Langit malam yang dipenuhi gemerlap bintang serta cahaya bulan menemaninya sekarang.
Retha ya gadis itu sekarang sedang berada di balkon kamarnya dengan ditemani segelas susu coklat hangat ditangannya, seraya menikmati hembusan angin malam yang menerpanya.
Sekelebat ingatan dirinya teringat akan perkataan Reno waktu itu yang mengatakan ia sekarang menjadi tanggung jawabnya, saat itu seketika ia merasakan hatinya senang.
Tapi saat kejadian tadi dimana Reno tengah menatapnya dan memutuskan pandangannya begitu saja serta pergi dari hadapannya tanpa sepatah kata apapun hatinya terasa sedikit nyeri entahlah apa yang membuatnya seperti itu, apakah ini yang namanya jatuh cinta? Tapi mungkinkah ia jatuh cinta dengannya, dengan waktu yang sesingkat ini dan pertemuan yang tak terduga.
Ahh rasanya seperti campur aduk, dirinya yang notabenya hanya seorang murid biasa dipertemukan dengan seorang ketua geng yang mempunyai musuh dimana - dimana, dan ia masuk ke dalam lingkungannya dengan orang - orang asing yang tak ia kenali. Rasanya tidak bisa dijelaskan dengan kata - kata.
Tak mau ambil pusing, Retha pun melanjutkan rutinitasnya memandangi langit malam yang indah nan cantik. Hingga suara bundanya mengalihkan perhatiannya.
" Retha turun nak, makan dulu!! " teriak Siska dari arah tangga.
" Iyha bunda!! " sahut Retha seraya masuk kembali ke dalam kamarnya tak lupa menutup pintu balkonnya, dan berlalu pergi menuju ruang makan.
•••
Sama halnya dengan Reno malam ini, ia tengah berada di sebuah tempat kosong tak berpenghuni, tempat yang selalu ia datangi saat dirinya merasa terpuruk, tempat yang sunyi, sepi, nyaman dan tak diketahui orang lain selain dirinya.
Reno memandangi ribuan bintang yang tengah bersinar terang di atas sana, hingga sorot matanya menangkap salah satu bintang yang paling terang di antara ribuan bintang lainnya.
Reno tersenyum lebar, yaa senyum yang jarang ia perlihatkan ke siapapun selain pada Mamanya dan Luna. Ia yakin bintang yang bersinar amat terang itu adalah Mamanya yang sudah bahagia di sana dan tengah tersenyum melihatnya, walaupun dirinya sendiri rapuh tanpa sosoknya, tapi ia yakin selalu Mamanya akan terus ada di sampingnya menemaninya dalam suka maupun duka.
" Reno kangen Mama " ucapnya lirih yang mungkin hanya terdengar seperti bisikan saja.
Setelah pergi berziarah ke makam Mamanya bersama Luna tadi, ia lalu pergi ke sini setelah mengantarkan adiknya pulang terlebih dahulu.
Ia ingin bercerita pada Mamanya apa yang dirasakannya selama ini tanpa orang lain mengetahuinya, hanya ia, Mamanya dan Tuhan yang tahu.
" Maa, Reno mau cerita, mama dengerin yah "
" Malam itu Reno gak sengaja liat seorang cewek yang digangguin sama preman, Reno bantuin dia sampai anterin ke rumahnya "
" Setelah kejadian itu, hari - hari berikutnya Reno sering banget liat cewek itu di sekolah, saat Reno ada di dekatnya rasanya kaya beda Mahh, apa Reno suka ama cewek itu? Reno bingung Mah, saat itu Reno juga pernah bilang sama dia, mulai sekarang dia tanggung jawab Reno seperti Mamah sama Luna, apa itu salah Mah? Reno rasanya pengen selalu ada saat dia butuh dan saat dalam bahaya "
" Hmm, Mahh makasih Mama udah mau dengerin cerita Reno yang absurd ini " ucapnya sambil terkekeh.
" Reno lega karena udah cerita sama Mama, walaupun Mama gak ada di sini sekarang, tapi Reno yakin Mama dengar di atas sana "
" Reno sayang sama Mama melebihi dari apapun, Reno janji akan selalu menjadi sosok laki - laki yang bertanggung jawab dan berguna bagi semua orang, walaupun nyawa Reno sendiri yang menjadi taruhannya " ujar Reno panjang lebar, hanya dengan Mamanya ia berani mengungkapkan sejujurnya.
" Tapi maaf Mah, Reno belum bisa maafin kesalahan Papa yang udah buat Mama pergi, Reno udah ikhlas Mama pergi tapi Reno belum bisa memaafkan semuanya, maaf Mah " ucapnya lirih hingga tak sengaja setetes air mata jatuh di pipinya, cepat - cepat ia menghapusnya, ia tak mau Mamanya di sana sedih melihatnya menangis.
Reno rapuh, hatinya sesak mengngingat kejadian masa lalunya yang membuatnya terjatuh sedalam - dalamnya kehilangan sosok yang sangat berarti di hidupnya, biarkanlah malam ini menjadi saksi betapa perih dan beratnya kehidupan yang dialaminya, biarkan malam ini menjadi saksi melihat dirinya menangis sejadi - jadinya tanpa orang lain melihatnya.
Setelah beberapa menit menenangkan dirinya, akhirnya Reno memutuskan untuk pulang karena hari semakin larut, ia tak mau Luna khawatir dengannya.
" Mahh, Reno pamit pulang dulu udah malem nanti Luna khawatir " ucapnya seraya memandang bintang yang masih bersinar terang itu.
" Assalamu'alaikum Mah " pamitnya seraya melangkahkan kakinya pergi meninggalkan tempat itu.
Setelah Reno sudah benar - benar pergi dari sana, bintang yang nampak bersinar paling terang itu pun perlahan - lahan meredupkan sinarnya dan akhirnya menghilang.
Seolah - olah bintang tersebut benar - benar mendengarkan keluh kesah Reno, dan sekarang lenyap hilang di antara beribu bintang di atas sana, seiring dengan kepergian Reno dari sini, seolah mengikutinya kemanapun dia pergi.
Holaa gaess update nihh😊
Moga sukaa ama ceritanyaGimana feelnya? Dapet gak semoga aja dapet😆
Kalau ada typo silahkan komen gak dilarang
Vote + komen jangan lupa
Vomen kalian sangat berarti bagi author:)
Jangan lupa juga pencet tombol bintang di sebelah kiri bawah yaaa
See you next chapter😍
Lovee youu💚
KAMU SEDANG MEMBACA
R E N O [ REVISI ]
Teen Fiction[ TAHAP REVISI ] DISINI SAYA UMUMKAN BUAT PARA PEMBACA BAHWA CERITA INI TENGAH MELAKUKAN REVISI BESAR - BESARAN, JADI SAYA MOHON MAAF ATAS KETIDAKNYAMANANNYA, KALAU CERITANYA BERANTAKAN. OKE, SEKIAN DARI SAYA, TERIMAKASIH ○ ○...