RENO | 32

262 14 0
                                    

" Gue janji pada diri gue sendiri, berusaha semampu yang gue bisa untuk melindungimu, meskipun nyawa jadi taruhannya"

-Reno-

Setelah kejadian tadi, Dani pun lantas meminta maaf kepada semua tamu undangan yang hadir, dan dengan berat hati, ia pun lantas membubarkan acara ini karena bila diteruskan keadaan sedang tidak kondusif baginya.

Kini mereka semua tengah berada di dalam ruang tengah mansion, untuk membicarakan insiden yang telah terjadi beberapa jam yang lalu,

" Sebenarnya siapa mereka? " ucap Dani membuka suara, menatap ke arah teman - teman Reno meminta penjelasan.

Bagas, Jino, Anto, serta Ojip pun saling pandang satu sama lain, memikirkan jawaban yang harus mereka ucapkan,

" Kami juga tidak tau siapa mereka Om " ujar Bagas, ia tak mungkin mengatakan yang sebenarnya bahwa mereka memiliki sebuah geng yang diketuai oleh anaknya sendiri, dan mereka tadi adalah salah satu musuh bebuyutan dari SAGAR, karena setau mereka Reno tak menceritakan ini kepada Dani.

Dani yang mendengar itu pun menghela nafasnya dan bersandar di bantalan sofa.

Sedari tadi pikiran Retha hanya mengarah kepada kakak kelasnya itu tanpa mendengarkan apa yang mereka semua tengah bicarakan, karena setelah kejadian tadi Reno langsung masuk ke dalam kamarnya dan belum keluar sama sekali, ia jadi khawatir tentang keadaannya.

Retha pun tersentak kala Wina mengusap lembut bahunya,
" Temuilah dia " ucap Wina kepadanya, seolah tau bahwa ia tengah mengkhawatirkan Reno cucunya, Retha pun mengangguk kaku dan permisi kepada mereka semua untuk menemui Reno.

Retha pun menaiki satu persatu tangga untuk membawanya ke lantai dua mansion ini, setelah sampai di depan sebuah pintu dengan cat hitam ia pun lantas mengetuknya, jangan heran bahwa ia bisa tahu dimana letak kamar Reno, karena sebelumnya ia telah diberitahu oleh Luna, jadi ia tidak akan salah.

Tok!! Tok!!

---
Berada di balkon kamar seraya menikmati hembusan angin malam yang menerpa wajahnya, kini yang Reno lakukan.

Setelah kejadian beberapa menit yang lalu, ia pun langsung mengurung dirinya di dalam kamar, guna meredam emosinya yang memuncak.

Ia pun masih memikirkan siapa yang telah berani - beraninya mengusik serta mengancam dirinya, dan surat itu ia pun tak tau, hanya sebuah inisial yang tertera pada pinggiran surat.

" Apa mungkin dia? Tapi apa sangkut pautnya dengan mereka? Arghh!! Sial!! " - batinnya seraya mencengkram besi pagar balkon kamarnya. Hingga suara ketukan dari pintu kamarnya mengalihkan pikirannya.

Retha pun mengetuk pintu kamar Reno, berharap sang empu membuka pintunya, beberapa menit menunggu akhirnya pintu pun terbuka, menampilkan Reno dengan setelan kemeja yang masih melekat pada dirinya.

" Ngapain? " sarkasnya.

Aduhh, mau ngomong apa aku, kenapa jadi gugup sendiri sihh, ishh!! - batinnya.

Reno pun bersandar pada pintu seraya memandangi cewek yang ada di depannya ini, kedua alisnya mengernyit heran kala melihat Retha tengah melamun seraya meremas kedua tangannya sendiri.

" Kalau gak ada urusan, gue tutup " ucap Reno hendak menutup pintunya kembali

" Ehh kak, jangan ditutup dulu pintunya " cegah Retha.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

R E N O [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang