RENO | 13

452 18 0
                                    

     Di sebuah gedung tua yang letaknya jauh dari hiruk pikuk kota Jakarta yang ramai, merupakan markas LAGOS berada.

Mereka semua tengah berkumpul untuk mengatur siasat serta menyambut kedatangan seseorang yang amat berarti bagi mereka.

Tak lama kemudian suara deruman motor seseorang mengalihkan perhatian mereka, seseorang berjaket hitam dengan lambang geng mereka serta bandana hitam di kepala berjalan memasuki gedung itu dengan angkuhnya.

Semua anggota LAGOS menyambutnya dengan menundukkan kepalanya sebagai penghormatan pada orang itu. Jevan berjalan menghampiri orang itu.

" Setelah sekian lama akhirnya lo kembali juga " ucap Jevan seraya menepuk bahu orang itu.

Orang itu pun membalas dengan menepuk bahu Jevan kembali seraya menampilkan senyuman miringnya.

" Apa alasan lo kembali lagi kesini dan bergabung dengan LAGOS? Gio " ucap Jevan dengan kedua tangannya yang dilipat di dadanya itu.

Orang yang dipanggil Gio itupun menolehkan kepalanya ke arah Jevan seraya menampilkan smriknya.

" Gue kembali untuk membalas apa yang sudah mereka semua lakukan ke gue " ucap Gio dengan tangan terkepal dan tatapan tajamnya.

" Gue akan bantu untuk membalaskan dendam lo ke mereka " timpal Jevan dengan smirk andalannya.

" Tunggu pembalasan gue, Reno " ucap Gio dengan senyum miring serta tatapan tajamnya.

" Sekarang apa rencana lo? " tanya Jevan.

•••

Kini di kelas Retha tengah berlangsung pelajaran bahasa yang membosankan karena sedari tadi guru yang mengajar hanya bercerita terus - menerus tanpa menerangkan materi, membuat mereka semua bosan dan mengantuk.

" Sstt kantin yuk " ucap Deva berbisik sambil menyenggol lengan Retha.

" Yukk, buruan izin duluan " ucap Retha berbisik.

" Okk " sahut Deva

" Bu, saya izin ke toilet " lanjutnya sambil mengangkat tangannya ke atas agar gurunya mengerti.

" Silakan Deva, tapi jangan lama - lama " ucap gurunya.

" Siapp bu " sahut Deva seraya melangkahkan kakinya ke luar kelas.

Setelah 5 menit berlalu giliran Retha yang melancarkan aksinya.

" Bu saya izin ke toilet udah kebelet " ucap Retha seraya mengangkat tangannya ke atas.

" Jangan lama - lama " ucap gurunya.

Retha hanya menganggukkan kepalanya dan berlalu pergi ke luar kelas.

Dira yang sedari tadi melihat aksi kedua temannya itupun hanya geleng - geleng kepalanya, ia sudah tau pasti mereka berdua akan ke kantin bukan ke toilet sudah kebiasaan.

Walaupun Retha anaknya itu keliatan kalem tapi kalau udah menyangkut perutnya yang laper dirinya sih mau - mau aja diajak membolos dengan alasan ke toilet.

Kini mereka berdua tengah berada di kantin, keadaannya yang masih sepi membuat mereka leluasa karena belum waktunya istirahat.

" Tumben lo mau diajak bolos, gak biasanya " ucap Deva seraya terkekeh sambil memakan nasi goreng yang dipesannya.

" Laper Deva " sahut Retha sambil terus memakan roti coklat dan susu coklat kesukaannya.

" Dihh kalau urusan makan aja nomor satu lo, heran gue badan lo kecil tapi kalau makan udah kek kuli aja " ucap Deva terkekeh.

" Bodo, yang penting kenyang " ucap Retha sambil terus memakan makanannya.

Setelah beberapa menit mengisi perutnya mereka memutuskan untuk kembali lagi ke kelas karena sebentar lagi bel istirahat berbunyi.

Saat berjalan kembali ke kelas, tak sengaja mereka berpapasan dengan Reno dkk yang mungkin baru saja turun dari rooftof.

Reno yang sedang berjalan pun tak sengaja bertemu dengan manik mata hijau milik Retha, mereka bertatapan selama beberapa detik, menyadari itu Reno lantas memutuskan kontak matanya dan berlalu melewatinya begitu saja.

Sementara Deva yang melihat Reno dkk sedang berjalan ke arah mereka pun panik sendiri, secara gebetannya juga ada disana dengan tampang coolnya, uhh bikin meleleh.

Anto yang melihat tingkah Deva panik sendiri pun inisiatif menyikat siku Bagas dan mendapat delikan tajam darinya.

" Nohh si Deva, Gas " ujarnya seraya berbisik di samping Bagas.

" Apa urusannya ama gue " timpalnya acuh dan berlalu mengejar Reno yang sudah jauh.

Deva yang melihat Bagas melengos begitu saja dari hadapannya hanya tersenyum simpul, mungkin dia harus berjuang lebih keras lagi agar bisa meluluhkan hatinya.

Retha yang sedari tadi diam memandangi kepergian Reno pun tersentak kala seseorang memanggilnya.

" Ehh ada neng Retha, gak usah dibawa pikiran sikapnya si boss emang kek gitu orangnya "

" Kalau gak mending sama abang Ojip aja dijamin bahagia " ucap Ojip seraya mengedipkan mata genitnya ke arah Retha.

Retha yang mendengarnya hanya tersenyum singkat seraya menganggukkan kepalanya.

Semenjak Reno menceritakan tentang kejadian mereka itu sebenarnya mereka semua paham ada benih - benih asmara diantara keduanya, namun yaa begitulah sikap gengsinya menguasai dirinya.

Jino dan Anto yang melihat tingkah Ojip itu pun memutar bola matanya malas dan berakhir menarik kerah seragam Ojip menggeretnya pergi dari sana. Ojip yang mendapat perlakuan dari Jino dan Anto itupun hanya mendelik pasrah sambil terus melambai - lambaikan tangannya pada Retha.

Retha yang merasa belum mengenal akrab semua teman - teman Reno pun hanya tersenyum canggung.

Retha merasakan gelenyar aneh di dirinya saat Reno menatapnya seperti tadi, apakah mungkin ia menyukainya? Ahh tidak mungkin, dirinya baru saja bertemu dengan Reno baru - baru ini karena tak sengaja dan itu pasti membuatnya terjerat dalam masalah.

Retha menggelengkan kepalanya mengusir pikirannya tentang kakak kelasnya itu, dan berlalu pergi menuju ke kelasnya. Deva yang sedang senyum - senyum sendiri pun menolehkan kepalanya ke arah samping dan mendapati Retha sudah tidak ada disampingnya.

" Woyy Retha main tinggal - tinggal aja elahh!! " teriaknya sambil berlari saat melihat Retha yang sudah ada di ujung koridor.









Holaa gaess update nihh😊
Mogaa sukaa ama ceritanyaa

Sedikit demi sedikit akan menuju konflik gaess 😆

Vote + komen yaa kalau suka ama ceritanya

Vomen kalian amat berarti bagi autjor:)

Kalau ada typo komen aja dibawah gak dilarang

See you next chapter😍
Lovee youu semuaa💚

R E N O [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang