RENO | 21

322 14 5
                                    

" Mungkin benar kata orang jangan suka memendam rasa benci atau ketidaksukaanmu pada seseorang di hati, karena pada akhirnya juga hatimu tak akan kuat terlalu lama menahan rasa suka itu datang "
.
.
.

     Seminggu telah berlalu, hari ini adalah puncak perayaan ultah SMA CAHAYA BANGSA, yang berarti juga penampilan perdana Retha dan Reno di atas panggung.

Setelah beberapa hari kemarin mereka berdua menghabiskan waktunya bersama untuk melakukan latihan, kesempatan inilah yang membuat keduanya semakin hari  makin akrab.

Dilihatnya sekarang, halaman SMA CAHAYA BANGSA disulap menjadi sebuah panggung megah nan cantik, ornamen - ornamen hasil karya siswa - siswi pun terpajang rapih di setiap samping panggung.

Kerlap - kerlip lampu bertebaran di seluruh sekolah, menghiasi setiap sudut sekolah dengan indah, tak lupa juga banyak stand - stand makanan yang dihidangkan khusus untuk seluruh warga sekolah hari ini.

Semuanya nampak cantik dan tampan hari, dengan balutan dress putih maupun kemeja putih yang menawan sangat pas dipadukan untuk acara hari ini, karena malam ini adalah malam yang bersejarah bagi semua, makanya digambarkan dengan warna putih yang bersih.

" Kok gue cantik banget sihh hari ini " ucap Deva sambil memperhatikan penampilannya sedari tadi.

" Ribet banget sihh lo dari tadi ngomel mulu " ucap Dira yang kesal, mungkin efek pms kali yak, marah - marah mulu dari tadi.

" Etdah napa lu, marah - marah gak jelas " sahut Deva.

" Woyy!! Diem napa, debat mulu lo berdua, budeg nihh kuping gue!! " teriak Ratu yang merasa sangat kesal terhadap keduanya.

" Orang dia duluan yang marah ama gua dahh " ujar Deva sambil melihat ke arah Dira yang memasang wajah juteknya.

" Diem!! " sarkas Berlin, Deva yang mau ngomong itu pun tak jadi.

Sedangkan Retha sekarang tengah dilanda cemas dan khawatir, gimana gak cemas coba, sedari tadi ia mencoba mencari keberadaan kakak kelasnya yang tak tau entah kemana.

Ia sudah mencarinya keseluruh sudut sekolah namun hasilnya nihil, ia juga sempat bertanya pada teman sekelasnya namun nihil juga.

" Tenang aja sih Ret, ntar juga Kak Reno bakal dateng, mungkin masih ada urusan kali di luar " ucap Ratu yang melihat muka Retha yang cemas itu.

" Ehh btw kok gua juga gak liat Kak Bagas yha dari tadi, anak - anak SAGAR juga gak ada kan " ucap Deva sambil celingak - celinguk mencari keberadaan Bagas dan yang lainnya.

" Itu masalahnya, aku pun juga gak ngeliat mereka sedari tadi di sekolah, kok perasaanku jadi gak enak ya " sahut Retha yang mulai panik karena segala asumsi negatif bermunculan di kepalanya.

" Jangan nethink dulu lah, mungkin macet di jalan ya kan " ujar Ratu.

" Bentar - bentar, kenapa lo jadi perhatian banget sih sama Kak Reno? " tanya Dira pada Retha yang sedari tadi menyimak.

" E-enggak kok, kan bentar lagi giliranku sama Kak Reno naik ke atas panggung, jadi yaa cemas lahh " jawab Retha gugup.

" Iyha dehh terserah Retha " ucap Berlin sambil tersenyum.

R E N O [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang