Part 3

55.3K 4.6K 390
                                    

Keisya pagi ini sudah siap dengan seragam sekolah sedang berdiri di depan cermin menatap keadaan dirinya yang kacau hari ini. Mata yang sembab, hidung merah , bibir pucat karena menangis semalaman memikirkan perjodohan itu. Beruntung dirinya memakai bedak dan lipbalm hingga menampilkan wajah fresh nya kembali, walaupun sedang badmood.

"Pagi Ma, Pa , Bang," sapa Keisya lesuh menuju meja makan.

"Pagi." Jawab mereka serempak.

"Kenapa lo lusuh amat kaya ga ada harapan hidup," celetuk Arkan. Keisya menggelengkan kepala sambil mendaratkan bokongnya ke kursi.

"Arkan jangan gitu ah," Tegur Sinta, lalu menatap Keisya yang seperti nya kepikiran dengan keputusan semalam membuat putri nya menangis.

"Dek, kamu jangan lesuh gitu dong. Mama jadi gak tega liatnya. Apa kamu mau dibatalin aja perjodohannya? Lihat tuh, wajah kamu rada pucat," raut wajah Sinta nampak khawatir.

"Gapapa kok Ma jangan di batalin ya, Keisya yakin ini keputusan terbaik," ucap Keisya seraya tersenyum.

Mendengar itu kedua orang tua Keisya ikut tersenyum.

"Hah apa? Keisya dijodohin?" Tanya Arkan. Ia memang belum tau karena semalam dirinya pulang terlambat.

"Iya bang," jawab Keisya menatap Arkan sendu.

"Waw bakalan jadi mama muda dong," goda Arkan menaik turunkan alisnya.

"Pa..." rengek Keisya saat mendengar godaan Arkan.

"Arkan! Sudah kita sarapan dulu nanti bisa terlambat sekolah." Tegur Cakra tegas dibalas cengiran oleh si pelaku nya.

Selesai sarapan.

"Dek, kamu dianterin bang Arkan aja ya. Papa ada meeting mendadak jadi harus buru buru," ujar Cakra menatap jam yang melingkar di tangan kirinya.

"Tapi Pa..."

"Arkan, kamu antarkan Keisya ke sekolah ya, Pak Jum lagi pulang kampung. Nanti kalau kamu ada waktu Keisya pulang nya dijemput juga" perintah Cakra, Keisya mencebikkan bibirnya kesal.

"Dek, maafin abang dong ya?" Bujuk Arkan sambil menyetir mobil. Sedangkan Keisya terus menatap luar jendela.

"...."

"Tapi emang bener kan bentar lagi mau jadi mama muda eh istri muda?"

"...."

"Dek, jangan marah dong abang janji deh nurutin kemauan kamu asal abang di maafin" rayu Arkan membuat Keisya membinarkan mata.

"Janji?" Keisya menunjukkan jari kelingkingnya.

"Janji" balas Arkan lalu menyatukan kelingkingnya dengan milik Keisya.

"Aku mau minta 10 cokelat silverqueen," ucap Keisya sambil menunjuk angka sepuluh.

"Iya iya, apa sih yang engga buat adik abang tercinta ini" sambil mengacak acak rambut Keisya gemas.

"Ish berantakan tau." cebik Keisya mengerucutkan bibir.

"Nah udah sampe, nanti kalau udah pulang telepon abang ya biar dijemput. Abang hari ini libur," cakap Arkan saat tiba di depan SMA Angkasa.

KEINAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang