Part 27

35.6K 2.1K 74
                                    

HAPPY READING

Hari ini Keisya dan Kenan izin tidak bersekolah, karena disekolahnya pun tidak diadakan KBM semenjak selesai UKK, tetapi masih diabsen.  Sekarang mereka berdua telah bekerja di coffeshop yang kini resmi milik Keisya dan Kenan.

Sejak kemarin, Keisya training menjadi barista bersama Alin. Keisya mempelajari tentang ilmu menyeduh kopi, membuat espresso, menggiling biji kopi serta seluk beluk peralatan pembuat kopi. 

"Kenan, aku mau ke depan dulu ya. Kamu disini aja mantau laporan harian." Keisya berdiri dari sofa ruangannya, ia memakai apron barista.

Cowok itu mengkerutkan dahi. "Loh kamu nggak kerja bareng aku disini?" Tanya Kenan saat Keisya memasang apron.

"Ini aku kerja bareng sama kamu, bedanya kamu jadi bos disini, aku jadi barista. Keren nggak aku pake apron gini? Kamu harus liat, gimana aku dengan  cool nya menyeduh kopi. Pasti damage nya ganahan,"

Kenan meneliti penampilan Keisya dari atas sampai bawah. Keren sih tapi--- "Itu rambut kenapa dicepol? Lepas."

"Ih kalo dilepas nanti rambutnya masuk ke kopi gimana?"

"Itu leher kamu kemana mana. Aku nggak suka ya! Apalagi banyak cowok nongkrong diluar." Protes Kenan pada Keisya.

Keisya berdecak. "Yaudah nih aku turunin cepolannya jadi nutupin leher," terpaksa Keisya membenahi tatanan rambutnya.

Kenan tidak mau sebenarnya Keisya menjadi barista, pasti para kaum adam akan melirik istrinya terang terangan. Takut para lelaki itu jatuh ke dalam pesona Keisya.

Cowok itu menghembuskan nafas pelan. "Nggak bisa disini aja nemenin aku?"

"Nggak bisa sayangku, sia sia dong dari kemarin aku belajar jadi barista sama kak Alin," Keisya mendekati Kenan yang duduk di kursi kerja.

Kenan merentangkan tangan. "Sini peluk dulu."

Tidak perlu menunggu banyak waktu, Keisya merengkuh tubuh Kenan. "Jaga mata, jangan lirik sana sini! Kalo ketahuan sama aku, liat aja bakal aku bikin nggak bisa jalan seminggu." Pesan Kenan seraya mengelus surai rambut Keisya.

Keisya menanggapinya dengan memutar bola matanya balas. "Mau dicium nggak?"

"Mau lah!" Jawab Kenan cepat. Setelah mengatakan itu, Kenan langsung melahap bibir istrinya. Mengabsen satu persatu gigi Keisya hingga suara decakan memenuhi ruangan ini.

***

"Bos, espresso double shot on ice 1!"  Perintah Alin  yang saat ini menjadi kasir sementara, karena yang seharusnya menjadi kasir izin masuk sore.

Keisya yang dipanggil 'bos' oleh Alin menatapnya tidak suka. "Dibilang jangan manggil aku bos."

"Kamu kan bos aku sekarang,"

"Iya sih, tapi tetep aja aku nggak suka. Panggil nama aja kayak biasanya,"

"Iya Keisya, jangan lupa pesenannya dibuatin,"

"Oke!" Keisya mulai menggiling biji kopi, setelah itu bubuk kopinya ia timbang sesuai takaran espresso.

Alin menghampiri Keisya. "Mau dibantu, nggak?"

"Nggak usah, kak. Kalo ini mah masih bisa kecuali bikin latte baru aku nggak bisa," kata Keisya melanjutkan kegiatannya.

Alin mengangguk seraya memperhatikan Keisya meracik kopi.

"Oh iya kak, untuk espresso, simple sirup nya berapa pump, ya? Aku lupa soalnya," tanya Keisya sembari memadatkan bubuk kopi dengan siku membentuk sembilan puluh derajat. 

KEINAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang