XV ¤ First Kiss

11.8K 966 21
                                    

Assalamualaikum semua 🙌
Hari ini aku double update!!!
Alasannya? Karena anu 😭
Walaupun gak anu tapi karena ini bulan puasa jadi tetap anu😭

//author gak jelas plak!//
Wkwkwk

Selamat membaca...

🍁🍁🍁

Suara merdu tartil Al-Quran menembus telinga Humaira, membuatnya nyaman dan tak ingin bangun dari mimpi. Namun, suara itu semakin nyata di saat kesadaran mulai menyentuh permukaan.

Dengan masih terpejam, telinganya tajam seperti kelinci. Lalu, dia segera tersadar bahwa suara itu bukan mimpi. Menggeliat, perlahan membuka mata. Menemukan siapa pemilik suara merdu itu di sebelah ia tidur. Maa Syaa Allah, suara emas itu ternyata milik suamiku sendiri. Batin Humaira.

"Shodaqallahul 'adziim."

Laith menyelesaikan membaca Al-Quran setelah melihat mata istrinya sedang menatap dirinya kagum.

"Sudah bangun?" Tanya Laith mengelus surai istrinya.

"Ehem, kenapa berhenti?" Tanya Humaira setelah membersihkan tenggorokannya.

"Sudah jam 3. Sholat tahajud bareng, yuk," ajak Laith.

Humaira mengangguk dan segera bangkit. Mengambil wudhu dan sholat tahajud berjamaah. Seusai salam dan berdoa. Seperti biasa, Laith meyodorkan tangan.

Sekarang ada tambahan. Laith memajukan badan dan mencium kening Humaira lama. Lalu, menatap wajah Humaira lembut.

"Nanti, kalau kita sudah punya anak. Biasakan anak-anak kita untuk sholat tahajud ya, Humaira," kata Laith tersenyum lembut seraya mengelus pipi merona istrinya.

"Heum. A-anu, tapi Ai belum siap i-iitu," ujar Humaira gugup menunduk.

Laith terkekeh, "aku akan menunggumu siap, Humaira," ujar Laith, mengangkat dagu Humaira.

"Tapi, jangan lama-lama, ya," tambah Laith menggoda.

Humaira merona, tapi tak ayalpun mengangguk. Lalu, dia merasakan mata Laith berbeda. Tajam, tapi lebih tajam dari biasanya. Tak terasa jarak wajah mereka hanya terbatas hidung yang sudah bersentuhan.

Humaira memejamkan mata. Merasakan sesuatu yang lembut mendarat di bibirnya. Satu, dua, tiga detik. Lalu, Laith menarik kembali wajahnya menjauh.

Astaghfirullah. Kyaaa. My first kissss. Jerit batin Humaira.

"Untuk sekarang seperti ini tidak apa-apakan?" Tanya Laith.

Humaira menyentuh bibirnya, bergumam, "my first kiss. You stole it just now."

"It was my first kiss too. So, our officially first kiss. You wanna make it twice ? Or more ? With my pleasure i'll make it happen, Honey," goda Laith.

"No!" Sergah Humaira langsung menutup bibir dengan telapak tangan.

"Why ? Halal kok buat kita. Lebih dari itu, juga halal," Laith semakin giat menggoda Humaira.

Humaira menggeleng, "no no no! I'm not ready yet. I'm afraid."

"What are you afraid of ?" Laith mengernyit.

"My friends said that, eung.. having sex is hurt," ujar Humaira lirih kembali menunduk.

Laith menghela nafas, "we're not having sex, Humaira. We're making love. Berbeda kasusnya dengan teman-temanmu. Hubungan kita halal bahkan mendapat pahala. Tidak perlu mengkhawatirkan hal-hal seperti itu, Humaira. Yang terpenting itu kamu ikhlas dan mencari ridlo Allah untuk menjalankan kewajibanmu sebagai istri. Dan tugasku menafkahimu lahir dan batin. I know how to treat you better and I really respect you as my wife. I'll never hurt you. I promise," ujar Laith meyakinkan Humaira.

amore: Sacred Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang