Seluruh murid SMA CAHAYA BANGSA berhamburan keluar dari ke kelas mereka masing - masing, menuju ke lapangan utama untuk melakukan kegiatan wajib hari senin bagi para pelajar yaitu melaksanakan upacara bendera.
Pemimpin upacara telah memasuki lapangan upacara, menandakan upacara bendera akan segera dimulai. Seluruh murid mengikuti upacara dengan hidmat, hingga sampai pada sesi kepala sekolah menyampaikan pidato suasana mulai riuh, saat pak badrun membawa deretan para most wanted cabang ( cahaya bangsa ) yang terlambat ke tengah lapangan.
" kalian semua baris di hadapan kepala sekolah sekarang! " titahnya.
Deretan most wanted cabang yang terlambat tadi itu dengan segera berbaris rapi di hadapan kepala sekolah. Kepala sekolah pun memberikan beberapa wejangan untuk para murid yang datang terlambat, membuat upacara menjadi lebih lama.
" aduh lama banget, gerah ini gue " dumel Deva yabg sedari tadi tidak bisa diam di tempat, selalu ada saja tingkahnya. Deva Maharani, sifatnya yang tidak bisa diam, bawel, juga memiliki ciri khas suara yang cetar membahana badai ulala jeder jika emosi, membuat teman - temannya harus ekstra sabar jika menghadapinya.
" mana gak ada angin, panas " sahut Dira yang kini tengah menggunakan kedua tangannya untuk mengipasi wajahnya yang kepanasan kena terik matahari. Anindira Chalinda, memiliki sifat yang sebelas dua belas dengan Deva, tapi Dira lebih rada kalem. Memiliki postur tubuh yang ideal bak model, kulit putih bersih menjadi dambaan para kaum laki - laki.
Untungnya mereka berada di barisan paling belakang, jadinya gak ketahuan kalau di lihat dari depan, " udah sabar dulu, bentar lagi juga selesai " ucap Retha pada temannya itu.
" nah iya tungguin aja " celetuk Ratu yang berada di barisan belakang mereka. Ratu Amalia, orangnya itu baik, pintar, tapi lolanya minta ampun. Deva dan Dira pun menghela napasnya, oke lebih baik mereka diam. Akhirnya upacara bendera telah usai, seluruh murid langsung membubarkan diri meninggalkan barisan, menuju ke kelas mereka masing - masing.
Tapi tidak dengan deretan para most wanted cabang yang terlambat tadi, mereka sekarang tengah diinterograsi oleh Pak Badrun selaku guru pembina,
" kalian lagi kalian lagi, capek bapak lihat kalian terus " ucap Pak Badrun seraya berkacak pinggang mengamati satu persatu anak muridnya.
" kalau capek istirahat pak, duduk anteng sambil ngopi, beuh mantap kali " celetuk Ojip dengan santainya. Ojip Usmantono, cowok yang memiliki hobi sebagai seorang fotografer handal, memiliki tampang yang rupawan dengan kulit sawo matangnya, namun kelakuan bobroknya bukan main, hingga membuat guru - guru dibuat naik darah akan tingkahnya.
" diem kamu pijo! Bapak lagi serius! "
" astaghfirullah, nama saya ojip bapak, bukan pijo " ucapnya frustasi, nama udah bagus gini main seenaknya diganti.
" bwahahahaha pijo, pisang ijo? Ngakak gue " sembur Anto dengan tawanya, dihadiahi geplakan oleh Ojip membuat Anto memberikan tatapan tajamnya, berani sekali menggeplak dirinya. Anto Kurniawan, cowok bobrok sebelas dua belas dengan Ojip, memiliki tampang yang rupawan, humoris, namun sering sekali disia - siakan oleh kaum cewek.
" udah! Sekarang kalian semua berdiri di depan tiang bendera sampai jam istirahat berbunyi! " titah Pak Badrun dengan lantang.
Mau tak mau mereka pun akhirnya melaksanakan hukuman yang diberikan Pak Badrun, daripada nawar keringanan entar malah suruh bersihin toilet belakang sekolah yang baunya sedap sekali, ogah mereka.
▪▪▪▪▪
Bel jam istirahat pertama telah berbunyi, membuat seluruh murid berhamburan keluar kelas untuk mengisi perut mereka yang kosong. Seperti sekarang ini Reno dan teman - temannya telah berada di kantin sebelum bel istirahat berbunyi, sebenarnya tadi saat Pak Badrun pergi ke dalam kantor, mereka memanfaatkannya untuk kabur dari hukuman dan berakhir di kantin.
"anjir gerah banget gue, berasa kek dijemur " ucap Ojip yang tengah membasuh wajahnya dengan air mineral yang ia beli tadi, " seger "
" lah, kan emang dari tadi kita dijemur babi " greget Anto, " ku tampol pake sambal mau kau? " Anto sudah siap dengan semangkok sambal ditangannya, dengan segera Ojip mengangkat jari telunjuk dan tengahnya bersama menandakan kita damai.
" eh bentar gue dapat pesan, katanya Lagos nantangin Sagar buat balapan di jalan biasa nanti malam " ucap Bagas seraya menyodorkan ponselnya pada teman - temannya, memperlihatkan pesan yang ia dapat, " gimana Ren? Terima nggak? " tanyanya pada Reno.
Reno yang tengah mengaduk - aduk minumannya menoleh ke arah Bagas, " terima " putusnya.
" oke " Bagas Adi Saputra, cowok dengan postur idealnya, kulit putih dengan mata coklat legam, humble, perhatian banget terhadap sekitar.
" mau kemana lo jin? " tanya Ojip pada orang yang ia panggil jin tadi, " toilet " ucap Jino seraya melangkahkan kakinya keluar meninggalkan area kantin. Jino Putralengka, orangnya judes, irit ngomong, sifatnya sebelas du belas dengan Reno.
▪▪▪▪▪
" lo pada mau pesen apa? Biar sekalian gue pesenin " ucap Dira pada teman - temannya,
" gue bakso sama ea jeruk satu " ucap Ratu pada Dira, " samain aja " tambah Retha.
" oke, Dev lo ikut sama gue " Deva yang ingin menitip makanan juga pada Dira menggerutu kesal, membuat Dira cekikikan.
Kini mereka tengah berada di kantin, mengisi perutnya yang meronta - ronta meminta makanan, " eh lin, lo bawa alat - alat yang disuruh Bu Tuti kemarin kan? " tanya Ratu pada Berlin yang tengah memainkan ponsel, " bawa, ada di tas gue " ucap Berlin.
Berlin Cantika, sifatnya dingin, namun kelakuannya bar - bar, dirinya pandai dalam hal bela diri, tak jarang dirinya banyak ditakuti oleh orang - orang yang ingin membuat masalah dengannya, baru maju dikit aja udah sengklek satu tangan, gimana gak ngeri sama dia.
" oke, mantap "
Retha yang tengah mencari keberadaan Deva serta Dira tak sengaja netra matanya bertatapan dengan netra mata hitam legam milik seseorang yang berada di ujung kantin, beberapa detik kemudian dengan segera Retha memutuskan kontak matanya dengan orang itu.
Holaa gaess heehee 😆
Next selanjutnya yaa see you 😊* maap kalo ada typo maklum masih belajar
KAMU SEDANG MEMBACA
R E N O [ REVISI ]
Teen Fiction[ TAHAP REVISI ] DISINI SAYA UMUMKAN BUAT PARA PEMBACA BAHWA CERITA INI TENGAH MELAKUKAN REVISI BESAR - BESARAN, JADI SAYA MOHON MAAF ATAS KETIDAKNYAMANANNYA, KALAU CERITANYA BERANTAKAN. OKE, SEKIAN DARI SAYA, TERIMAKASIH ○ ○...