123.12 Temu

69 25 22
                                    

Kanara mengetuk bosan mejanya. Mengulang materi yang sama adalah hal yang paling membosankan untuk Kanara, sebab gadis itu cukup mengerti sekali dan jika dijelaskan lebih sekali, otomatis gadis itu tidak akan mendengarkan.

Haidar menguap lebar dengan kedua telinga tersumpal headset. Percuma juga jika dia memaksakan diri untuk mendengarkan penjelasan yang sama sekali tidak dia mengerti, yang ada nanti kepalanya migrain. Lagipula Kanara sepuluh kali lebih baik dalam hal menjelaskan materi, setidaknya begitulah menurutnya.

Harris sudah jatuh pulas beralaskan hoodie putih miliknya. Kedua telinganya juga tersumpal headset. Jika ditanya kenapa dia tidur dibanding mendengarkan materi pelajaran sosiologi, jawabannya hanya satu ; dia tidak tertarik. Lalu kenapa dia masuk IPS? Jawabannya satu kata ; diperalat.

Kanara menghidupkan ponselnya lalu mencari kolom chat antara dirinya dengan kakak laki-lakinya.

BapakKucing

Kak, nanti pulang ke apart?

G. Gw lmbr

Gue ke apartemen lo boleh kan?

Trsrh

Saham di rumah kan?

Hm. Properti sm Bunga jg

Gue langsung kesana balik sekolah.

Hm

Jaga kesehatan ya kak

Yap.

Kana sayang kakak


Kanara memasukkan ponselnya pada saku baju, bertepatan pada bel istirahat yang berbunyi. Wajah Haidar langsung berseri sementara Harris langsung bangun dari tidurnya dengan cengiran lebar.

"Menu makan hari ini?" Kanara bertanya seraya memasukkan buku sosiologi miliknya dalam tas lalu menatap Haidar dan Harris bergantian.

"BULGOGI!" Jawab keduanya bersemangat. Kanara terkekeh, "bahagia banget buset."

"Rasanya kayak ulang tahun terus dirayain satu sekolah!" Kanara terkekeh saja sementara Harris langsung mengalungkan tangannya pada pundak Kanara sementara Haidar menyimpan kedua tangannya dalam saku.

Ketiganya berjalan beriringan diiringi banyak sapaan dari setiap langkah mereka. Karena, siapa juga yang tidak mengenal ketiganya?

Ketiganya sama-sama punya julukan social butterfly karena ke ramahan dan mudahnya beradaptasi dengan sekitar. Kalau tidak percaya, coba tanyakan pada pedagang kaki lima yang berjualan tidak jauh dari sekolah, pasti mereka mengenal ketiganya. Atau coba tanyakan pada tukang kebun juga ibu kantin, pasti mereka mengenal ketiganya.

Kanara dengan pretty heart nya, Harris dengan pretty face nya dan Haidar dengan pretty smile nya. Jadi bisa dibilang ketiganya punya banyak teman daripada musuh, di sekolah ini. Seharusnya.

"Ayo batu kertas gunting, yang kalah nanti harus traktir cilor."

Haidar berdecak. "Ya Allah Na, lo beli segerobak nya juga mampu, ngapain minta traktir segala dah?"

"Jangan cilor, cilok aja cilok." Harris dengan cepat menolak.

"Cilor aja lah."

"Cilok aja."

"Kalau gue kalah, cilok, kalau lo kalah, cilor, kalau Haidar yang kalah, cilor buat gue, cilok buat lo. Setuju?" Harris mengajukan kesepakatan yang langsung disetujui oleh Kanara

Meredup [00line]✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang