III ¤ That Woman

10.6K 1K 8
                                    

Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi.

Perempuan itu. Lagi.

Batinnya.

Sepertinya, umroh yang di jalani Laith kali ini 'berbeda'. Perjalanan umroh bacpacker dari Kairo, Mesir -tempat dia menimba ilmu- ke tanah suci saat libur semester, menjadi kegiatan yang ia nanti.

Muhammad Laith El-Farees.

Akrab disapa Laith. Bertolak ke Makkah seorang diri dan menjalankan umroh.

'Berbeda', karena --entah mengapa-- dia selalu bertemu dengan perempuan yang saat ini sedang berjongkok menenangkan bocah yang tadi menabrak dirinya.

Berawal di Masjidil Haram. Ketika perempuan itu selepas sholat sunnah bersimpuh di depan Ka'bah. Sorot mata redup dan tangis berurai. Saat itu, Laith hanya sekilas menengok. Ditambah, wanita itu menunduk bermunajat. Akan tetapi, ada suatu gaya tarik magnet yang seolah membuat wajah itu terpatri di pikiran Laith.

Benar saja, saat dia akan sa'i. Rombongan --yang sepertinya dari Indonesia, negara asalnya-- berkumpul di satu titik. Tentunya, perempuan itu menjadi titik pertama pandangan Laith karena berbeda dengan jamaah lain. Tinggi semampai dan berkulit seputih susu --mengingat warga Indonesia berkulit sawo matang-- dengan wajah khas Asia Timur.

Wajah itu, terbingkai kain ihram putih yang semakin membuatnya bercahaya. Mata sipit dengan iris kecoklatan saat terkena sinar matahari. Bulu mata lentik, alis yang terbentuk sempurna. Hidung kecil dan mancung. Bibirnya ranum berwarna merah muda. Dagu lancip, pipi yang dihiasi dengan rona semerah buah cherry, dan mata menyipit. Perpaduan memabukkan ketika perempuan itu tersenyum lebar saat berbincang dengan rombongannya.

 Perpaduan memabukkan ketika perempuan itu tersenyum lebar saat berbincang dengan rombongannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maa syaa Allah. Fabiayyi alaa irobbikuma tukadziban. Batin Laith. Ketika matanya terpaku menatap keindahan senyum lawan jenisnya. Langsung Laith beristighfar dan melanjutkan jalannya untuk bersa'i.

🍁🍁🍁

Jabal Rahmah, Mekkah.

Entah mengapa. Di sini, Jabal Rahmah. Hatinya seperti memaksa Laith agar berkunjung ke bukit kasih sayang ini.

Sudah beberapa jam, Laith hanya berkeliling dan memotret pemandangan. Kakinya melangkah sendiri seolah-olah menuntun ke suatu tempat.

Maka, saat kameranya ia arahkan ke atas bukit, tidak sengaja membidik satu sosok yang saat itu berbalik menghadap lensa kamera Laith. Subhanallah. Bidikannya sangat jelas memperlihatkan perempuan itu yang sedang sedikit menunduk menatap pijakan kakinya di batu.

Lalu, pandangan Laith menuju kepada sosok yang sedang berjalan ke arahnya --lebih tepatnya ke tempat yang lebih landai-- sebelum berhenti karena ditabrak anak kecil. Laith tersenyum saat perempuan itu menggendong dan menenangkan bocah lelaki yang menangis di pelukannya.

amore: Sacred Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang