123.49 Plan

50 14 4
                                    

Kanara menatap jam yang terpasang di depannya lalu kembali menatap lembar jawabannya yang sudah terisi penuh. Mata gadis itu kembali mencermati sekali lagi, mulai dari identitas diri hingga mengulang kembali bacaan dan jawaban secara cepat.

Jam pergantian menunjukkan waktu kurang dua puluh menit sebelum pergantian mata pelajaran. Kanara berdiri lalu melangkah mantap mendekati salah satu mesin scan nilai dan menaruh lembar jawabannya disana untuk di scan.

Begitu nilai miliknya masuk dalam kolom namanya, Kanara menghela napas lega, cukup puas dengan hasilnya. Gadis itu melangkah lurus lalu membuka loker belajar miliknya dan mengambil buku catatan ekonomi dari sana lalu kembali duduk pada tempatnya. Kanara punya cukup waktu untuk sekedar mengulang materi. Ujung matanya bergantian menatap Harris dan Haidar yang sibuk mengerjakan dengan dahi tertaut dalam lalu kembali fokus menatap buku catatan miliknya.

Tiga menit selanjutnya telinga Kanara mendengar derit kaki kursi bergesekan dengan lantai. Matanya menangkap Haidar dan Harris yang maju ke depan bersamaan lalu menaruh lembar jawaban mereka pada mesin scan yang tersedia.

Senyum Kanara tertarik begitu masing-masing nilai dari keduanya masuk dalam kolom dengan hasil yang memuaskan. Kenapa Kanara bisa tau nilai kedua temannya? Itu karena ada proyeksi yang menunjukkan nilai siswa secara realtime.

Pergantian jam berlalu dengan cepat begitu juga dengan waktu pengerjaan ujian yang Kanara rasa seperti dipercepat tiga kali lipat. Kanara memegangi kepalanya yang terasa pusing. Terlalu banyak angka masuk dalam otak miliknya yang dasarnya sudah hampir penuh.

Satu saja yang terpikir di otaknya saat ini, tidak perlu nilai sangat bagus, dia hanya perlu lolos dari KKM yang ditetapkan.

—00—

Keadaan mobil Harris hening, Kanara yang sibuk menyetir sedangkan Haidar dan Harris yang pundung akibat nilai ekonomi mereka yang tidak berhasil lolos dari KKM yang berarti mereka harus mengambil soal remidi minggu depan.

"Yang netapin kkm 85 tuh ada hati nurani gak sih anjing?" Gerutu Harris entah yang keberapa kali.

"Mana kalo ngasih soal pelit banget bajingan. Giliran latihan soal aja segunung." Kanara mendengus, 25 soal untuk pelajaran ekonomi sudah sangat cukup untuknya. "Emang kalau soalnya ada 40 lo yakin bisa nyelesein?"

"Diem deh Na, biarin gue ngedumel." Kanara berdecak seraya menambah kecepatan mobil. "Ngedumel nggak akan ngerubah nilai lo Dar. Mending kita cari gellato. Mau?"

"Traktir ya, gue nggak bawa uang cash."

"Traktir ya Na. Uang gue masih di bank."

"Iya."

"YES!"

—00—

"Hari ini web sekolah dibuka kan?"

Sena berhenti menyuapkan nasi ayam geprek dalam mulutnya lalu menatap Kanara yang baru saja datang. "Web sekolah kan nggak pernah ditutup."

"Maksud Na, web nilai, ikan nemo." Aksa menyahuti dengan nada malas.

"Restoran samping kantin hari ini menunya apa aja selain ayam geprek?"

"Vegetable with peanuts sauce and crispy rice--" Aksa memotong, "gado-gado, sama pecel lele Na." Sena berdecak, "padahal pake bahasa Inggris lebih terdengar classy."

"Bagaimana ujiannya teman? Baik?" Harris langsung duduk dengan senyum merekah sementara Haidar menjatuhkan kepalanya di meja kantin.

"Gue bilang gue salah jurusan."

"Bagus. Liat aja nanti."

TRINGG TRINGG

Kelimanya serempak membuka web sekolah untuk mengecek peringkat mereka masing masing. Kanara memasukkan id, kelas, nomor absen serta nomor ujian lalu menekan enter. Kanara menekan opsi pararel IPS lalu menghela lega saat namanya ada diurutan kedua pararel IPS.

Meredup [00line]✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang