123. 22 Terlibat

89 23 13
                                    

Jam masuk berbunyi tiga puluh menit yang lalu, tapi guru mapel selanjutnya tidak kunjung datang juga, setelah dipastikan oleh Nancy yang menjabat sebagai ketua kelas, pelajaran yang harusnya selesai pukul sebelas itu dinyatakan kosong tanpa tugas.

"Waktu gue males sekolah, ulangan di mana-mana. Giliran gue punya niatan sekolah dengan baik dan benar malah dikasih jam kosong kek gini, anjing lah."

Harris mengusak rambutnya yang berantakan hingga makin berantakan lalu menjatuhkan kepala diatas hoodie miliknya yang terlipat. "Tau gitu tadi pagi bolos aja gue anjing."

"Lo nggak tidur semalaman lagi?"

Harris berdehem saja untuk menjawab pertanyaan Kanara lalu mengusakkan wajahnya pada hoodie. Kanara menggeser kursinya lalu berbisik pada telinga Harris. "Ke uks sana. Nanti gue kesana juga."

Harris menggeleng, "gue cuma butuh tidur, bukan luka-luka." Kanara berdecak pelan, "pegel semua nanti leher lo, bego." Harris mendongak lalu menengokkan kepalanya pada Kanara, membuat Kanara sedikit menjauhkan kepalanya. "Gue nggak papa. Bukan masalah besar." Kemudian Harris kembali menjatuhkan kepalanya ke hoodie.

Kanara menjauhkan kepalanya seraya menghela napas pelan lalu melirik Haidar yang menguap, "lo tidur nggak semalem?"

Haidar mengangguk lalu nyengir lebar, "tidur lah, nyenyak banget." Kanara menghela napas, "bohong." Haidar menguap sekali lagi, "berharap apa sih gue kalau papa dateng?"

"Tidur aj--"

"CEK GRUP KELAS WOY! NILAI AKUTANSI DIKIRIM!" Kanara menatap ponselnya yang sedang di charge dengan keadaan mati. "Cek in punya gue ya!"

"Punya lo mah meskipun nggak di cek gak papa Na, orang lo nggak bakal remidi."

Haidar menguap lalu balas berteriak. "GUE JAMIN NILAI GUE SEMBILAN! VALID KAN?!"

"VALID LAH! ORANG SEKELAS SAMA SEMUA NILAINYA ANJIR!"

"Kompaknya nggak setengah-setengah gila, pasti sebentar lagi Bu--"

"MAMPUS! NANTI ULANGANNYA DI ULANG JADI TIGA ORANG TIGA ORANG ANJING! DOI NGEREBUT JAM ANTRO NJING!"

"SOALNYA DI GANTI DONG ASU!"

"RESEK BANGET BAJINGAN!"

Haidar mengusap wajahnya kasar lalu menatap Kanara yang mengendikkan bahu tidak peduli. "Na ayo ke warlang lah, bodo amat anjing sama ulangan, nggak peduli."

"Harris bangunin dulu sana."

"SKIP LAH HAYUK SEKELAS!"

"GAS!"

Haidar menepuk punggung Harris keras, "GEMPA GEMPA ANJIM RIS!" Harris menegakkan kepala dengan cepat lalu menatap sekitar dengan linglung sebab belum sepenuhnya sadar.

"Hah? Hah?!"

Kanara terkekeh lalu mengusak rambut Harris gemas, "wajah cengo lo gitu banget ahahahahah! Ayo bangun! Kita ke warlang sama yang lain."

—00—

Kanara membuang napas pelan seraya mengalihkan perhatiannya ke jendela mobil yang tertutup.

Kenapa dia jadi ada di dalam mobil? Bukan warlang?

Pukul sebelas tadi dia mendapat panggilan dari Nabastala yang bilang kalau dirinya harus menggantikan kakaknya untuk meeting dengan klien. Nabastala juga bilang kalau asistennya sudah menunggu di dalam sekolah untuk mengurus ijin.

"Ini gue meeting-nya pake seragam kak?" Yang dipanggil kak oleh Kanara melirik lewat kaca. "Kamu memangnya mau rapat pakai seragam?"

Kanara mendengus kepada sekertaris Nabastala. "Kak Christ, gue serius loh ini."

Meredup [00line]✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang