Part 53

25K 1.8K 201
                                    

HAPPY READING


"Ayolah sayang, maafin aku," Kenan masih setia membujuk Keisya agar memaafkannya.

"Tatap aku dong,"

"Jangan gini Keisya. Nyiksa banget asli."

Keisya enggan menatap Kenan karena takut luluh dengan tatapannya. "Sana pergi jangan deket-deket."

"Gak mau."

"Katanya mau marah balik?" ucap Keisya tersirat sindiran.

"Gak bisa."

Tok tok tok

Pintu diketuk lalu dibuka oleh seseorang. Ternyata Bi Ningsih. "Maaf menganggu, nak Kenan dipanggil Tuan di bawah. Udah ditunggu,"

"Papa pulang, Bi?"

"Iya Non,"

Dahi Keisya mengkerut, tumben Papanya pulang sore hari? Biasanya Cakra pulang pada pukul enam petang, bahkan bisa lebih dari itu tergantung pekerjaannya yang mengharuskan lembur atau tidak. Atau Sinta cerita tentang kelakuan Kenan, makanya Cakra memanggil Kenan? Jangan-jangan Kenan mau di interogasi?

"Bibi keluar dulu ya Non," suara itu membuyarkan pikiran Keisya, ia mengangguk, lantas Bi Ningsih keluar kamar.

Kenan mendadak panik disuruh menemui Cakra. Ia semakin menggelendoti Keisya. "Kira-kira Papa mau ngomong apa sama aku? Papa tau ya? Pasti Papa marah,"

"Siapa yang gak marah anaknya diperlakuin kasar walaupun itu suaminya sendiri? Seorang Ayah pasti ngerasa gagal jaga putrinya. Gagal milih pasangan yang bener-bener bisa ngejaga anaknya, apalagi perempuan."

Ancaman Mama Sinta memutari otak Kenan. Bagaimana jika Mama Sinta serius memisahkannya dengan Keisya? "Aku jadi takut...," Matanya kini berkaca-kaca. Demi apapun, Kenan menyesal menerima ajakan main PS semalam kalau tau dampaknya seperti ini.

"Salah kamu sendiri."

Tangan Kenan meraih tangan Keisya, ia mengecup lembut tangan itu. Air matanya jatuh di punggung tangan Keisya. "A-aku cinta kamu Keisya. Maafin aku,"

Keisya tidak ingin luluh begitu saja. Sedari tadi ia menatap objek lain. Keisya tau suaminya ini menangis. "Sana temuin Papa."

"Semisal Papa tau dan aku di hukum, semoga hukumannya gak berat." Kenan sedang meyakinkan diri, mengumpulkan kesiapan untuk menemui mertua.

"Hapus air matanya. Malu sama anak,"

Kenan menyeka cairan bening yang keluar dari matanya. Sebelum keluar, Kenan menyematkan sebuah kecupan di dahi Keisya dan Kale. "Sayang kalian berdua."

***

Cakra duduk bersebrangan dengan Kenan. Tatapannya menajam begitu melihat Kenan. Cakra tau permasalahan anaknya. Berawal dari Sinta yang keceplosan memberi tahu bahwa Kenan suka minum-minum, sampai mabuk dan Keisya jadi kena imbasnya. Sinta sempat membela Kenan, Cakra tidak terima, sebab korbannya disini adalah Keisya. Tapi Sinta malah membela si pelaku. Sekarang istrinya dikunci di kamar supaya tidak ikut campur. Maksud Sinta baik, demi hubungan Keisya dan Kenan.

"Sejak kapan?" tanya Cakra tanpa basa-basi.

Sekujur tubuh Kenan menegang dan dibanjiri keringat. Lebih tegang di interogasi mertua dari pada sama guru BK.

KEINAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang