VI ¤ Territorial

8.5K 915 3
                                    

"Maa Syaa Allah. Nona sangat cantik memakai kerudung," ujar Pak Syahrir saat matanya menangkap penampilan yang berbeda dari anak almarhum bosnya.

Humaira tersenyum, "ah, Pak Syahrir bisa aja," tukas Humaira.

"Nona Aileen, saya sudah mendengar cerita Nona dari Ridwan, teman saya yang menjadi ayah angkat Nona sekarang," ucap Pak Syahrir.

"Alhamdulillah, ya begitulah, Pak. Oh ya, sekarang nama panggilan Ai berubah, Pak, jadi Humaira. Kalau Pak Syahrir berkenan boleh panggil nama Humaira atau tetap panggil Aileen juga tidak apa-apa," jelas Humaira.

"Maa Syaa Allah. Namanya cocok sama Nona. Cantik begitu. Bapak coba panggil dengan Nona Humaira ya, kalau misal gak sengaja panggil nama kecil Non, maklumin ya. Bapak sudah tua ini," ujar Pak Syahrir terkekeh.

"Siap, Pak. Eum, jadi, bagaimana, Pak. Apa yang ingin Bapak sampaikan ?" Tanya Humaira to the point.

"Selama setahun ini, saat saya mengambil alih kepemimpinan A Corp semuanya lancar tanpa kendala. Semua aset dan saham --di beberapa perusahaan-- milik Tuan Anthoni dan Nyonya Abigail sudah pindah atas nama Nona Aileen. Namun, yang menjadi kendala akhir ini adalah pencabutan saham Tanuwijaya Group di A Crop. Itu berarti pemecahan sektor usaha dan A Corp menjadi perusahaan mandiri. Butuh kesepakatan bersama dan melibatkan pemegang saham lain. Mereka menolak itu, karena mengakibatkan kerugian perusahaan dan hilangnya sektor ekspedisi dari Tanuwijaya Group yang menjadi pemasukan terbesar," ucap Pak Syahrir dan berhenti sejenak untuk memperoleh tanggapan dari Humaira.

"Jadi, apa yang mereka katakan pada Bapak ? Maksud saya, ancaman apa lagi sekarang," tanya Humaira tenang.

"Awalnya mereka mengancam akan mengakuisisi A Corp dengan dalih saya --sebagai pihak luar Tanuwijaya-- yang mengambil alih perusahaan. Namun, konflik internal ini sudah terendus oleh beberapa pemilik saham. Sehingga, keputusan terakhir menetapkan akan diadakan RUPS Luar Biasa*. Dan Non Aileen harus hadir untuk menjelaskan maksud dan tujuan pemecahan perusahaan. Jadi, mereka dapat memilih mana yang harus divote. A Corp tetap menjadi anak perusahaan Tanuwijaya Group atau berdiri sendiri sebagai perusahaan mandiri," jelas Pak Syahrir.

*RUPS Luar Biasa atau Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa : rapat para pemegang saham sewaktu-waktu apabila terjadi keadaan mendesak, seperti pemecahan perusahaan, perubahan anggaran dasar, dll.

Sedikit membuat Humaira cemas. A Corp adalah satu-satunya peninggalan kedua orang tuanya yang mereka bangun dari nol. Tanpa bantuan keluarga Tanuwijaya sedikitpun. Itulah alasan mengapa Humaira harus mempertahakan perusahaan A Corp di tangannya. Selain itu, mereka terlalu tamak dan serakah. Mereka melakukan segala cara agar mendapat bagian terbesar di perusahaan. Atau agar menjadi pemimpin besar Tanuwijaya Group.

"Oh ya, Non. Sejak beberapa bulan setelah wafatnya Tuan dan Nyonya, Grand Pa Non sering menghubungi saya, menanyakan kabar Non. Saya bilang Non baik-baik saja, agar beliau tidak cemas. Lalu, terakhir menghubungi itu kalau tidak salah 2 minggu kemaren," beri tahu Pak Syahrir.

Humaira mengernyit. Sudah lama sekali dia tidak mengunjungi dan bertukar kabar dengan Grand Pa nya. Ayah dari Mommy, seorang taipan asal Italy. Memang, Mommy nya campuran ras China dan Eropa. Grand Pa sekarang tinggal di Italy setelah Grand Ma nya meninggal saat Humaira dulu tinggal di Jepang.

Mengingat itu, senyum Humaira merekah.

"Nanti saya hubungi Grand Pa sendiri. Sepertinya, Grand Pa sudah mengetahui masalah ini. Saya pastikan A Corp tidak jatuh ke tangan mereka," ujar Humaira.

Pak Syahrir mengangguk, "saya berharap Non bisa mempertahankan apa yang menjadi hak Non. Mereka sudah sangat keterlaluan, dibutakan oleh harta kekayaan. Dengan Non melakukan yang seharusnya Non lakukan, saya berharap itu menjadi tamparan bagi mereka," ujar Pak Syahrir geram.

amore: Sacred Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang