123. 41 Dirga time!

53 12 28
                                    

Kanara menguap sekali lagi lalu mengambil gelas dibawah coffe marker yang sudah berisi kopi hitam panas. Sekali lagi Kanara menguap lalu melakukan peregangan singkat pada lehernya.

Dia tidak sempat tidur semalam sebab terlalu banyak hal yang harus diurus dan bersangkutan dengan perusahaan. Dia bisa saja sebenarnya untuk ijin tidak masuk sekolah, tapi Kanara ingat akan ada bab baru yang dibahas hari ini.

Kanara menghabiskan kopi nya dengan cepat lalu buru-buru membuat sarapan simple berupa roti bakar.

"ASSALAMUALAIKUM NA!"

"SYALOM!"

Kanara mendengus, "waalaikumsalam tolong suaranya di kondisikan. Rumah gue bukan hutan."

"Masak apa kamu?" Harris tiba-tiba sudah ada di sebelah Kanara dan berlagak seperti chef bintang lima. "Masak roti chef."

"Saya bukan bertanya sama kamu ya, saya bertanya pada si manis."

"Duduk sana, pagi-pagi dilarang membual." Harris dan Haidar menurut saja, keduanya duduk bersebelahan di kursi meja makan.

Kanara berbalik dengan dua piring berisi roti bakar lalu duduk di depan keduanya setelah menaruh kedua piring berisi roti bakar.

"Hm," Haidar berdehem dengan tangan menumpu wajah, tatapan matanya dia arahkan sempurna pada Kanara. "Gue tebak semalem lo nggak tidur."

"No bukti, hoax."

"Kantung mata lo makin item, fokus lo nggak penuh, terbukti dari sisir rambut yang masih nyangkut di rambut lo, ketiga lo lupa kalau gue alergi gandum."

Kanara melotot, "lah? Lo alergi gandum sejak kapan anjir?"

Haidar menjentikkan jarinya dengan Harris yang mengangguk sok takzim. "Tadi itu candaan dan lo panik, fix lo nggak fokus."

"Gue tebak, pagi ini lo minum kopi. Kopi item panas plus gula." Harris berujar seraya menguyah roti bakar miliknya.

Kanara mendengus tapi kemudian mengangguk, tidak ada gunanya membantah ucapan kedua temannya yang memang sesuai fakta.

"Maklum, gue orang sibuk."

—00—

Harusnya tadi pagi Kanara tidak menolak keras waktu Harris dan Haidar menyuruhnya istirahat di ruang UKS, setidaknya rasa kantuk dan pusing nya akan berkurang sedikit jika menuruti saran kedua temannya itu.

"Yaudah jangan tidur di kelas, di uks sana. Istirahat aja satu jam, kalo lo buat tidur disini, pegel nanti leher lo." Ujar Haidar.

Kanara menggeleng, tidak punya tenaga. "Bisa-bisa nanti gue ketiduran di lorong kalo sekarang kalian nyuruh gue ke UKS, udah di sini aja, pinjemin gue hoodie kalian. Beres."

"Gue gendong ayo." Harris menawarkan dengan atensi penuh pada Kanara.

Kanara menggeleng lagi, setelah istirahat ada quiz, jika dia tidur di ruang UKS, kemungkinan besar dia akan terbangun sore hari dan nilai quiz miliknya akan kosong. Tidak. Dia tidak mau rata-rata semesternya turun hanya karena quiz di salah satu mata pelajaran tidak tuntas. Tangan Kanara bergerak mendorong Haidar dan Harris--meskipun tidak berefek karena terlalu lemah--menjauh. "Udah sana jam istirahat keburu abis."

Kedua laki-laki itu akhirnya menghela napas pasrah, "yaudah nanti gue beliin makan." Kanara mengangguk saja lalu menjatuhkan kepalanya pada Hoodie yang sudah di tumpuk menjadi satu.

"Jangan di ilerin loh Na."

"Gue tumpahin air nanti,"

Satu menit setelahnya Kanara langsung terlelap hingga dua puluh lima menit kemudian dirinya terbangun karena suara dering ponsel miliknya begitu keras. Saat meluruskan kepala dengan cepat, Kanara menyesali keputusannya karena bangun tiba-tiba membuat matanya berkunang-kunang sesaat.

Meredup [00line]✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang