HAPPY READING
Sudah seminggu sejak kejadian pembullyan yang dialami Keisya, kini gadis itu melaksanakan aktivitas seperti biasa. Mita dkk telah resmi dikeluarkan dari sekolah setelah mengadakan pertemuan antara wali murid yang terlibat pembullyan,kepala sekolah dan pemilik sekolah. Pagi ini, Keisya sudah siap dengan seragam sekolahnya. Ia bercermin sambil menata rambutnya kembali. Dirasa sudah selesai, Keisya menyambar tas sekolahnya lalu berjalan keluar kamar.
Keisya mengernyitkan dahi saat tiba di meja makan, pasalnya hanya ada Mama Sinta yang sedang membantu Bi Ningsih menata makanan tidak ada abang ataupun Papanya.
Tumben sepi
Biasanya pagi pagi mereka sudah kumpul di meja makan.
"Ma," panggil Keisya sambil menarik kursi makan.
Sinta menoleh sebentar lalu melanjutkan menata makanan.
"Papa sama abang kemana? Kok tumben biasanya pagi pagi udah ngejogrok disini,"
"Bahasa kamu Kei ngejogrok," pungkas Sinta dibalas cengiran Keisya.
"Papa sama abang kamu ada di ruang tamu tuh lagi ngobrol sama Kenan. Kamu panggil mereka kesini gih, suruh sarapan dulu," sambung Sinta.
Keisya bangkit dari kursi, sebelum itu Keisya mengambil pisang crispy menggunakan tangannya. Belum sempat mencomot, tangannya ditepis oleh Sinta.
"Kebiasaan main comot aja, mana belum cuci tangan lagi. Kita gatau di tangan kamu ada bakteri atau virusnya ga," protes Sinta. Semenjak tersebar virus covid-19, Sinta selalu mengingatkan anak anaknya terutama untuk selalu mencuci tangan. Bahkan di setiap sudut rumahnya disediakan hand sanitizer.
Keisya memutar bola mata malas. "Hmm...ngokey," lalu meninggalkan meja makan, langkah kakinya membawanya menuju ruang tamu.
"Papa, abang sama Kenan sarapan dulu," ucap Keisya menatap tiga orang lelaki yang sedang bergurau, entah apa yang dibahas.
Cakra dan Arkan sudah dulu beranjak dari sofa tapi Kenan masih saja setia di sofa. "Kenan denger gak sih, sarapan dulu!" Keisya berkacak pinggang dengan muka sok galak.
Kenan meluruskan kedua tangannya mengarahkan ke Keisya. "Bangunin,"
Keisya memutar bola matanya jengah. Ia menghampiri Kenan lalu menarik tangan Kenan sekuat tenaga. Usaha Keisya sia sia, ia sudah menarik tangan Kenan kuat tetapi cowok itu belum berdiri.
Keisya menghempaskan tangan Kenan kasar. "Ish..berat banget sih. Udah lah bangun sendiri," pasrahnya.
"Coba sekali lagi," tawar Kenan sambil menjulurkan tangan nya lagi.
"Oke," Keisya menghirup udara lalu ber aba aba
"1..."
"2.."
"3.."
"Tarik!"
Bukan nya Keisya yang menarik tapi Keisya yang ditarik menyebabkan dirinya tersungkur di dada bidang Kenan.
Kenan memeluk Keisya sambil menghirup aroma strawberry dari rambut Keisya. Tak ada lima detik Kenan memeluk Keisya, gadis itu langsung bangkit dari pelukan nya lalu menabok lengan Kenan.
"Aws..sakit," Kenan pura pura kesakitan.
"Rasain! Masih pagi udah modus aja," Keisya menatap Kenan galak seraya merapikan rambutnya yang berantakan. Cowok itu tidak takut melainkan gemas ditatap seperti itu oleh Keisya.
"Mayan..pagi pagi dapet rejeki," gumam Kenan sambil membayangkan dirinya memeluk Keisya.
Mendengar itu, Keisya menendang tulang kering Kenan. "Makan tuh rejeki!" Keisya meninggalkan Kenan yang merintih sambil memegang kaki nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEINAN [END]
Teen FictionAdult Story. BELUM DI REVISI, MASI BERANTAKAN. [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Kenan Aaric Addison, seorang lelaki berwajah tampan nyaris sempurna tertarik pada seorang gadis murid baru yang ia jumpai di koridor SMA Angkasa. Gadis tersebut adalah Keisya Au...