Part 23

37.6K 2.2K 104
                                    

HAPPY READING

Flashback on.

Sekitar pukul setengah sebelas malam Kenan terbangun karena ingin buang air kecil. Pelan pelan lelaki itu turun dari kasur agar tidak mengusik tidur Keisya. Setelahnya dia berjalan ke kamar mandi di kamarnya.

Sehabis dari kamar mandi, dentingan notif pesan dari ponsel Keisya menyambutnya. Karena penasaran, Kenan mengambil ponsel Keisya di samping bantal. Sebelum itu, dia melirik singkat si pemilik ponsel. Biasanya Keisya akan mematikan ponsel saat ingin tertidur.

Tanpa basa basi lagi, Kenan langsung membuka chat dari seseorang di ponsel Keisya. Kenan menggeram kala melihat siapa yang mengirimi pesan.

Liam

Kei
22.03

Hari Sabtu jadi kan?
22.04

Kok gak dibales? Udah tidur?
22.45

Kenan sontak bertanya tanya, ada apa di hari Sabtu? Liam dan Keisya janjian sesuatu? Tapi kenapa Kenan tidak tau? Atau Keisya sengaja menyembunyikan darinya?

Kenan menyeringai sambil menggenggam ponsel Keisya erat.

Liam...nama yang bagus. Apalagi kalau diumumin di masjid. Batin Kenan.

Flashback off.

Dahi Keisya mengkerut, ia tidak tahu semalam Liam mengiriminya pesan. Keisya bisa melihat lelaki di depannya tampak tak bersahabat dari raut wajahnya. Cemburu mode on!

Kenan belum tahu kenapa Keisya dan Liam dipanggil kepala sekolah kemarin. Pada pertemuan saat itu dengan kepala sekolah, beliau menawarkan Keisya untuk membimbing Liam sampai ujian kenaikan kelas. Dengan keadaan terdesak, Keisya spontan memutuskan menerima tawaran kepala sekolah untuk membimbing Liam. Dan itu semua belum Keisya ceritakan pada Kenan, entah apa reaksi nya nanti. Soal chat Liam semalam itu, Keisya ada janji mengajari Liam di hari Sabtu, which is hari ini.

Terlintas ide jahil di otak Keisya. Kerjain dikit sabi kali. Batin Keisya tertawa.

"Kenapa diem? Kamu mau jalan hari ini sama dia?" Tatapan Kenan menelisik.

"Iya." Sebenarnya mah hari ini Keisya janjian untuk membimbing Liam.

Kenan menatap Keisya serius. "Mau kemana?"

Ekspresi Keisya dibuat sesantai mungkin supaya Kenan tidak curiga. "Jalan jalan,"

Kenan mengalihkan pandang menatap jalan raya dari balkon. "Nggak ngerti lagi deh, kamu udah punya laki lho Kei. Bukan pacar, tapi suami. Kamu kalo mau apa apa bilang ke aku, mau minta jalan jalan atau apapun itu bilang aja. Sebisa mungkin bakal turutin asal kamu sama aku. Aku ngerasa nggak berguna banget jadi suami, belum bisa nyenengin kamu. Maaf kalo kamu nggak bahagia sama aku," ucapnya dengan tenang tanpa memandang Keisya. Dia tidak ingin emosi saat ini.

Kenan mengulum senyum terpaksa. "Sana mandi, masa mau pergi belom mandi." Kenan bangkit dari kursi menghampiri Keisya.

"Aku mau pergi bentaran, eh kayaknya bakal lama deh. Kan kamu gak ada di apart, lagi jalan sama temen cowoknya," Kenan sepertinya menyindir Keisya. "Have fun ya! Jangan pulang malem malem, jangan nungguin aku pulang. Aku bakal pulang kok, kamu kan rumah aku. Langsung bersih bersih ya nanti kalo udah selesai nge date! Oh ya, aku nggak bawa hp biar nggak ganggu kamu. Sekali lagi, have fun!"  Kenan mengacak acak rambut Keisya lalu meninggalkan wanita itu yang termenung.

KEINAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang