Part 42

28.3K 1.7K 78
                                    

HAPPY READING

Sekelas bernafas lega karena berhasil melewati ulangan sejarah, urusan remedial belakangan. Jam pelajaran selanjutnya yakni pelajaran olahraga. Disukai para cowok, sedikit disukai para cewek apalagi saat materi senam lantai atau roll depan.

Keisya dan teman-temannya sedang berganti seragam di ruang ganti. Tidak seperti di sekolah lain dimana siswa dan siswi berebut berganti pakaian di kelas. Jika kedapatan siswa laki-laki mengintip, murid perempuan akan memekik heboh.

"Sutt ... gimana gue pake baju olahraga? Keliatan gak?" tanya Keisya berbisik kepada dua temannya, membelakangi teman kelas yang lain.

Anna membenarkan seragam Keisya. "Aman, yang penting lo biasa aja, jangan panik. Nanti malah nimbul kecurigaan,"

"Iya, santai aja." timpal Bella.

"Eh, gue denger materi hari ini atletik. Aduh gue males banget deh, diluar panas terus materinya atletik?! Omg! Gak bisa deh gue panas-panasan." ujar Vivi— salah satu siswi teman satu kelas Keisya yang sifatnya anti matahari. Kemana-mana siswi tersebut membawa kipas angin portable, padahal di kelas terpasang tiga AC.

"Serius lo? Tau dari mana?" tanya teman yang se-geng dengan Vivi.

"Anak kelas sebelah, kemarin kelasnya diajarin atletik."

"Masih mending lah daripada senam lantai. Pernah waktu kelas sepuluh leher gue cedera, gak mau lagi gue disuruh roll depan." adu teman Vivi.

"Iya juga sih, tapi tetep aja gue— aduh gimana ya, lo tau sendiri matahari salah satu pantangan gue." kata Vivi mengarahkan kipas ke wajahnya. Sebulir keringat tak pernah terlihat di celah kulitnya.

Keisya dkk mendengar lontaran Vivi hanya mampu menggelengkan kepala. Matahari sejatinya sangat penting bagi manusia, juga memiliki banyak manfaat yang didapatkan. Tapi kenapa Vivi malah menghindari matahari? Aneh.

"Kei, lo yakin ikut olahraga? Nanti kalau disuruh lari atau lompat-lompatan gimana?" Bella bertanya setelah mendengarkan gosip Vivi.

"Emang materi nya sama kayak anak kelas sebelah? Siapa tau beda,"

"Iya juga sih, tapi kalau bener materi atletik, gue saranin lo gak usah ikut olahraga," saran Bella.

"Iya,"

"Ayok ke kelas, udah selesai kan?" ujar Anna usai memasukkan seragam pertama ke loker.

"Bentar gue belom masukkin seragam ke loker," Bella buru-buru melipat seragam serapih mungkin. "Nah, udah." ujar Bella selesai mengunci loker.

Sesampainya di kelas, Keisya mendapati Kenan lagi bermain ponsel, pria itu sudah berganti seragam. Menyadari seseorang berdiri di sampingnya, lantas Kenan menatap orang tersebut. Kenan yang duduk di pinggir memberi jalan Keisya memasuki tempat duduknya di pojok.

"Kamu tau hari ini materi atletik?" Kenan memulai pembicaraan.

"Tau."

"Gak usah ikut olahraga ya?" Ungkapan Kenan tersirat ke khawatiran.

Melihat raut Kenan, Keisya menggenggam tangan besar cowok itu. "Tenang aja, kalo bener materi sekarang atletik, aku nggak ikutan kok." kata Keisya menenangkan.

KEINAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang