Pagi ini Retha tengah bersiap - siap untuk berangkat ke sekolah. Retha berjalan menuruni satu persatu anak tangga menuju ruang makan.
" Pagi Bunda, Ayah " sapa Retha pada kedua orang tuanya.
" Pagi sayang, sarapan dulu gihh " ucap Siska - Bunda Retha - sambil memberikan roti dengan selai coklat untuknya.
" Iyha bun, makasih " ucap Retha sambil memakan sarapannya.
" Ayah antar ke sekolah ya? " tanya Farid sambil meminum kopinya
" Gak usah yah, Retha berangkat naik angkot aja " jawab Retha sambil tersenyum.
" Emangnya kenapa kalau ayah yang anterin? Kamu malu punya ayah yang kayak gini? " tanya Farid sambil memasang muka sedihnya.
" Gak gitu ayah, Retha gak mau aja ayah kecapean aja nanti kalau antar jemput aku trus berangkat kerja " jawab Retha sambil berjalan menghampiri ayahnya.
" Retha gak akan malu kalau ayah berpenampilan kayak gini, mau ayah kayak gini ataupun lebih aku tetep sayang kok sama ayah, karena ayah itu lelaki satu - satunya yang bakal terus lindungin Retha dari bahaya di luaran sana, I Love You Ayah " lanjutnya sambil mencium pipi sang ayah.
" Bisa aja anak ayah satu ini bikin tambah gemes dehh " ucap Farid sambil mengacak - acak rambut Retha.
" Ishh ayah!! Jangan diberantakin ihh! " kesal Retha pada Farid sambil merapihkan rambutnya. Siska yang melihat kelakuan suami dan anaknya itu hanya menggeleng - gelengkan kepalanya, Siska beruntung mempunyai keluarga seperti ini.
" Retha berangkat dulu bun, yah, assalamu'alaikum " pamit Retha seraya mencium tangan kedua orang tuanya.
" Iyha, hati - hati di jalan " ucap Siska pada Retha.
" Oke bunda " ucapnya lalu pergi ke sekolah.
•••
Kini Reno tengah berada di rooftop, setelah mengantarkan Luna - Adik Reno - ke sekolah ia langsung menuju sekolahnya juga. Reno menutup matanya sejenak sambil menikmati sejuknya udara pagi ini.
Hingga suara teriakan seseorang membangunkannya.
" Aaaa!! " teriak Retha sambil merentangkan tangannya. Yups, orang yang telah mengganggu tidur Reno adalah Retha.
" Berisik " ucap Reno dingin tanpa melihat siapa orangnya.
Retha yang merasa ada seseorang yang berucap pun menolehkan pandangannya ke arah samping dan dirinya langsung menutup mulutnya dengan tangannya.
" Mampus gue, ngapain juga sih nii orang disini malu kan jadinya " batin Retha dalam hatinya.
" Emm ma-maaf kak, kalau begitu saya pergi dulu " ucap Retha gugup sambil melangkahkan kakinya untuk pergi.
" Aduhh, gue lupa lagi kan mau balikin jaket tu orang " gumam Retha.
Retha berjalan kembali ke arah rooftop dan mengambil jaket yang berada di dalam tasnya untuk dikembalikan pada pemiliknya.
" Emm ini kak, saya mau balikin jaket kakak yang kemarin " ucap Retha sambil memberikan jaketnya.
" Taruh situ " ucap Reno dengan mata yang masih tertutup itu.
Retha pun menurutinya untuk meletakkan jaket itu di atas tas Reno.
" Kalau begitu saya pergi dulu kak " ucap Retha sambil menunggu jawaban dari Reno.
" Hmm " ucap Reno cuek.
" Permisi " ucap Retha seraya melangkahkan kakinya meninggalkan rooftop.
" Masa ngucapin makasih aja enggak sih!!, emang ya tu manusia dingin amatt " gerutu Retha dalam hatinya sambil menghentak - hentakan kakinya kesal.
Tanpa Retha sadari, Reno memperhatikan kelakuan Retha yang kesal dengan dirinya hingga membuat senyuman terbit begitu saja dari bibirnya walaupun hanya tipis sangat tipis sekali.
" Lucu " batin Reno.
Holaa gaes i'm come back 😄
Maap kalau ada typo ya
Masih tahap belajar😆Makasih untuk vote + komennya itu sangat berarti bgt bagiku 😍
Bakalan update antara Jum'at - Minggu ya
Maap partnya kali ini pendek nihh
Tunggu aja nextnya😉👌See you next chapter
Love you❤
KAMU SEDANG MEMBACA
R E N O [ REVISI ]
Teen Fiction[ TAHAP REVISI ] DISINI SAYA UMUMKAN BUAT PARA PEMBACA BAHWA CERITA INI TENGAH MELAKUKAN REVISI BESAR - BESARAN, JADI SAYA MOHON MAAF ATAS KETIDAKNYAMANANNYA, KALAU CERITANYA BERANTAKAN. OKE, SEKIAN DARI SAYA, TERIMAKASIH ○ ○...