Part 36

31.4K 1.9K 79
                                    

HAPPY READING

"Selamat pagi, ini Toko Bunga Florist cabang Bali kan ya?" Sapa Kenan diakhiri pertanyaan.

"..."

"Saya pesan satu bouquet bunga mawar merah, terserah Mbak nya mau dirangkai seperti apa. Hasilnya saya mau yang cantik dan elegan, jangan lupa diselipkan kata kata romantis gitu buat calon pacar soalnya. Tolong tulisin juga ya, saya nggak romantis hehe ... Belom pernah kayak gini,"

"..."

"Alamat untuk ngirim bunga nya nanti saya kirim lewat chat. Jangan kasih tau atas nama pemesan Kenan ya, bilang aja dari unknown."

"..."

"Oke, nanti saya transfer uangnya, terimakasih." Kenan mematikan panggilannya.

***

Suasana sarapan pagi ini terkesan sunyi, hanya terdengar bunyi dentingan sendok saling beradu. Kenan melahap nasi goreng seraya memperhatikan wanita hamil di depannya. Keisya masih enggan untuk memaafkan Kenan.

"Sayang... Masih belom mau maafin aku?" Kenan menatap sendu.

Hening. Keisya masih membungkam.

"Jangan lama lama dong marahnya, nggak baik tau nanti dosa,"

"Aku mau ke rumah Mama." Putus Keisya tanpa melihat pria di depannya.

Kenan menelan nasinya buru buru. "Ngapain? Kamu nggak ada niat pisah ranjang sama aku kan? Kei, kita bisa bicarain baik baik loh," oke, Kenan sekarang panik. Takut Keisya menceritakan alasan kenapa mereka bertengkar pada keluarganya. Kenan bisa di cap menantu yang buruk oleh keluarga Alison. Jangan sampai Kenan di gibeng sama Papa Cakra dan Arkan begitu mengetahui Kenan main fisik kemarin.

"Nggak. Aku mau nenangin diri, capek."

Kenan meraih sebelah tangan Keisya, dielusnya tangan itu. "Kalo capek, istirahat aja disini sama aku,"

Bukan. Bukan capek fisik, tetapi capek hati.

Keisya menggeleng lirih. "Aku kangen Mama, kamu kerja aja udah lama nggak ke coffeshop."

"Sayangg ... Aku nggak tenang kalo kamu nggak disamping aku,"

"Aku bakal baik baik aja."

"Tapi sayang--aku ikut deh ya?" Pinta Kenan.

Keisya menghembuskan nafas singkat. "Justru aku mau hindarin kamu," ujar Keisya pelan berbarengan dengan Kenan melepaskan pegangan pada tangan Keisya.

Kenan mendelik. "Kamu nggak suka kalo ada aku?"

Dengan polosnya Keisya mengangguk.

"Kamu kesel sama aku? Kamu masih marah gara gara masalah kemarin kan?" Kenan mengambil tangan Keisya menempelkan ke pipinya. "Tampar aku. Lakuin apa yang aku lakuin ke kamu pas itu, hina aku juga gapapa sampai kamu puas. Tapi jangan ngehindarin aku, kemanapun kamu pergi akan aku kejar. Aku bener bener sayang kamu, gak bakal aku lepas."

"Tampar aku cepet."

Keisya menunduk menutupi mata yang berkaca kaca.

Plak

Plak

Plak

Plak

Kenan menampar pipinya sendiri berkali kali menggunakan tangan Keisya. Tenaga Kenan sangat kencang, dapat dirasakan oleh tangan kanan Keisya yang digunakan untuk menampar Kenan terasa panas.

KEINAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang