XXXI ¤ Grand Pa

6.9K 672 5
                                    

Assalamualaikum semua 😍

Tadi siang aku kira udah update Laith dan Humaira, eh tapi ternyata cuma ke-save gak ke-publish.
Maaf yaa 😢

Oke, sekarang enjoy the story
Semoga bisa menghibur 🤗

🍁🍁🍁

"Seneng gak ?" Tanya Laith dengan tangan masih memijat kaki sang istri yang sedang duduk selonjoran di sofa ruang keluarga.

"Banget," ujar Humaira mengangguk senang. Mengalihkan pandangan dari handphone Laith yang sedang dipegangnya.

"Besok masih mau jalan-jalan ?" Tanya Laith. Masih tetap memijat.

"Pengen. Tapi, Ai bel-"

"Ehem. Besok kalian temani Grand Pa ke De Luca Company untuk acara penutupan sebelum libur natal dan tahun baru ya ?" Dalam Bahasa Italia yang khas, Georgio datang dari tangga dan memotong pembicaraan Humaira.

(Percakapan dalam Bahasa Italia)

"Harus ya, Grand Pa ?" Tanya Humaira saat Grand Pa nya duduk di single sofa dan dirinya menurunkan kaki.

"Heum. Grand Pa ingin mengenalkan kalian di hadapan semua pekerja. Setelah itu, kalian boleh bepergian lagi. Hanya beberapa jam, mungkin dari jam 9 sampai 11 siang," jelas Georgio.

Humaira menatap sang suami meminta persetujuan. Laith mengangguk menyetujui. Dirinya tidak mungkin menolak permintaan orang tua, lagi pula itu bukan permintaan terlarang.

"Okay, Grand Pa," putus Humaira seraya mengangguk.

"Kalian hanya seminggu di sini. Itupun sebelum natal. Padahal, hanya selang lima hari dari keberangkatan kalian," ujar Georgio merasa sedih waktu yang dihabiskan untuk sang cucu dan menantu sedikit.

"Maaf ya Grand Pa. Mas Laith sedang banyak pekerjaan karena ditinggal terlalu lama," ucap Humaira tidak enak hati.

Laith sudah terlalu lama meninggalkan El-lectro Inc. pusat di Kairo, Mesir. Sekarang, dirinya juga cuti menangani secara daring karena dalam rangka honeymoon.

Selain itu, bukan maksud Laith dan Humaira tidak bertoleransi atau tidak menghormati budaya agama lain. Dalam surat Al-Kafirun ayat 6 dikatakan, "Lakum diinukum wa liyadiin," artinya "untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku".

Dalam hal aqidah atau kepercayaan tidak bisa bertoleransi. Maksudnya, tetap harus menghormati setiap umat agama lain dengan tidak mencampuradukkan keyakinan dalam diri.

Memberi dukungan tanpa ikut merayakan, tetap hidup berdampingan tanpa saling menyalahkan. Bagaimanapun, kehadiran Laith dan Humaira yang mualaf bukan menjadi suatu alasan adanya perbedaan. Juga merupakan urusan masing-masing dalam hal kepercayaan (agama).

"Atau Grand Pa sekalian ingin ikut kami bepergian besok ?" Tawar Laith.

Humaira sebenarnya kaget, tapi dirinya mengangguk antusias. Benar juga, waktu mereka untuk Grand Pa sangat terbatas.

"Tidak. Aku tidak ingin mengganggu acara honeymoon kalian. Padahal, juga sudah kutawarkan honeymoon lain waktu di tempat lain," tolak Georgio. Dirinya tidak ingin menjadi beban bagi mereka, cukup dengan melihat kebahagiaan keduanya adalah sebuah anugerah.

"Ikut aja, Grand Pa. Ya ya. Sekalian Grand Pa yang jadi guide tour kita," paksa Humaira.

Georgio terkekeh pelan dengan sikap memaksa dan manja cucu putrinya, "baiklah kalau kamu memaksa, Princess. Tapi, Grand Pa punya syarat," ujar Grand Pa.

amore: Sacred Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang