Winda mendongakkan kepalanya menatap Gavin
"Seharusnya gue yang tanya kenapa lo bisa lukain diri lo sendiri bahkan sampai masuk RS?"
"Gue gak kenapa-kenapa" jawab Gavin
"Apa ada masalah sama Reina yang buat lo sampai kaya gini?"
Gavin terkejut saat Winda malah bertanya demikian, Andai saja ia tahu bahwa Gavin sangat frustasi saat mengetahui Winda yang terlihat semakin dekat dengan Gara.
"Gak usah urusin hubungan gue"
"Jadi benar karena Reina yang buat lo sampai lukai diri lo sendiri Vin?" Batin Winda menjerit tertahan
Pintu terbuka menampilkan Reina yang terlihat sangat khawatir. Winda tersenyum miris lalu kembali menatap Gavin yang juga menatapnya dengan tatapan yang sulit dijelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Gavin || Bright Vachirawit
Teen Fiction[COMPLETED] SUDAH DIREVISI!! sebelum baca follow dulu authornya! Bahasa random . . . Siapa sih yang gak kenal sama Gavin Alfaro Pradiba? Seorang Most Wanted di SMA Angkasa yang terkenal dengan sifatnya yang dingin dan badboy tapi juga goodboy. Hin...