Part 47

29.9K 1.9K 283
                                    

HAPPY READING


Setelah dibawa ke rumah sakit, Keisya dinyatakan telah memasukki pembukaan tiga. Pada dini hari, mulut rahim Keisya terbuka sebesar 10cm, pertanda pembukaan sempurna yaitu pembukaan sepuluh. Dokter Tia langsung melakukam persalinan saat itu juga secara normal sesuai permintaan Keisya.

Dua keluarga berkumpul di depan ruang persalinan. Kenan selaku suami Keisya menemani di dalam ruangan. Suasana tegang menyelimuti kedua keluarga menyambut cucu atau ponakan pertama.

Oeek...oeek..oekk

Suara tangisan bayi terdengar nyaring dari tempat persalinan Keisya. Semuanya mengucapkan syukur sampai meneteskan air mata.

Begitu juga dengan Kenan yang berada di dalam, ia ikut menitikkan air mata.

"Selamat ya Kenan dan Keisya, anaknya laki-laki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Selamat ya Kenan dan Keisya, anaknya laki-laki. Kelak jadi anak yang tangguh, kuat, cerdas dan taat agama ya nak."  ujar Dokter Tia memberi doa. "Biar di bersihkan dulu ya anaknya." Ia menyerahkan bayi itu ke suster.

Kenan mengangguk. Lantas dirinya menengok ke Keisya, kok dia tidur usai berhasil mengeluarkan si bayi berbobot besar itu. "Dok, ini istri saya kenapa?" Kenan panik mengguncang pelan tubuh Keisya.

Apa jangan-jangan, firasatnya benar? Keisya  pergi... tidak, tidak, tidak!

Dokter Tia mengecek keadaan Keisya termasuk nadinya, masih berdetak. "Keisya pingsan, tenaga dia banyak terkuras. Biarkan istrimu istirahat total dulu. Nanti Keisya di pindahkan ke ruang rawat inap."

Kenan menghela nafas lega memegangi dadanya.

"Kamu bisa nunggu di ruangan bayi untuk mengazani anak kamu, tapi tunggu anaknya selesai di dandanin dulu ya," pesan Dokter Tia disetujui Kenan. "Kamu bisa keluar, Keisya mau pindah ruangan."

Pakaian hijau steril dilepas Kenan, sebelum itu Kenan membisikkan kata-kata terimakasih serta mengecup seluruh wajah Keisya. "Cepet bangun sayang."

Keluar dari bilik persalinan, Kenan langsung disambut meriah dari para keluarga yang menunggu.

"Selamat ya Kenan, jangan di jahilin mulu anaknya." Sofi memeluk anaknya girang.

"Kalo anaknya di isengin, Mama culik ke rumah jadi bahan mainan Mama." timbrung Sinta ikut senang.

"Eh, cucu gue jangan di jadiin mainan dong. Dikira boneka," sahut Sofi gaul mengubah gaya bicaranya.

"Ken, kado buat cucu Ayah ada di rumah. Mini Cooper terbaru." Ucapan Mario membuat Kenan tercengang. Orang kalau memberikan kado anak palingan mobil-mobilan, ini mobil beneran. Mario no kaleng-kaleng dah, paling top, yang lain mah beng-beng.

KEINAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang