123.9 Pembohong

86 25 17
                                    

"Dar? Lo masih mau marah?" Kanara membuka pintu kamar Haidar lalu memasukkan kepalanya untuk melihat Haidar.

Haidar menolehkan kepalanya ke arah Kanara dengan wajah mengantuk lalu mendengus. "Mau nya sih gitu. Tapi enggak jadi ah, mager."

Kanara menghela napas. "Lo masih marah." Haidar berdiri lalu menggeleng. "Kalau gue masih marah, mana mungkin gue mau gendong elo terus taruh lo di kamar lo tengah malem tadi kan?"

"Ya lo bakal tetep jadi orang yang peduli semarah apapun elo." Haidar menghela napas lalu meraih handuk. "Lo yang kenal gue banget kayaknya." Kanara meringis tetapi kemudian mengangguk mantap.

"Gue tetep nggak mau Na."

Kanara menghela napas gusar tanpa sadar. "Masih dengan alasan yang sama?"

"Selalu. Mereka tetap orang tua gue jadi apapun yang mereka lakuin, gue memaklumi itu."

"Memaklumi yang lo maksud itu lo bakal tetep diem saat di pukul, dilempar kursi, di cambuk? Gitu maksudnya?"

"Karena mereka orang tua gue. Gue cuma punya mereka sebagai keluarga asli gue. Gue udah cukup kehilangan sekali Na. Gue nggak mau lagi." Haidar merekahkan senyum. "Dah ah! Sono masak!"

Kanara akhirnya memilih menarik senyum tipis. "Maaf ya." Haidar mengibaskan tangannya tidak peduli. "Udah lewat Na. Bodo amat." Mata Kanara menatap Haidar yang memasuki kamar mandi lalu dia berbalik dan turun ke bawah untuk mulai memasak.

Soal Harris, Kanara sudah membangunkan cowok itu terlebih dahulu sebelum membangunkan Haidar. Tapi Kanara agaknya ragu bahwa cowok itu segera mandi. Saat sampai di dapur dan mengeluarkan bahan apa saja yang dibutuhkan, gadis itu mulai memakai apron dan sibuk memasak.

Sepuluh menit terlewati dengan cepat. Sayup-sayup telinga Kanara dapat mendengar suara desingan coffe marker, perempuan itu lantas berdehem keras.

"Sarapan yang bener, jangan minum es americano pagi-pagi, bego!" Kanara berujar dari arah dapur basecamp. Dia jelas tau jika Haidar yang notabenya maniak es americano itu pasti akan memulai hari dengan meminum segelas es americano dengan 6 shot kopi.

Haidar mencibir saja tapi tetap melanjutkan acara minum kopinya. Harris menguap sekali lagi, cowok itu belum mandi dan langsung duduk di meja makan dengan muka bantal.

"Na! Haidar ngotot minum kopinya coba! Mana gue nggak dibikinin lagi!" Kanara menghela napas lalu mematikan kompor dan menuangkan pasta pada ketiga piring yang dia siapkan.

"Satu!" Haidar dan Harris kompak saling lihat lalu melempar senyum miring.

"KITA SAYANG KANA!"

"NGGAK GITU CARA MAINNYA YA BASAT!" Kanara akhirnya berteriak dengan wajah super kesal. "KALAU PASTANYA NGGAK DIAMBIL, NGGAK BAKAL GUE BAWAIN APALAGI MASAKIN LAGI!" Sambungnya, membuat Haidar dan  Harris serempak berdiri lalu berlari sekencang kencangnya menuju dapur untuk mengambil jatah sarapan mereka.

Mata Kanara menatap Hyunjin yang masih belum mandi. "KOK BELUM MANDI?!"

"ENGGAK AH! ENTAR JUGA KOTOR LAGI! MALES!"  Kanara duduk disalah satu meja makan lalu menghela napas lelah. "Dahlah terserah."

"NA! GUE DI DORONG SAMA IDAR!"

"DIA AMBIL PASTA GUE COBA NA!"

"NA! DIA MAU REBUT PASTA GUE COBA!"

"NA! GUE MAU DICOLOK PAKE GARPU SAMA HARRES!"

"DIA YANG MAU COLOK GUE DULUAN NA!"

"CEPET BALIK ATAU MATI!" Terdengar langkah terburu-buru Harris dan Haidar dari arah dapur. Keduanya dengan cepat duduk ditempatnya semula lalu memulai sarapan.

Meredup [00line]✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang