Part 41

26.7K 1.6K 84
                                    

HAPPY READING

Bella memejamkan mata menikmati angin malam yang menerpa wajahnya. Keisya dan Anna beberapa menit lalu izin ke toilet, jadi dirinya sekarang di rooftop sendiri. Takut? Tentu saja tidak.

Pejaman mata seorang gadis blesteran tersebut terpaksa dibuka akibat deheman bariton yang menyadarkannya.

"Hai," sapa cowok itu dengan senyuman.

Dihadapan Bella saat ini adalah Jodi. Sapaan kalem Jodi mampu membuat Bella berdesir. Jodi ganteng kalau kalem gini, tidak slengean seperti biasa.

"Jodi?"

"Iya ini gue, Jodi. Cowok yang di cap sebagai playboy akut, sekarang gue mau pensiun. Gue mau bener-bener ngerasain apa itu cinta sesungguhnya dan di cintai dengan tulus. Karena nggak sanggup memendam lebih lama lagi, so— bisa lihat ke langit?" titah Jodi mengangkat kepala Bella agar mendongak. Dia tidak mau basa-basi karena akan membuat jantung semakin deg-deg an.

Jantung Bella berdegup kencang. Ia berharap Keisya dan Anna segera menghampirinya lalu mengusir Jodi.

Sepersekian detik Bella sedikit terjingkat dengan bunyi kembang api. Kembang api itu tidak seperti biasanya, kali ini kembang apinya membentuk sebuah kalimat 'will you be my girlfriend?'

Kalimat tersebut membuat Bella membeku seketika. Jodi yang berdiri di belakang tempat duduk Bella, mendekatkan wajah ke telinga Bella. "Yes or yes?" katanya terkekeh.

"I-ini serius?" Bella tak mampu berkata-kata.

"Bukan ini prank! Selamat lo kena prank!!" Jodi tertawa sumbang. "Haha gimana rasanya di prank?" tanya nya dengan kesal. Masa iya, Jodi sudah seniat ini dibilang gak serius.

Terlihat raut kecewa dari Bella. "Yah, padahal gue mau bilang 'yes i will'."

Mata Jodi membola sempurna. Apa katanya? Yes i will? "G-gue di terima?"

"Nggak. Itu prank doang gue ngomong 'yes i will'." tandas Bella.

Jodi terkekeh mencubit gemas hidung Bella. "Balas dendam ceritanya? Gue serius ngajak lo pacaran, jadi gimana gue di terima gak?" Jodi berlutut dihadapan Bella sembari menggenggam bouquet bunga.

Bella jadi kesemsem sendiri, ia mengambil bouquet bunga itu. Mengingat perjuangan Jodi selama ini, rasanya cukup sampai disini saja. Kedepannya Bella dan Jodi akan berjuang bersama mempertahankan sebuah hubungan. "Yes!"

Dengan cekatan Jodi menggendong Bella ala bridal style, lalu berputar putar. "Semesta gue berhasil!!!" teriak Jodi.

Tak sanggup tubuhnya diputar-putar, Bella memukul punggung Jodi. "Stop! Gue pusing."

Usai menurunkan Bella, Jodi memeluk erat cewek itu. "Makasih ya! Makasih banget. Gue kira cinta gue ditolak, nangis banget pasti."

Bella melepas pelukannya. "Lebay lo." cibirnya.

Melihat mata Jodi berkaca-kaca, Bella berkata. "Kan gue terima cintanya, kenapa nangis?"

Jodi mengusap air mata yang menggenang di pelupuk matanya. "Gue terharu." ujarnya tersenyum tulus.

Lelaki itu memberanikan mengecup dahi Bella. Tubuh Bella seakan mematung. "Love you!" ujar Jodi usai memberi kecupan.

Dor!

Dor!

Bunyi confetti berbarengan terompet saling bersautan.

KEINAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang