123.52 Hukuman, Traktir, Mabuk

59 20 0
                                    

"Jadi, kita menamakan game ini dengan sebutan simulai menembak dimana tiap team berisi empat anggota melawan tim lain berjumlah sama banyak saling melindungi diri agar tidak terkena tembakan dan sebanyak mungkin menyerang tim lawan, batas waktu permainan adalah sepuluh menit, perhatikan kedepan, mereka akan mencontohkan nya."

Delapan orang masuk ke dalam arena dan melakukan demo singkat untuk cara bermain dan juga mengajarkan beberapa trik.

"Jadi, team siapa dulu yang mau bermain?"

"Laki dulu aja yang maju sana." Rena berkata seraya mendorong bahu Dewa yang langsung mendapat tatapan malas. "Tapi yang dikit kan cewek nya. Cuma tiga team."

"Turutin gue ajasih anjir."

"Pendiskriminasian ini namanya!"

"Shh! Udah jangan berantem. Inget umur, perkara gini doang aja dibuat ribet." Matthew buka suara diikuti anggukan Cakra. "Atur dah, gue ngikut."

"Tim Harris lawan team Dewa, tim gue lawan tim Segara, tim Arsen nanti lawan team yang menang dari empat team tadi. Deal ya!"

"Deal!"

Bahu Kanara di colek Agatha, "yang ini hukumannya apa?" Arawinda dan Kanara menengok bersamaan.

"Satu sendok makan wasabi sama teh herbal cina."

"Untung di tim kita ada Na sama kak Yer."  Kanara tertawa seraya menggeleng. "Gue nggak sejago itu kali."

"Enak lagi tuh kalau tim kita ditambah, Harris, Aksa, Darren sama Mamat. Udah pasti menang nya."Yeri menyahut dengan pandangan fokus memperhatikan permainan tim pertama dan kedua yang tengah berlomba.

"Karena pistolnya kebagi jadi dua, jarak dekat sama jauh, siapa yang mau jadi penyerang jarak dekat?"

"Penyerang jarak dekat punya peran penting sih kak menurut gue, soalnya yang senapan buat jarak jauh kan diam di tempat."

"Gantian aja gimana?"

"Lima menit awal lima menit akhir?"

"Iya gitu. Gimana menurut kakak?"

"Setuju. Berapa jumlah batas tembakan yang bisa kena kita?"

"Tiga tapi di dada, selain disana nggak dianggap sah."

"Oke. Kalian berdua juga setuju?"

"Ngikut ajalah gue kak."

—00—

Ketiga puluh dua manusia serempak melakukan check out pada pukul tiga sore. Keadaan mobil Harris senyap, sepertinya Haidar dan Harris kehabisan tenaga untuk adu argumen satu sam lain.

"Laper."

"Sama."

"Perasaan tadi habis arung jeram, kita dikasih prasmanan. Kalian nggak makan?" Tanya Kanara dengan fokus pada jalanan untuk menyalip kendaraan lain setiap ada kesempatan.

"Itu tadi jam dua belasan, sekarang kan udah jam tiga, Kana ku sayang ku." Kanara berdecak, "yaudah, mau mampir makan dimana?"

Felix yang ada tepat disebelah Kanara buka suara. "Gue ada satu tempat sih, sekalian gue traktir. Mau?"

"Selama itu gratis, gue selalu suka."

"Yes! Gas ajalah Lix."

"Yaudah, gue kabarin yang lain dulu sekalian."

Darren harus traktir (32)

Felix
Mau mampir makan dulu nggak? Di warung pinggir jalan tapi, kalau mau, gue traktir

Meredup [00line]✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang